Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dilindungi Kepala, Perut Kena

Perebutan gelar OPBF di istora senayam, petinju chongpal park dari muangthai berhasil menjadi juara mengalahkan rocky joe dari indonesia. sperling pangaribuan berhasil memukul fire kaneda.

10 Mei 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HANYA meleset 5 ronde dari ramalannya semula, Juara orient Pacific Boxing Federation (OPBF), Chongpal Park, merubuhkan penantang Indonesia, Rocky Joe, dengan KO di ronde ke-8. "Kami tidak menduga Joe begitu hebat," komentar Kim Hyung-chi, manajer sang juara. "Umurnya saja yang membuat ia kehilangan kesempatan." Joe, 30 tahun, di ring memang seperti dirongrong oleh usianya. Ia nampak bagus cuma sampai ronde ke-4 dari 12 babak yang direncanakan. Sisanya, ia sering kecolongan di tangan musuh. "Salah sendiri. Tidak mau dengar petunjuk," kata pelatihnya, Max Djorghi. Konon Joe dipersiapkan pelatihnya selama 2 bulan, bukan untuk menjatuhkan Park dengan KO, melainkan untuk merebut angka pada setiap ronde. Tapi Joe menampik bahwa ia mengabaikan nasihat. "Lawan terlalu cepat. Saya jadi bingung untuk melakukan blocking, " kata Joe seusai pertandingan. "Dilindungi kepala, perut yang kena. Dan sebaliknya." Sekalipun terjun ke dunia tinju bayaran sejak 1972, dan sudah bertarung 20 kali, Joe masih miskin dalam pengalaman internasional. Sebaliknya, Park. Tidak heran, bila pada ronde ke-3 Park sudah menemukan titik kelemahan Joe. Park mempersiapkan diri untuk mempertahankan gelar kali ini 1 bulan saja, tapi ia berlatih secara teratur sepanjang tahun. "Di tempat kita belum mungkin seperti itu. Tinju bayaran belum bisa memberi hidup," komentar petinju lain, Rudy Siregar. Dalih itu ada benarnya. Tinju bayaran di Indonesia, setelah hampir 7 tahun 'tenggelam' tanpa pertandingan, baru bernapas lagi di awal 1980 dengan adanya Bs soxing Corporation di bawah pimpinan Boy Bolang. Dan uang masuknya masih kecil. Dari perebutan gelar OPBF di Istora Senayan, Jakarta akhir minggu lalu Joe, misalnya, cuma mendapat imbalan Rp 1 juta. Sedang Park mengantongi 10 kali jumlah itu. Faktor lain yang merepotkan Joe adalah tiadanya kawan berlatih yang satu kelas. Dalam kelas menengah hanya tersedia Siregar bagi Joe untuk mengasah ketrampilannya. Sedang kedua petinju ini --selain tak satu sasana -- disibukkan pula oleh urusan dapur masing-masing. "Berlatih dengan lawan yang imbang adalah penting sekali," kata Yun-chung Hong yang melatih park. "Di Korea (Selatan), kami tidak mengalami kesulitan untuk itu." Park, 20 tahun, adalah siswa Dong A Gymnasium di Xeoul. Sehari setelah pertandingan ia langsung meninggalkan Jakarta. "Kami harus buru-buru pulang karena Park harus berlatih lagi," kata Kim. Akhir Mei, Park akan menghadapi tantangan petinju Jepang. Dengan kegagalan ini, Joe kembali ke kondisi ekonomi seperti dulu. Djorghi sudah berharap nasib anak asuhannya akan berubah. "Kalau kau menang, kau bisa menjadi milyuner," katanya sebelum pertandingan. Semula Joe diharapkan menjadi petinju Indonesia kedua menjuarai OPBF setelah Wongsosuseno di tahun 1973. Dari partai lain, petinju Indonesia yang cemerlang cuma Sperling Pangaribuan di kelas welter ringan. Ia berhasil memukul rubuh Fire Kaneda dari Jepang dengan KO di ronde ke-4 Siregar juga menang atas Armando Boniquit dari Filipina, tapi partai ini tidak mengesankan sama sekali. Dua sisa lainnya di partai utama, Jimmy Sinantan dan Wongsosuseno, bertekuk lutut di tangan Nanta Bureng (Muangthai) dan Jeff Malcom (Australia). Hal yang menggembirakan ialah minat pembeli karcis untuk adu tinju prof mulai membengkak. Tercatat 10.00 pengunjung, termasuk Wakil Presiden Adam Malik, di Istora. Masa sebelumnya tak sampai segitu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus