ISLAM EKSTREM: ANALISIS DAN PEMECAHANNYA Oleh: Dr. Yusuf Qardhawi Penerbit: Mizan, Bandung, 1985, 217 halaman DALAM perjalanan agama agama, atau paham-paham, selalu ada unsur ekstrem di dalamnya. Ini sangat berkaitan dengan pemahaman mereka terhadap keyakinan agama itu sendiri. Tak terkecuali agama Islam, yang akhir-akhir ini banyak mendapat sorotan terhadap kalangan ekstremnya, seperti peristiwa Timur Tengah yang nyaris menjadi kemelut berantai. Maka, kehadiran buku ini seperti sudah disiapkan untuk menjawab persoalan itu. Pada saat Qardhawi mengemukakan pandangannya dalam beberapa majalah di Kuwait, ada orang yang tak suka terhadap tulisannya. Masalahnya, sementara orang tak ingin tuduhan kesalahan hanya dilempar buat anak muda, yang dengan keyakinan di dada untuk amar ma'ruf nahi munkar itu. Menurut mereka yang menentang Qardhawi tokoh Al-Ikhwanul Muslimun yang melarikan diri ke negara kaya minyak itu - bahwa sebenarnya ekstremis itu kadang kala ada dengan dukungan penguasa dan intel untuk dijadikan alat pemukul terhadap gerakan Islam lain sampai ke akar-akarnya. Presiden Mesir Anwar Sadat, yang pernah berbaik dengan kaum ikhwan yang dibenci Nasser, akhirnya mati di tangan kelompok kecil yang pernah dirangkulnya. Sebab, Sadat ternyata juga tak beda jauh dengan Nasser dalam menghadapi mereka. Sikap ekstrem muncul karena kedangkalan ilmu agama mereka, sehmgga mereka membuat penafsiran yang keliru, dan membuat perbedaan kecil yang bukan prinsip menjadi persoalan besar yang mengafirkan. Im umumnya lantaran mereka telah jauh dari ulama, yang membimbing pada ajaran agama dalam proporsi yang benar. Kini, televisi Mesir setiap Jumat menyiarkan keresahan anak muda Mesir terhadap apa yang dilihatnya, dan dijawab oleh ulama dengan pendekatan kebapakan. Cara ini ternyata berhasil baik. Buku ini telah menjernihkan pandangan orang awam terhadap Islam. Karena itu, buku ini mendapat sambutan hangat dan diterima secara luas di Timur Tengah. Mungkin dengan membaca buku ini mereka menemukan jalan menjinakkan kaum ekstrem. Musthafa Helmy
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini