Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
CARDIFF – Oktober tahun lalu menjadi kesedihan bagi Wales. Dalam pertandingan kandang, mereka kalah 0-1 oleh Republik Irlandia. Kekalahan tersebut menutup jalan mereka menuju Piala Dunia, Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun yang terjadi kemarin dinihari sungguh berbeda. Wales mengakhiri ketidakberdayaan mereka dalam 26 tahun terakhir, yang tak pernah menang melawan Irlandia. Bahkan, sepanjang tujuh pertemuan terakhir, mereka hanya mencetak dua gol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Malam itu, nestapa tersebut remuk. Penonton di Stadion Cardiff City mengelu-elukan manajer tim Wales, Ryan Giggs. Sebab, pasukannya merangsek tim Republik Irlandia tanpa ampun dengan skor 4-1.
Penyerang Real Madrid, Gareth Bale, yang menjadi pemain kunci dalam perhelatan Piala Eropa dua tahun lalu, menyatakan kegembiraannya atas penampilan timnya.
"Kami tampil bagus dalam penampilan pertama di bawah rezim baru. Kami ingin menunjukkan apa yang bisa kami kerjakan. Kini kami ingin menang dalam setiap pertandingan. Manajer tengah menampilkan gaya permainan tim," ujarnya.
Ini adalah penampilan pertama Ryan Giggs sebagai manajer dalam menangani Wales untuk pertandingan kompetisi. Sebelumnya, Maret lalu, dia membawa pasukannya membantai Cina, yang diasuh Marcelo Lippi. Hasilnya, setengah lusin gol tanpa mampu dibalas tuan rumah.
Tapi, ketika itu, ya, lawannya hanya Cina. Nah, dalam pertandingan melawan Irlandia, Giggs menampilkan sebuah permainan sepak bola persis yang ditampilkan saat dia muda, ketika menjadi pemain sayap Manchester United pada 2000-an.
Ryan Giggs saat itu adalah seorang pemain muda yang memiliki kecepatan berlari dan kemampuan menusuk pertahanan lawan dari sektor sayap. Satu aksi yang masih diingat publik Inggris adalah ketika melawan Arsenal.
Dalam laga itu, dia menyerang dari arah kiri dengan pergerakan yang cepat. Tak ada satu pun lawan yang membendung kecepatannya dan hasilnya adalah sebuah gol. Giggs kemudian merayakan gol tersebut dengan membuka kaus dan mengibas-ngibaskannya di lapangan.
Wales memang tampil beda. Saat pertandingan baru berlangsung enam menit, Tom Lawrence langsung membuat stadion bergemuruh. Dia menyelesaikan operan Joe Allen.
Gol kedua adalah hasil usaha Gareth Bale, yang menyelesaikan bola silang dari Ben Davies. Tuan rumah menyempurnakan penampilan di babak pertama dengan menutupnya dengan gol ketiga. Pemain berusia 17 tahun, Ethan Ampadu, memberikan assist kepada Aaron Ramsey.
Pada babak kedua, Connor Roberts menambah gol dengan tendangan kaki kirinya. Tim tamu baru mendapatkan kesenangan ketika Shaun Williams mencetak gol pada menit ke-66, yang memanfaatkan kesalahan para pemain Wales.
"Pertandingan yang sangat bagus. Saya kira kami berhasil melakukan hal yang diinginkan pelatih," ujar Tom Lawrence.
Ryan Giggs setuju dengan Lawrence. Bahkan tak hanya itu. Dia juga memuji para pemainnya. "Para pemain sangat hebat, mereka mencetak gol yang bagus dan memainkan sepak bola yang bagus," tuturnya.
Secara khusus, dia memuji penampilan pemain muda Wales, Ethan Ampadu-pemain Chelsea yang menyumbangkan sebuah assist dalam pertandingan itu.
"Ethan adalah pemain yang berbakat," kata Giggs. "Tapi, lebih dari itu, sebagai pribadi, dia memiliki kedewasaan sebagai pemain. Dia akan menjadi pemain hebat," ucapnya.
Salah satu poin bagus yang dilakukan Giggs memang keputusannya memanggil pemain-pemain muda di skuadnya. David Brooks, Chris Mepham, Tyler Roberts, Matt Smith, Roberts, dan Ampadu, yang tampil dalam laga ini, adalah pemain-pemain yang berusia di bawah 22 tahun.
Namun Giggs menolak bila dia disebut lebih mementingkan pemain muda dalam skuadnya. "Enggak juga. Saya kan pernah bermain hingga umur 40 tahun. Yang saya inginkan adalah keseimbangan antara pemain muda dan mereka yang berpengalaman," katanya.
Agenda Giggs dan pasukannya adalah melawat ke Aarhus Stadium untuk melakoni laga berikutnya dalam Liga Negara-negara Eropa melawan Denmark, Ahad besok. Denmark juga berada di Grup 4 Liga B bersama Wales dan Irlandia.
Satu hal yang dia sampaikan kepada pemainnya, mereka diminta tetap menjaga standar permainan yang telah ditunjukkan malam itu. "Sederhana saja. Ketika kalian menurunkan standar, artinya mereka membuat saya dan diri kalian sendiri sedih," tuturnya, menirukan ucapan kepada para pemainnya. BBC | SKYSPORTS | IRFAN BUDIMAN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo