Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Christo Popov mencetak rekor penting pada ajang bulu tangkis All England 2024. Ia menjadi semifinalis pertama asal Prancis pada turnamen yang memasuki edisi ke-125.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia melaju ke babak semifinal setelah mengalahkan wakil Jepang, Koki Watanabe, di Utilitas Arena Birmingham pada Jumat, 15 Maret 2024. Christo mengangkat tangannya karena tidak percaya. Pemain peringkat 24 dunia itu menganggap capaian di All England 2024 sebagai momen penting dalam kariernya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Mungkin satu minggu dari sekarang saya baru akan mempercayainya. All England sangat penting,” kata Popov seusai pertandingan, dikutip dari BWF.
“Merupakan mimpi untuk bermain di sini, dan tampil luar biasa. Saya tidak sabar untuk kembali ke lapangan untuk babak semifinal. Saya tahu saya mendapat hasil yang bagus, dan (unggulan ketujuh) Prannoy dikalahkan oleh Su Li Yang. Jadi saya mengambil kesempatan ini dan saya bangga dengan apa yang terjadi," ucap dia menambahkan.
“Saya juga terkejut dengan apa yang terjadi di lapangan. Saya tidak tahu bagaimana rasanya bermain di semifinal All England, dan saya ingin merasakannya,” kata Christo yang akan menghadapi wakil Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, di babak semifinal turnamen BWF World Tour Super 1000 tersebut.
Christo mengaku bahwa ia merasa tenang memasuki babak perempat final. “Saya pikir saya mengelola emosi dengan baik. Setelah memenangkan putaran pertama melawan Lee Cheuk Yiu, saya tahu saya mempunyai peluang. Saya baru saja mengambilnya dan saya sangat bangga bisa memenangkan dua pertandingan itu, dan saya tidak sabar untuk berangkat embali. Suasananya luar biasa dan saya merasa nyaman di lapangan."
“Ada perasaan campur aduk, ada stres, tapi kami mengelolanya, dan mencoba untuk tetap tenang dan tetap fokus pada taktik,” kata Christo lagi.
Tumbuh besar dengan menonton All England di YouTube, Christo hanya bisa menggambarkan “mimpi” bermain di aula yang sama dengan idolanya, Peter Gade, Lin Dan, Taufik Hidayat, dan Lee Chong Wei. “Saya menonton bulu tangkis ketika saya masih muda, kami menonton All England, melihat Peter Gade, Taufik saat tahun-tahun emasnya. Berada di aula yang sama hanyalah mimpi. Semifinal di Super 1000 adalah yang pertama bagi saya. Saya ingin lebih, tentu saja.”
Meskipun penampilannya penting bagi kariernya, ini juga menandai hari besar bagi Prancis. “Saya tidak tahu apa artinya bagi Prancis. Namun bagus untuk mendapatkan hasil ini karena ketika kami memiliki pemain muda dalam waktu 10 tahun, maka tekanannya akan berkurang. Saya mencoba mendobrak dinding itu, dan itu bagian tersulitnya. Kemudian Anda tinggal melakukannya lagi, dan saya harap Prancis bangga dan saya berharap akan ada lebih banyak prestasi."