Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Berita Tempo Plus

Dampak Besar Pencemaran Sungai Sagea Akibat Tambang Nikel

Pencemaran Sungai Sagea akibat aktivitas tambang nikel membuat penduduk sekitar menderita. Kawasan pariwisata pun mati suri.

29 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Seorang pemuda yang tergabung dalam gerakan Save Sagea mangambil sampel air sungai saat berkunjung di Objek Wisata Goa Boki Maruru yang tercemar di Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, 31 Agustus 2023/Antara/Andri Saputra
Perbesar
Seorang pemuda yang tergabung dalam gerakan Save Sagea mangambil sampel air sungai saat berkunjung di Objek Wisata Goa Boki Maruru yang tercemar di Desa Sagea, Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, 31 Agustus 2023/Antara/Andri Saputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RAHMATIA buru-buru mengeluarkan uang Rp 10 ribu dari kantong bajunya pada Selasa, 24 Oktober lalu. Warga yang tinggal di sekitar Sungai Sagea, Kecamatan Weda Utara, Halmahera Tengah, Maluku Utara, itu langsung menyerahkannya kepada penjual air kemasan galon di atas mobil bak terbuka yang mendatangi kampungnya. “Harus dibeli cepat. Kalau terlambat, tidak kebagian,” katanya kepada Tempo.

Rumah Rahmatia di Desa Sagea berjarak hanya 50 meter dari Sungai Sagea. Semenjak Sungai Sagea keruh pada awal tahun ini, keluarganya tak bisa lagi mengkonsumsi air kali. Dalam sebulan, perempuan 44 tahun itu harus mengeluarkan duit Rp 150 ribu untuk membeli 10-15 galon air isi ulang. Tatkala air sungai masih bening, keluarga Rahmatia hampir tak pernah membeli air galon.

Rahmatia dan warga lain di sekitar Sungai Sagea masih mencuci pakaian di sana. Namun itu pun tak setiap saat, tergantung kondisi air. Sebab, kadang-kadang air membawa lumpur meski hujan tak turun. Bukannya bersih, pakaian malah berwarna kecokelatan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Budhy Nurgianto dari Halmahera Tengah berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Mati Suri Teater Alam"

Erwan hernawan

Menjadi jurnalis di Tempo sejak 2013. Kini bertugas di Desk investigasi majalah Tempo dan meliput isu korupsi lingkungan, pangan, hingga tambang. Fellow beberapa program liputan, termasuk Rainforest Journalism Fund dari Pulitzer Center. Lulusan IPB University.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus