Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Gagal, Gagal, Gagal Lagi

Tim Indonesia gagal lagi di bermuda bowl, namun tim ini masih diandalkan dalam kejuaraan bridge timur jauh di Hongkong (Desember) untuk meraih kemenangan.

14 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMAIN bridge Indonesia cuma menenteng boneka dalam kaca dari Amerika Serikat. Mereka gagal dalam Kejuaraan Bridge Bermuda Bowl. Indonesia, juara zone Timur Jauh, menjadi juru kunci dalam kejuaraan dunia, di New York, akhir Oktober. Menjelang berangkat tim ini digembar-gemborkan akan jadi juara--minimal nomor tiga. "Sial saja," alasan Chef de Mission Amran Zamzarni. Tujuh juara zone yang bertanding di New York, menurut Amran, sebetulnya punya kekuatan yang imbang. Dari 12 partai yang dimainkan dalam babak penyisihan, Indonesia mencatat sekali menang dan sekali kalah melawan tim Amerika Serikat, Australia. Argentina, Inggris, dan Pakistan. Cuma Polandia yang tak tertaklukkan oleh tiga pasangan Indonesia --Ferdy Waluyan/ Denny Sacul, Hengky Lasut/Max Agouw, Yassin Wijaya/W.D. Karamoy. Menurut Ketua Umum Gabsi, Wisnu Djajengminard, kekalahan Indonesia karena memandang enteng lawan. "Pakistan mana pernah menang atas kami? Australia selalu kami kalahkan. AS cuma menurunkan pemain muda, kata Wisnu mengutip laporan Amran sebelum berangkat. Di meja pertandingan justru "kuda hitam" Pakistan yang membendung Indonesia ke semi-final. Hengky Lasut membantah bahwa mereka menganggap remeh musuh. Ia menyebut daya tahan tubuh terhadap pergantian cuaca banyak merongrong. Waktu di putaran pertama, misalnya, Agouw terserang sakit kepala sehari sel belum bertanding. "Biasanya Max paling rapat pertahanannya terhadap cuaca," kata Waluyan. Pasangan Lasut/Agouw adalah pemain andalan Indonesia. Di putaran awal, Indonesia cuma mengalahkan Pakistan dan Australia. Di putaran kedua, tim Indonesia makin grogi. Lebih-lebih setelah Pakistan balik memukul. Selanjutnya, "habislah cerita kami," kata Waluyan. Ia menambahkan dalam menghadapi musuh lainnya mereka main seperti orang belajar saja. Indonesia sejak ikut Beda Bowl di tahun 1960-an belum sel pun sampai ke final. Meski gagal, keenam pemain teratasi itu masih diandalkan untuk . juaraan Bridge Timur Jauh di Hongkong, Desember. Targetnya: harus menang. Kalau tidak, tiket ke Bermuda Bowl 1983 di Stockholm, hilang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus