Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Karpet Merah ke Benua Biru

 

Tiga pesepak bola putri Indonesia menjajal kompetisi di Benua Eropa. Bisa mendongkrak prestasi Indonesia di level internasional.

13 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Shalika Aurelia Viandrisa menjadi pemain sepak bola putri Indonesia pertama yang menandatangani kontrak dengan klub Eropa.

  • Zahra Muzdalifah menjalani uji coba di klub divisi Northern Premiere League Inggris, South Shields FC.

  • Naomi Hope Nielsen bermain bersama Lyngby Boldklub, klub Liga Super Denmark.

PESEPAK bola Shalika Aurelia Viandrisa bercerita tentang kiprahnya menjadi pemain sepak bola putri Indonesia pertama yang menandatangani kontrak dengan klub Eropa. Atlet kelahiran Jakarta, 1 Agustus 2003, itu sejak 8 Januari lalu bergabung dengan klub asal Italia, Roma Calcio Femminile (Roma CF). “Kontrak kemaren selama satu musim,” kata Shalika kepada Tempo melalui pesan tertulis, Kamis, 11 Agustus lalu.

Menurut dara berusia 19 tahun ini, karpet merah untuk berkarier di Benua Biru terbentang lantaran awalnya ia ingin melanjutkan pendidikan. Ia pun menempuh kuliah di Link Campus University, Roma, Italia, dan mengambil jurusan komunikasi digital. “Saya pindah ke Italia untuk kuliah. Sengaja ke sana karena ada kesempatan buat saya untuk bermain di klub (sepak bola),” ujar alumnus Binus School Simprug, Jakarta, ini.

Shalika sempat berlatih selama satu bulan di klub sepak bola milik kampusnya. Berkat bakat yang dimiliki, Shalika pun mendapatkan kesempatan untuk menjalani trial (uji coba) di Roma CF. Selama uji coba, Shalika mengaku menahan rasa sakit karena sempat mengalami cedera. Segala kemampuan dikeluarkan untuk meyakinkan jajaran anggota staf pelatih klub berjulukan Serigala Ibu Kota itu. “Setelah dua minggu akhirnya saya ditawari kontrak,” tuturnya.

Di klub Roma FC, Shalika menempati posisi bek tengah dan memakai baju bernomor punggung 4. Selama musim 2021/2022, Shalika bermain tujuh kali dari 26 laga. Di klasemen Liga Seri B Wanita, Roma CF menduduki peringkat ke-14 alias juru kunci dan terdegradasi ke Seri C di musim 2022/2023. Roma CF hanya sekali menang atas klub Pink Sport Time, sembilan kali seri, dan kalah 16 kali. Di Seri C musim 2022/2023 yang mulai bergulir 11 September mendatang, Shalika masih akan bermain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zahra Muzdalifah saat berlatih usai menjadi pemain South Shields FC, di Inggris, Juli 2022/Dok Instagram zahmur12

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Shalika mulai serius bermain sepak bola saat berusia 14 tahun, ketika dia pertama kali dipanggil masuk ke tim nasional U-16. Shalika juga pernah mendapat pendidikan sepak bola bersama klub ternama West Ham United hingga Bayern Muenchen. Pengalaman itu yang membuatnya cepat beradaptasi dengan kondisi dan iklim di Eropa. “Cuaca Italia tidak bermasalah bagi saya karena dulu pas umur 16 tahun sudah pergi ke Inggris,” ucap atlet yang memfavoritkan Real Madrid ini.

Meski telah menjajal kompetisi di liga Seri B Italia, Shalika merasakan permainannya masih perlu banyak peningkatan. Ia pun bertekad untuk lebih rajin berlatih agar bisa bermain di Liga Champions Eropa. Bek tim nasional sepak bola putri Indonesia ini juga bermimpi tampil bersama tim nasional di Piala Dunia.

Pesepak bola putri lain yang juga menjajal klub Eropa adalah Zahra Muzdalifah. Ia meniti karier di klub South Shields FC yang berbasis di South Shields; Tyne; dan Wear, Inggris. Zahra akan menjalani uji coba selama empat bulan, dengan opsi tawaran kontrak jika tampil sesuai dengan harapan. South Shields FC saat ini bermain di divisi Northern Premiere League.

Kini sudah satu bulan sejak kedatangannya di Inggris. Ia mengaku sudah bisa beradaptasi meski awalnya kagok karena perbedaan budaya dan cuaca antara Indonesia dan Inggris. “Ini pertama kali tinggal sendiri. Di Indonesia aja aku belum pernah tinggal sendiri,” kata Zahra melalui pesan suara, Rabu, 10 Agustus lalu.

Zahra menjelaskan, ia berangkat ke Inggris karena rekomendasi dari agennya, yakni ASIOP Football Academy. Ia bertekad berlatih lebih keras guna membuktikan bahwa pemain dari Asia bisa bersaing di liga Eropa. “Sebenarnya yang membedakan kami hanya postur badan dengan pemain Eropa, tapi secara kemampuan sebenarnya tidak kalah,” ujar pemain bertinggi badan 163 sentimeter ini.

Zahra kini bertekad bermain Liga Primer yang merupakan kompetisi tertinggi di Inggris. Indonesia yang masih berada di peringkat ke-94 FIFA, kata Zahra, menjadi kendala paling besar bagi kariernya. Berdasarkan regulasi Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), klub Liga Primer hanya diperbolehkan merekrut pemain dari negara dengan peringkat FIFA 50 ke bawah.

Zahra pun mempunyai cara lain untuk bisa tampil dan memperkuat klub kasta tertinggi ke depannya. Ia harus bisa mengumpulkan minimal 20 poin FA. Cara ia mengumpulkan poin adalah ikut berlaga dalam pertandingan yang masuk standar milik FA. “Kalau tidak salah, aku ada pertandingan September untuk mengumpul FA poin, melawan Sunderland. Kalau aku main di situ bakal dapat FA point. Ngumpulinnya dari situ,” ujar Zahra.


Naomi Hope Nielsen juga menjadi pesepak bola putri Indonesia yang merambah kompetisi Eropa. Pada 17 Juni lalu, Naomi bermain bersama Lyngby Boldklub untuk kompetisi liga putri di Denmark. Karier sepak bola Naomi bermula pada musim 2019 ketika tampil di Liga 1 Putri bersama Persija Jakarta. “Awalnya saya trial dua minggu dan puji Tuhan mereka menerima. Seru banget bermain di Liga Super Denmark. Saya bermain untuk tim senior,” ujar Naomi melalui pesan suara, Rabu, 10 Agustus lalu.

Naomi menceritakan suasana di klub Lyngby Boldklub yang bermarkas di Kota Lyngby-Taarbæk, pinggiran utara Kopenhagen. Ia mengatakan ada perbedaan dengan latihan di Indonesia. Menurut dia, jadwal latihan di Denmark telah tersusun dengan agenda sebanyak dua kali sepekan. “Kalau di Indonesia on and off. Sebulan main, sebulan kemudian tidak main. Jadi tidak seimbang, tidak ada jadwal tetap,” ujar pemain kelahiran Jakarta, 8 November 2002, ini.

Kesempatan bermain di Denmark, menurut Naomi, membuatnya berfokus mengembangkan diri. Ia bertekad untuk berlatih lebih giat sehingga bisa menembus kompetisi sepak bola yang levelnya lebih tinggi di Eropa. “Beberapa minggu ini aku sudah mulai rajin ke gym di luar latihan biar bisa lebih kuat dan stamina lebih bagus,” tutur Naomi.

Menurut dia, terdapat perbedaan antara sepak bola putri di Indonesia dan Denmark. Naomi menyebutkan terdapat 10 kompetisi liga sepak bola putri di Denmark, dari level senior sampai kelompok umur. “Di Indonesia cuma ada sekali liga pada 2019, habis itu tidak dengar kapan bisa main di liga lagi,” kata mantan pemain Persija Jakarta ini.

Pelatih tim nasional putri Indonesia, Rudy Eka Priyambada, berharap fenomena pesepak bola yang bermain di klub Eropa bisa mendongkrak prestasi Indonesia di level internasional. Ia yakin bakal banyak generasi muda yang termotivasi menjadi pemain sepak bola dengan peluang ke Benua Biru yang terbuka lebar. “Saya berharap fenomena ini bisa menularkan hal baik bagi timnas putri,” ucap Rudy melalui sambungan telepon, Kamis, 11 Agustus lalu.

Naomi Hope Nielsen saat menjalani debut pertamanya sebagai pemain Lyngby Boldklub, di Kongens Lyngby, Denmark, Juni 2022/Dok Instagram naominielsen_

Juru taktik berusia 39 tahun ini berharap fenomena ini juga akan mendongkrak euforia sepak bola putri di dalam negeri. Rudy, yang berjasa membawa tim nasional putri Indonesia lolos ke Piala Asia Wanita 2022, mengaku prestasi harus memiliki fondasi kuat dalam kompetisi liga putri. “Kompetisi katanya jalan September (nanti), tapi hanya kompetisi sesaat. Mudah-mudahan ada kompetisi berkelanjutan biar ada regenerasi,” ujarnya.

Urgensi kompetisi liga putri kembali bergulir, kata Rudy, bisa dilihat ketika Indonesia harus tumbang dalam laga lanjutan Grup A Piala AFF U-18 2022 melawan Vietnam. Pertandingan ini berlangsung di Stadion Jakabaring, Palembang, 27 Juli lalu. Tim Garuda Pertiwi kalah tipis 1-2 dari lawan. Dua gol yang disarangkan Vietnam berasal dari bola mati. “Saya pikir kalau pemain sering menghadapi situasi seperti itu, gol tak perlu terjadi. Situasi seperti itu datang dari mana? Ya, kompetisi.”

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan mengatakan telah meminta Departemen Teknik merancang program pengembangan untuk pembinaan sepak bola putri. Ia pun bakal mendukung para pemain putri yang bermain di luar negeri sehingga bisa meningkat prestasi. Menurut dia, program untuk sepak bola putri antara lain kursus kepelatihan buat pelatih putri dan ada pengembangan pemain lewat sekolah sepak bola dan Academy Liga 1.

Ke depannya, kata Iriawan, bakal ada program pengiriman pemain ke luar negeri dengan nama Program Garuda Select Putri. “Kalau Piala Pertiwi akan segera bergulir dalam waktu dekat ini. Sedang kita persiapkan semua kompetisi putra dan putri,” ujar Iriawan, Kamis, 11 Agustus lalu. Iriawan mengatakan PSSI telah meminta setiap klub memiliki tim putri. “Klub itu harus membentuk tim EPA (elite pro academy) putri mereka khusus Liga 1 dulu. Juga meminta asosiasi provinsi memutar kompetisi di daerah masing-masing,” katanya.

IRSYAN HASYIM 
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus