Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Berita Tempo Plus

Mengapa Bulu Tangkis Gagal Memberikan Emas di Asian Games?

Bulu tangkis gagal menyumbangkan medali untuk pertama kalinya di Asian Games. Perlu pembenahan manajemen, kepelatihan, dan atlet.

29 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Atlet bulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting mengembalikan kok ke arah lawannya asal China Li Shifeng pada babak perempatfinal Asian Games di Binjiang Gymnasium, Hangzhou, China, 5 Oktober 2023/Antara/M Risyal Hidayat
Perbesar
Atlet bulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting mengembalikan kok ke arah lawannya asal China Li Shifeng pada babak perempatfinal Asian Games di Binjiang Gymnasium, Hangzhou, China, 5 Oktober 2023/Antara/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Cabang olahraga bulu tangkis tanpa medali di Asian Games untuk pertama kalinya.

  • Kegagalan di Asian Games 2022 Hangzhou mengancam tradisi medali emas di Olimpiade.

  • PBSI melakukan pembenahan dengan membentuk Kelompok Kerja dan Satuan Tugas Road to Olympics Paris 2024.

UNTUK pertama kalinya dalam sejarah Asian Games, Indonesia gagal meraih medali di cabang olahraga bulu tangkis. Tidak ada satu pun wakil tim nasional Merah Putih yang maju ke babak semifinal badminton nomor perseorangan Asian Games 2022 Hangzhou, Cina. Kegagalan juga terjadi di nomor beregu putra dan putri. Padahal kurang dari delapan bulan lagi pesta olahraga sejagat Olimpiade Paris 2024 akan dimulai. Sejak bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992, pebulu tangkis Indonesia selalu meraih medali emas.

Tidak ingin tradisi medali emas bulu tangkis di Olimpiade itu hilang, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) membentuk Kelompok Kerja dan Satuan Tugas Road to Olympics Paris 2024. Sekretaris Jenderal PP PBSI Fadil Imran ditunjuk sebagai ketua. "Karakter Pak Fadil Imran cocok sekali dengan tugas ini. Tegas, disiplin, tapi juga bisa membaur dengan tim," kata Agung Firman Sampurna, Ketua Umum PP PBSI, melalui pesan WhatsApp, Rabu, 25 Oktober lalu.

Agung berharap Indonesia bisa mempertahankan tradisi emas Olimpiade melalui bulu tangkis. "Target besarnya pasti mempertahankan tradisi medali emas di Olimpiade. Dan ini bukan hanya tugas beliau (Fadil), tapi semua di PBSI. Kerja sama yang solid dan saling mendukung agar tujuan besar tersebut dapat tercapai," Agung menambahkan.

Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan ini mengakui kegagalan di Asian Games harus diperbaiki dan tidak boleh terulang. Dia mengatakan hasil evaluasi dua tahun terakhir menunjukkan prestasi bulu tangkis tidak terlalu jeblok. "Sejak awal 2021 hingga akhir triwulan ketiga 2023, PBSI mengirim atlet ke 104 turnamen internasional, 94 di antaranya dimenangi. Termasuk medali emas SEA Games, Olimpiade Tokyo 2020, Piala Thomas 2021, dan turnamen All England," ucapnya.

Ihwal Asian Games, Agung menyebutkan setidaknya ada 16 poin yang PBSI jadikan bahan perbaikan ke depan. "Itu mencakup perbaikan teknis, nonteknis, gizi, penanganan cedera, penguatan mental bertanding, dan fighting spirit. Kami juga akan melibatkan praktisi-praktisi andal di bidangnya untuk kembali mendongkrak prestasi bulu tangkis Indonesia," ujarnya.

Dalam beberapa kejuaraan internasional, Agung mengatakan, ada penurunan prestasi atlet penghuni pemusatan latihan nasional Cipayung, Jakarta Timur. Namun pemain sektor ganda putra masih bisa bersaing dengan atlet negara lain. "Di tiga turnamen, Korea Open, Hong Kong Open, dan Denmark Open, ganda putra masih bisa meloloskan wakilnya hingga babak final," kata Agung.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Pilih-pilih Pertandingan demi Olimpiade"

Dody Hidayat

Dody Hidayat

Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Saat ini, alumnus Universitas Gunadarma ini mengasuh rubrik Ilmu & Teknologi, Lingkungan, Digital, dan Olahraga. Anggota tim penyusun Ensiklopedia Iptek dan Ensiklopedia Pengetahuan Populer.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus