Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Cerah setelah calcuta?

PSSI PPD berhasil menjadi juara subgrup 3b, setelah melawan india dengan kedudukan seri. Adjat & Kabo diusulkan untuk memperkuat tim ini. Untuk menjajagi juara grup 3, PSSI hrs mengalahkan subgrup 3a. (or)

13 April 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERHASIL mengelabui dua pemain belakang India, Dede Sulaiman kemudian berhasil membuat gol. Tampaknya modal sebiji gol itu sudah cukup bagi PSSI, sekalipun pertandingan baru berlangsung 22 menit. Selanjutnya, berangsur-angsur, anak buah Sinyo Aliandu menampilkan corak permainan mereka yang menjemukan itu: berkerubut di depan gawang untuk mempertahankan kemenangan. Taktik itu ternyata membawa hasil. Meski India akhirnya bisa menyamakan kedudukan 1-1 beberapa menit menjelang pertandingan bubar di stadion Salt Lake, Calcutta Sabtu pekan lalu, Indonesia tetap keluar sebagai juara. Sembilan angka yang mereka kumpulkan dari enam pertandingan - empat kali menang, sekali seri, dan sekali kalah (lawan Bangladesh) - membuat Indonesia tak mungkin lagi terkejar oleh tim mana pun di subgrup 3B. Ini tentu berita gembira untuk penggemar sepak bola Indonesia, setelah sekian lama kesebelasan kita jadi pecundang. "Sekarang Kardono boleh bikin selamatan," kata Kadir Yusuf, kolumnis sepak bola itu. Sebelumnya, tim Indonesia cukup disegani di kawasan Asia. Paling tidak pernah menjuarai turnamen seperti Piala Raja di Bangkok atau Merdeka Games di Kuala Lumpur. Terakhir, 1976, Iswadi dan kawan-kawan sempat maju ke final penentuan calon Asia untuk Olimpiade Montreal, Kanada. Sayang, mereka kalah melalui adu penalti dengan Korea Utara. Setelah itu, PSSI selalu menjadi bulan-bulanan lawan dalam berbagai pertandingan. Bukan saja Indonesia terus-terusan tersisih di dalam berbagai kejuaraan, tapi sempat pula jadi korban tim yang sebelumnya dianggap "anak bawang" dalam persepakbolaan. Misalnya, kalah melawan Brunei dan Singapura. Malah di dalam Pra-Piala Dunia 1982, Indonesia tak mampu menang dari Fiji, negeri kecil di Samudra Pasifik, yang sama sekali tak dikenal di dalam persepakbolaan. Karena itu, Kadir Yusuf bisa memahami mengapa Aliandu memilih resultaat voetbal sebagai corak permainan timnya. Resultaat voetbal, menurut Kadir, adalah corak permainan yang mengutamakan target menang, tanpa mempedulikan penampilan tim jelek dan tak enak ditonton. Begitupun Kadir melihat tim ini perlu tambah pemain untuk menghadapi babak kedua kejuaraan Pra-Piala Dunia ini. Dia masih melihat dua sayap belakang, yang terdiri dari Ristomoyo dan Aun Harhara, sebagai titik lemah yang mesti diperhatikan. Kemudian, tumpulnya daya serang, yang kentara terlihat selama pertandingan yang lalu, menyebabkan Kadir mengusulkan menyisipkan dua nama dari PSSI perserikatan, Adjat Sudradjat dan Adolf Kabo. "Kalau keduanya bisa dimasukkan, barisan depan bisa lebih hidup," katanya. Baik Sinyo Aliandu maupun pimpinan tim PSSI PPD, Acub Zaenal, belum bersedia menanggapi usul itu. "Saya belum bisa kasih komentar. Sekarang yang penting istirahat dulu setelah melewati perjuangan yang melelahkan," kata Acub dari hotel tempat mereka menginap di Bankok, ketika dihubungi TEMPO melalui telepon dari Jakarta Senin pekan ini. Aliandu mengakui kelemahan timnya tapi, menurut dia, ada kelebihan yang perlu mendapat perhatian. "Kekompakan tim ini sangat bagus kami sudah merasa satu kesatuan yang tidak terpisahkan," kata pelatih PSSI PPD itu seakan memberi isyarat bahwa tim itu tak mungkin lagi dirombak. PSSI baru akan melanjutkan pertandingan babak kedua untuk memperebutkan juara grup 3 pada Juli nanti. Calon lawan ialah Malaysia atau Korea Selatan. Pertandingan itu nanti akan berlangsung juga dengan sistem home and away. Kalaupun lolos dari babak ini, PSSI masih harus berhadapan dengan juara grup 4 yang calon kuatnya terdiri dari: RRC, Hong Kong,Jepang, dan Korea Utara. Pemenangnya akan menjadi salah satu dari dua wakil Asia di final Piala Dunia di Meksiko, tahun depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus