Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Bidak-Bidak Ke Sala

Turnamen catur grandmaster 1982 memperebuntukan "piala ibu Tien Soeharto", diikuti oleh 16 negara dengan 18 gm, 5 mi dan 1 mn. sekaligus mempromisikan keindahan Indonesia. (or)

13 Februari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NYONYA Tien Soeharto ternyata punya langkah pembukaan favorit dalam permainan catur: e2-e4--langkah yang digemari banyak Grandmaster (GM). Di pendopo Istana Mangkunegaran, Sala, 8 Januari sore, langkah itu dimainkannya untuk atlet nasional GM Herman Suradiredja sebagai gong pembukaan Turnamen Catur Grandmaster 1982. TCG 1982 memang dipandang sebagai peristiwa luar biasa bagi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi). Tercatat 16 negara dengan 18 GM, lima Master Internasional (MI), dan satu Master Nasional (MN) ambil bagian dalamkejuaraan memperebutkan "Piala Ibu Tien Soeharto" dan hadiah uang US5 50.000 ini. "Belum pernah ada kejuaaan di dunia yang diikuti oleh Granmaster sebanyak sekarang," kata Ketua TCG 1982, Begug Purnomosidi SH. Jumlah peserta GM dalam suatu kejuaraan memang amat menentukan untuk pengkategorian turnamen tersebut. TCG 1982, menurut Begug, merupakan kategori IX. Artinya jika seorang peserta, yang belum menyandang titel GM, berhasil mengumpulkan 70% angka kemenangan, maka ia berhak mendapatkan gelar tersebut. Peserta asing dan lokal yang belum bertitel GM dalam TCG 1982 adalah MI Lito Maninang (Filipina), Ml Ravi Kumar (India), MI Ardiansyah, MI Arovah Bachtiar, dan MN Ronny Gunawan -- tiga yang terakhir ini dari Indonesia. Bagi peserta bepredikat GM, kemenangan dalam TCG 1982 akan memperbaiki ELO Rating, mereka--nilai ini bergerak naik atau turun berdasarkan prestasi dalam suatu kejuaraan. Dalam TCG 1982 ELO Rating rata-rata peserta 2 - 500 - Angka tertinggi dipegang oleh GM Chrishansen (Amerika Serikat), 2.585. Kelebihan angka itu, antara lain yang dipakai untuk mengatrol Arovah ke dalam persyaratan yang ditentukan -- ia membutuhkan 140 angka tambahan. GM yang mempertaruhkan nama dalam TCG 1982 memang bukan sembarang. Di antaranya: Raymond Keene (Inggris), Gennadi Sosongko (Belanda), Yuri Averbach (Uni oviet), Orestes Rodrigues (Peru), J. Bollom (Spanyol), dan Duncan Suttles (Kanada). Yang kurang disegani lawan mungkin cuma Herman Suradiredja yang punya ELO Rating terendah di kalangan GM: 2.400. Keene, pernah bertanding di Jakarta 1979, adalah pemain Nomor 2 di Inggris saat ini. Ia dikenal sebagai pemain yang matang dalam analisa--terutama menghadapi posisi terjepit. Keene, penulis buku catur Active Opening Strateg sering dipakai sebagai sekondan (penganalisa pertandingan) dalam pertandingan internasional. Termasuk pertandingan final Kejuaraan Dunia Catur 1978 dan 1981 -- masing-masing di Baguio (Filipina) dan di Merano (Italia). Ia mendampingi penantang gelar Viktor Korchnoi yang berhadapan dengan Anatoly Karpov (Uni Soviet). Tahun 1979, di akarta, Keene mcngalahkan pemain top Indonesia Ardiansyah dan Fddy Handoko. Super GM Akan Sosongko bukan cuma sekondan tapi juga pernah sebagai pelatih Korchnoi--waktu keduanya masih tinggal di Leningrad. Orang yang namanya seperti nama Indonesia ini meninggalkan Uni Soviet 1972. Di Belanda, saat ini ia menempati urutan ke-2 setelah Jan Timman. Walau baru menyandang gelar GM pada 1977, Sosongko diperhitungkan lawan di berbagai turnamen. Ia termasuk 20 pemain terbaik dunia. ELO Ratin, Sasongko: 2.580. Averbach, di tahun 1950-an dijuluki s2lper GM, juga bukan orang baru bagi pemain catur Indonesia. Ia, sebelum iRi, sudah tiga kali bertanding dan berdemonstrasi di sini: 1956, 1960, dan 1979. Averbach, 60 tahun, merupakan pemain tertua dalam TCG 1982. "la jangan dianggap enteng," kata Ardiansyah. Kelebihan Averbach, di mata Ardiansyah, adalah kuat dalam pertahanan. Hidup bagi Averbach memang papan catur. Tak ada hari yang berlalu di kepalanya tanpa memikirkan bidak. Ketika ditemui Max Wangkar dari TEMPO di kamar 1403 Hotel Sahid Jaya, menjelang bertolak ke Sala, Averbach asyik bermain catur sendiri--ia punya papan catur khusus berukuran 16 x 16 cm. "Kerja saya tiap hari menganalisa pertandingan," kata Averbach. Bagaimana peluang mereka dalam TCG 1982? Averbach, juga GM lainnya, tampak merendah. "Saya bukan pemain catur profesional lagi," kata Averbach yang belakangan ini sibuk membina tim catur junior Uni Sgviet. Ia menjagoi pemain seperti Holak Krusnoslov (Yugoslavia) dan beberapa GM Eropa Timur lainnya. Korchnoi sebetulnya juga berminat ikut TCG 1982. Ia bahkan menyampaikan langsung permintaan agar diundang lewat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Swiss--negara tempat Korchnoi sekarang menetap. Ia, menurut Begug, memang tidak diundang. Karena ia adalah pelarian Uni Soviet. "Kalau ia datang akan dijadikan tamu kehormatan saja," kata Begug. Tapi sampai saat pembukaan Korchnoi masih belum muncul. Mengenai sasaran Indonesia, menurut Begug, adalah menelurkan satu GM dan satu MI. Kandidatnya adalah Ardiansyah dan Ronny Gunawan--keduanya memang potensial untuk meraih gelar tersebut. Target lain: TCG 1982 sekaligus dimanfaatkan untuk mempromosikan keindahan alam Indonesia. "Orang Eropa umumnya catur minded. Di mana ada pertandingan catur (tentu saja yang bermutu) mereka akan berbondong-bondong datang. Ini akan kita manfaatkan untuk pengembangan pariwisata," kata Begug. Karena itulah TCG 1982 yang berlangsung dari 8 sampai dengan 13 Februari, dimainkan di dua kota: Sala dan Denpasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus