Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ilmu Duga-Duga

Kekalahan juara invitasi Asia I, Liem Swie King, melawan Yu Yao Tung dari Cina sangat mengejutkan, karena ia bukanlah pemain tangguh. Maka tak heran ber macam dugaan dilontarkan orang. (or)

5 Maret 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEKALAHAN Lim Swie King dari pemain Cina Yu Yao Tung 12 -15 dan 5 - 15 langsung bukan saja mengejutkan, tapi juga menimbulkan "ilmu" baru dalam olahraga bulutangkis. Karena tak percaya raja lapangan King bisa dikalahkan oleh pemain kidal yang belum menentu bentuknya, para suporter dan pengulas pun mulai meraba-raba tentang kondisi King, sebab-musabab kekalahannya. Seolah dia tidak bisa kalah. Ada yang bilang King menderita hernia. Gampangnya penyakit kondor alias turun berok. Satu hal yang perlu dapat penegasan dari dokter yang biasa merawat King. Ada pula yang bilang, kekalahan King disebabkan karena dia tidak terbiasa menghadapi pemain yang menggunakan tangan kiri. Jadi kikuk. Dan menurut AFP yang dikutip Kompas, setelah King mencapai kedudukan 9 - 9 dalam set pertama, King berhasil melepaskan diri dan memimpin 12 - 9. Tapi selanjutnya, King yang bemlain cemerlang mulai gugup dan membuat kesalahan-kesalahan, sehingga dia dihabiskan Yu 12 - 15. Set kedua dan terakhir merupakan satu demonstrasi pemain kidal menjerumuskan juara Invitasi Asia I, Lim Swie King, membuat kesalahan demi kesalahan. Set ini berakhir 5 - 15. Shuttlecock Bekas Sudah tentu faktor yang paling menentukan mutu permainan seorang atlit adalah kondisinya pada waktu dia bertanding. Untuk ini P. Sumarsono dan Tahir Jide, masing-masing team manager dan pelatih regu Indonesia ke Hongkong, perlu memberikan kesaksian dan pandangannya. Sebab bagaimana pun secara teknis dan kecerdasan King yang pada 28 Pebruari ini genap 21 tahun tidak di bawah Yao Tung (25 tahun). Satu-satunya dugaan yang agaknya masih perlu diperhitungkan adalah "kesegaran jasmani" dan kondisi medis King. Tapi sayang ketika wartawan TEMPO, Herry Komar, mengecek di Pusat Kesehatan Olahraga Senayan, ternyata status King tidak pernah direkam di sana. Lalu bagaimana baiknya kalau orang ingin menarik pelajaran dari kekalahan King secara integral dan dapat dipertanggungjawabkan? Tanpa dasar yang ilmiah, persoalan hanya mengundang spekulasi. Dan spekulasi hanya menyuburkan "ilmu duga-duga". Dugaan buruk ternyata memang keluar dari mulut pelatih Tahir Jide. Dalam keterangannya kepada wartawan Sinar Harapan, Supardi di Hongkong, ia menanggapi kekalahan King banyak dipengaruhi oleh shuttlecock yang dipakai. Menurut King, ia menemukan bintik-bintik biru pada setiap shuttlecock yang dipergunakannya. "Faktor shuttlecock yang diberi tanda itu sedikitnya mempengaruhi King karena bisa saja yang diberi tanda itu shuttlecock bekas", komentar Tahir Jide tanpa menyebut nama shuttlecock yang dipakai. King juga membenarkan pendapat tersebut. Alasan Tahir Jide terasa semacam apologi dari kekalahan anak asuhannya. Bukankah Yao Tung juga terlibat dalam permainan shuttlecock bekas yang di pergunakan King?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus