PEMAIN bridge Indonesia cuma menenteng boneka dalam kaca dari
Amerika Serikat. Mereka gagal dalam Kejuaraan Bridge Bermuda
Bowl. Indonesia, juara zone Timur Jauh, menjadi juru kunci dalam
kejuaraan dunia, di New York, akhir Oktober. Menjelang berangkat
tim ini digembar-gemborkan akan jadi juara--minimal nomor tiga.
"Sial saja," alasan Chef de Mission Amran Zamzarni. Tujuh juara
zone yang bertanding di New York, menurut Amran, sebetulnya
punya kekuatan yang imbang. Dari 12 partai yang dimainkan dalam
babak penyisihan, Indonesia mencatat sekali menang dan sekali
kalah melawan tim Amerika Serikat, Australia. Argentina,
Inggris, dan Pakistan. Cuma Polandia yang tak tertaklukkan oleh
tiga pasangan Indonesia --Ferdy Waluyan/ Denny Sacul, Hengky
Lasut/Max Agouw, Yassin Wijaya/W.D. Karamoy.
Menurut Ketua Umum Gabsi, Wisnu Djajengminard, kekalahan
Indonesia karena memandang enteng lawan. "Pakistan mana pernah
menang atas kami? Australia selalu kami kalahkan. AS cuma
menurunkan pemain muda, kata Wisnu mengutip laporan Amran
sebelum berangkat. Di meja pertandingan justru "kuda hitam"
Pakistan yang membendung Indonesia ke semi-final.
Hengky Lasut membantah bahwa mereka menganggap remeh musuh. Ia
menyebut daya tahan tubuh terhadap pergantian cuaca banyak
merongrong. Waktu di putaran pertama, misalnya, Agouw terserang
sakit kepala sehari sel belum bertanding. "Biasanya Max paling
rapat pertahanannya terhadap cuaca," kata Waluyan. Pasangan
Lasut/Agouw adalah pemain andalan Indonesia. Di putaran awal,
Indonesia cuma mengalahkan Pakistan dan Australia.
Di putaran kedua, tim Indonesia makin grogi. Lebih-lebih setelah
Pakistan balik memukul. Selanjutnya, "habislah cerita kami,"
kata Waluyan. Ia menambahkan dalam menghadapi musuh lainnya
mereka main seperti orang belajar saja. Indonesia sejak ikut
Beda Bowl di tahun 1960-an belum sel pun sampai ke final.
Meski gagal, keenam pemain teratasi itu masih diandalkan untuk
. juaraan Bridge Timur Jauh di Hongkong, Desember.
Targetnya: harus menang. Kalau tidak, tiket ke Bermuda Bowl
1983 di Stockholm, hilang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini