HOCKEY tampaknya kini meniru program pemassalan yang telah
dilakukan atletik. Pengurus Besarnya (PB PHSI) yang dibentuk
Januari lalu sudah menyusun programnya. Ketua Umumnya, P. Raj
Kumar Singh, baru saja menyerahkan 300 sticks (alat pemukul bola
hockey) kepada KONI untuk dibagikan di tempat pembinaan.
"Rencana kami ialah mendirikan 300 klub hockey di seluruh
Indonesia," kata Rudy Parengkuan, Sekretaris harian PB PI ISI.
Namun pekan lalu Raj Kumar menuduh pihak KONI kurang bergairah
meningkatkan perkembangan cabang olahraga ini. Pengurus KONI
sekarang cuma mau cari keuntungan komersial, katanya. Dan hockey
memang tidak komersial.
Tuduhannya ini berdasarkan antara lain pengalaman PHSI
mengadakan pertandingan antara mahasiswa se Jawa di Jakarta
April lalu. Sewa penginapan dan menu yang harus dibeli dari
Yayasan Gelora Senayan dianggapnya terlalu menyulitkan atlet.
Kemudian Stadion Hockey di Senayan yang sejak 1968 dijadikan
arena judi balap anjing hampir diserahkan kepada (Galatama)
sepakbola. Stadion ini sebenarnya dikontrak oleh PT SIDCO,
pengelola Canidrome itu, selama 30 tahun, tapi sejak April judi
sudah dilarang di Indonesia.
Walau dibangun khusus untuk olahraga hockey, stadion ini tak
terpakai karena hockey sempat pudar. Pudarnya hockey di
Indonesia, demikian sumber PB PHSI, "karena KONI tidak membantu
memasyarakatkan olahraga ini. Padahal, dibanding sepakbola, kans
hockey Indonesia lebih besar muncul di Olympiade atau kejuaraan
dunia lainnya."
Hockey Indonesia merosot selama 10 tahun terakhir. Di SEA Games
1979 Indonesia memang merebut medali perak, tapi sebetulnya
adalah nomor buntut juga, karena hockey cuma diikuti Malaysia
dan Singapura.
Malaysia wajar keluar sebagai juara. Setelah badminton dan
sepakbolanya merosot, Malaysia sangat menitikberatkan pembinaan
di hockey. Ketua Umumnya adalah Perdana Menteri.
Untuk sementara, pengurus PHSI meminta KONI supaya jangan
menuntut target tinggi dari hockey. Untuk tingkat SEA Games,
Malaysia unggul sekali. Tingkat Asian Games? Wah, India dan
Pakistan yang menduduki ranking atas dunia jelas akan
mendominasinya. Namun Raj Kumar, WNI dari Medan yang leluhurnya
berasal dari daerah penggemar hockey di Punjab, India,
optimistis. Program PB PHSI 1981-84 adalah pemassalan lewat
Sekolah Menengah. Diharapkan di tingkat perguruan tinggi
bibit-bibit itu sudah bisa berprestasi.
Penggemar olahraga ini meman sudah mulai bertumbuh di kalangan
pelajar dan mahasiswa. Di Stadion Hockey Senayan sekarang ini,
misalnya, seming gu dua kali pelajar SMP 130, SPG/ SMEA Widuri,
SMA 16, 23 dan 24 berlatih olahraga ini. Peminat dari kalangan
mahasiswa, baik pria maupun putri, sudah banyak di ASMI, Ul dan
IKIP Jakarta, Unpad, ITB, dan Universitas Gajah Mada.
Beberapa klub masih ada di Sum-Ut, Sum-Bar, Sum-Sel, Ja-Bar, DKI
dan Ja-Tim. Keenamnya lolos pra-kualifikasi PON 1981. PHSI
mencatat keanggotaan juga dari pengurus daerah Ja-Bar, Ja-Teng,
Sum-Sel dan Sul-Sel.
PB PHSI dalam menggalakkan kembali pembinaan hockey di
daerah-daerah memohon bantuan pemerintah, kata Raj Kumar, yang
juga Direktur PT Kebun Bunga yang menjadi leveransir Hankam
itu. Terutama diharapkannya sarana latihan. Dibanding dengan
lapangan sepakbola, lapangan hockey sangat sedikit. Lapangan
hockey di Stadion Kuningan, Jakarta, bahkan sudah diserobot
untuk sepakbola. Sedang di Medan, lapangan hockey menciut dari
tiga menjadi satu saja.
Ada 12 lapangan atletik di Jakarta, dibanding untuk hockey
tinggal 3, sedang Stadion Hockey Senayan akan dibagi
pemakaiannya. Yaitu track untuk atletik sedang field-nya untuk
hockey.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini