Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mahabintang Dari Ostrava

Ivan Lendl, petenis dari Cekoslowakia, mengalahkan pemain tenis asal Polandia, Wojtek Fibak dalam turnamen bir bintang di Senayan. Prestasi Ivan Lendl dalam berbagai kejuaraan tenis dunia.

14 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IA ceking. Wajahnya penuh guratan dan jarang pula tersenyum sehingga memberi kesan seorang yang serius, angkuh, dan pemurung. Tapi begitu ia mengayunkan raket simpati penonton beralih kepadanya. Itulah Ivan Lendl, 21 tahun, pemain tenis asal Cekoslowakia yang sekarang menempati urutan ke empat di dunia. Dari empat pemain tenis asing yang mengikuti turnamen Bir Bintang di Senayan, pekan lalu Lendl jauh menonjol dari lawannya. Di final, ia dengan mudah mengalahkan pemain tenis asal Polandia Wojtek Fibak, nomor 16 di dunia. Skor akhir 6-1 dan 7-6. Diakui Fibak, lawannya memang jauh lebih baik dari dirinya. Untuk kemenangan ini Lendl mengantungi Rp 12 juta. Siapakah Lendl? Ia adalah anak tunggal keluarga pencinta tenis dari kota tambang Ostrava. Ayahnya, Jiri, seorang pengacara dan ibunya, Olga, di waktu muda adalah pemain nomor 3 di Ceko. Dari mereka itulah Lendl mengenal tenis. "Saya tak ingat kapan mulai latihan," kata Lendl pada wartawan The New York Times. Ia mengaku sudah mulai bertanding pada usia delapan tahun, dan kalah. Tahun berikutnya jadi juara anak-anak di kotanya. Piala Davis Kini Lendl, tinggi 185 cm jarang kalah. Raja-raja tenis dunia mulai ditaklukkannya. Tahun 1980, Bjorn Borg, juara Wimbledon lima kali, dikalahkannya di Toronto (Kanada) dan Basle (Swiss) dalam rangkaian Sirkuit Grand Prix (GP). Begitu pula John McEnroe di Prancis. Selain itu ia ikut mengantar tim Cekoslowakia ke semifinal Piala Davis 1981. Borg mengakui Lendl adalah "maha bintang hari esok". Tenis bagi Lendl adalah "bisnis dan kesukaan". Tahun 1978 ia masih pemain terbaik junior amatir di Wimbledon (Inggris), Prancis Terbuka dan Italia Terbuka. Masuk prof tahun berikutnya tak pernah mencapai final, tapi sudah mengumpulkan hadiah uang US$ 77.401 (Rp 49 juta). Tahun lalu bonusnya melonjak US$ 519.906, separuhnya diperoleh sebagai runner-up GP di bawah McEnroe. Tahun ini ia juara GP. Sirkuit GP meliputi 92 turnamen di dunia. Lendl ikut 33 turnamen, jauh melampaui jumlah yang diikuti saingan-saingannya. Borg, misalnya, cuma ikut 24 turnamen. Mengapa? "Sewaktu muda, saya latihan untuk meningkatkan kemampuan. Tapi itu tak cukup untuk jadi yang terbaik dunia. Saya perlu pengalaman," kau Lendl kepada TEMPO. Setelah Lendl memenangkan kejuaraan berhadiah US$ 300.000 di Tokyo, akhir Oktober ia ikut turnamen berhadiah US$ 100.000 di Kalkutta, dan kemudian ke Jakarta mengikuti pertandingan yang berhadiah "cuma" US$ 45.000. Alasannya ke Jakarta? Borg pernah kemari. Lapangan di sini baik, publik pun sudah sangat mengerti tenis," jawab Lendl. Borg main di Jakarta! Maret. Di Jakarta Lendl juga berhadapan dengan pemain Indonesia. Tapi cuma dalam partai ganda. Ia berpasangan dengan Fibak berhadapan dengan Justedjo/Tintus. Pasangan Lendl/Fibak kalah 3-6. Tapi penonton tahu pertunjukan satu set itu cuma eksibisi. Pasangan Yustedjo/Tintus, menurut Lendl, masih perlu belajar banyak. Prestasi sekarang dicapai Lendl berkat kerja keras dan disiplin terhadap diri. Ia berlatih lima jam sehari, tidak merokok dan meneguk minuman kera Dan ia tak pernah pula ke disko.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus