Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Tim Nasional Sepak Bola Amputasi membuat sejarah dengan lolos ke Piala Dunia Sepak Bola Amputasi 2022 di Turki.
Persiapan selama lima bulan dalam keterbatasan anggaran dan fasilitas.
Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia menargetkan timnas berada di posisi 10 besar Piala Dunia 2022.
ADITYA, 24 tahun, tak menyangka Indonesia mampu membuat sejarah dengan lolos ke Piala Dunia Sepak Bola Amputasi 2022 yang akan digelar di Turki, 1-9 Oktober mendatang. Kapten tim nasional sepak bola amputasi (Garuda INAF) itu menyumbang satu gol dari kemenangan 3-0 Indonesia atas Malaysia di laga kedua Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Timur di Dhaka, Bangladesh, Ahad, 13 Maret lalu. Sehari sebelumnya, Aditya juga mencetak tiga gol dalam kemenangan telak 8-0 atas tuan rumah.
Garuda INAF memastikan tiket ke Piala Dunia Sepak Bola Amputasi 2022 karena menjadi runner-up grup meski kalah 0-2 dari Jepang pada pertandingan ketiga, Senin, 14 Maret lalu. Jepang, kata Aditya, tim terkuat karena pernah tampil di Piala Dunia Sepak Bola Amputasi. Sementara itu, Garuda INAF yang berada di bawah Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI) baru terbentuk pada 2018. “Saya berharap bisa menembus fase grup Piala Dunia Sepak Bola Amputasi,” kata Aditya saat ditemui di mes Garuda INAF di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin, 21 Maret lalu.
Aditya menjadi personel lini depan Garuda INAF bersama Agung Rizki Satria, 22 tahun. Agung menjadi pencetak gol terbanyak bagi Garuda INAF di Kualifikasi Piala Dunia Sepak Bola Amputasi itu. Dia menyumbangkan lima gol: 4 gol ke gawang Bangladesh dan 1 gol saat melawan Malaysia. “Aku biasanya bergantian dengan Agung di depan. Tapi kebanyakan aku yang membuka ruang buat dia,” tutur Aditya mengenai kerja samanya dengan Agung. “Tapi semua tergantung strategi dari pelatih,” ucapnya menambahkan.
Adit—sapaan akrab Aditya—bergabung dengan Garuda INAF setelah kehilangan kaki kanannya. Pemain yang pernah membela Persib Bandung U-17 di Piala Soeratin ini mengalami cedera patah tulang kaki kanan ketika memperkuat klub sepak bola Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dalam Torabika Campus Cup 2017. Saat itu dia turun sebagai penyerang. “Kejadian waktu itu ujung sepatu kiper menyodok betis saya sehingga tepat mengenai tulang kering,” ujar Adit.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo