Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ini Dia (Calon) Kampiun NBA

6 Mei 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOMPETISI liga basket paling megah di dunia, NBA, memasuki babak play-off. Di tahap ini, tim yang berlaga dibagi dua: wilayah barat dan timur, yang masing-masing diikuti delapan klub dengan sistem best of five. Artinya, tim yang memenangi minimal tiga dari lima pertandingan akan lolos ke babak berikutnya. Di putaran pertama, tim unggulan kesatu berhadapan dengan urutan kedelapan, unggulan kedua bertemu dengan peringkat ketujuh, dan seterusnya. Nah, empat tim terbaik berhak ke babak perempat final wilayah yang akan diadu lagi hingga ke final wilayah. Selanjutnya, yang terkuat di wilayah timur dan barat akan berlaga di NBA Final untuk memperebutkan mahkota juara musim kompetisi 2000/2001.

Di timur, Philadelphia 76ers adalah unggulan utama, disusul Milwaukee Bucks di urutan kedua. Di babak reguler, Philadelphia teramat perkasa. Dari 82 game yang dimainkan, Philadelphia mencatat 56 kemenangan, sementara Bucks mencatat 52 kali menang. Persaingan keras terjadi di barat. Dari delapan tim yang berlaga di play-off, enam tim berhasil memenangi sedikitnya 50 game. San Antonio Spurs, yang berhasil menang 57 kali, menjadi unggulan pertama di wilayah ini. Juara tahun lalu, LA Lakers, cukup puas menempati posisi kedua dengan 56 kemenangan.

Klub mana yang diunggulkan sebagai juara di timur dan barat?

Philadelphia 76ers

Sudah 19 tahun cincin juara NBA tak pernah melingkari jari manis para pemain Phily—sebutan untuk tim dari Philadelphia ini. Sejak juara tahun 1982, tim dari timur ini seakan tenggelam, bahkan tak pernah tampil di Final Akbar NBA. Kini jalan kembali terbuka setelah 76ers menempati urutan kesatu di babak play-off. Allen Iverson, pemain belakang yang bertugas mencetak angka, kini bercokol sebagai pembuat angka terbanyak di NBA. Rata-rata di tiap pertandingan, AI—begitu pemain ini biasa dijuluki—membuat 31,1 angka. Selain AI, pemain tengah yang jago mengeblok bola, Dikembe Mutombo, menjadi kunci kegemilangan permainan 76ers. Mutombo, yang baru saja dinobatkan sebagai pemain bertahan terbaik NBA tahun ini, piawai menangkap bola-bola pantul. Sayangnya, kemampuan pemain-pemain lain di tim ini tak semenonjol AI dan Mutombo. Maka, ketika Mutombo didera cedera, Indiana Pacers membekap Phily di pertandingan pertama.

Milwaukee Bucks

Rabu lalu, tim ini memastikan selangkah lagi ke final play-off setelah mengalahkan Orlando Magic. Bucks baru sekali mengecap manisnya menjadi juara NBA, pada 1971. Itu lantaran tim ini memiliki Kareem Abdul Jabbar, salah satu legenda NBA, yang kemudian hengkang ke LA Lakers. Sejak saat itu, meraih cincin juara seakan mimpi muluk bagi Bucks. Tak aneh, enam bulan silam, Bucks memancang target menjadi juara divisi sentral dan menang setidaknya 50 game selama kompetisi reguler. Target itu terpenuhi. Kini sasaran tembak tentu saja menjadi juara dan mewakili wilayah timur untuk melenggang ke Final NBA. Pemain kunci Bucks saat ini adalah Glenn Robinson dan Ray Allen—keduanya rata-rata mencetak 22 angka tiap game.

San Antonio Spurs

Dari semua tim yang berlaga di NBA, Spurslah yang paling banyak memenangi pertandingan di babak reguler. Dua tahun lampau, Spurs meraih gelar terhormat setelah mengempaskan New York Knicks di final. Kekuatan tim ini ada pada Tim Duncan dan David Robinson. Tim Duncan berhasil meraih penghargaan most valuable player (MVP) saat timnya meraih gelar juara pada 1999. Ia dikenal piawai melesakkan bola ke keranjang dan juga mahir menangkap bola-bola pantul. Tandemnya, Robinson, tak kalah mentereng prestasinya. Sepanjang musim ini, dia mengeblok bola untuk menggagalkan upaya lawan mencetak angka sebanyak 197 kali. Selain itu, peraih gelar rookie of the year (pendatang baru terbaik) NBA 1989 ini mampu menghasilkan angka rata-rata 24,5 poin tiap game-nya.

LA Lakers

LA Lakers adalah klub yang berhasil menjadi juara NBA terbanyak setelah Bolton Celtics. Di era 1980-an, Lakers begitu perkasa dengan tiga pilar: Kareem Abdul Jabbar, Magic Jhonson, dan James Worthy. Namun, sejak mencorongnya prestasi Michael Jordan yang bermain di Chicago Bulls, nama besar Lakers pun mulai tenggelam. Lakers ”hidup” lagi ketika tahun lalu berhasil menjadi kampiun NBA. Adalah Shaquille O’Neal dan Kobe Bryant serta pelatih Phil Jackson—yang sebelumnya menjadi pelatih dan membuat Chicago Bulls berkilat—yang menjadi kunci keberhasilan tim ini. Tapi gelar juara bisa lepas jika persaingan pribadi O’Neal dan Bryant untuk menjadi yang terbaik tak bisa didamaikan.

Iverson, Bryant, O’Neal, atau Duncan

Selain juara NBA, gelar Most Valuable Player (MVP) juga jadi rebutan. Penghargaan ini diberikan pada pemain yang dianggap memberikan sumbangan terbesar bagi timnya untuk merengkuh gelar juara. Sejak anugerah ini diberikan pada 1969, Michael Jordan adalah peraih MVP terbanyak, tiga kali. Hebatnya lagi, dua gelar MVP terakhirnya didapat pada 1996-1998, setelah ia ”cuti” tiga tahun untuk berkarir di bisbol selama tiga tahun.

Tahun ini MVP diperebutkan oleh point guard Philadelphia 76ers, Allen Iverson, point guard Lakers, Kobe Bryant, center Lakers, Shaquille O’Neal, dan forward Spurs, Tim Duncan. Allen saat ini telah mengemas rata-rata 31,1 poin tiap pertandingan. O’Neal mencetak 28,7 angka, 204 blok, dan 12,7 rebound per game. Rekannya Kobe menguntit dengan 28,5 poin. Sedangkan Tim Duncan sejauh ini rata-rata menghasilkan 22,2 angka tiap pertandingan dengan 12,7 rebound. Jadi, mari simak aksi mereka.

Tembakan 3 Angka, itu Urusan Miller

Hanya dua detik tersisa. Indiana Pacers masih ketinggalan dua angka dari Philadelphia 76ers yang unggul dengan 78 poin. Reggie Miller menguasai bola di luar wilayah dua angka. Tenang, point guard Pacers ini melepas tembakan. Dan peluit panjang berbunyi persis ketika bola masuk keranjang Phily. Pacers menang 79-78!

Inilah pentingnya jago tembak tiga angka—tiga angka didapat bila bola ditembakkan dari luar garis berbentuk busur di bawah keranjang. Jika pertahanan lawan rapat, si jago tiga angkalah yang akan ”bicara”.

Untuk urusan membuat skor 3 ini, Reggie Miller termasuk salah satu yang disegani saat ini. Sepanjang karirnya dia telah berupaya membuat 4.629 kali tembakan 3 angka. Sebanyak 1.867 di antaranya (40,3 persen) berhasil menjadi angka. Selain Miller, Glen Rice, forward New York Knicks, juga terkenal menjebol jaring lawan lewat tembakan tiga angka. Pemain yang sebelumnya bermain di Lakers ini telah mencetak 1.353 dari 3.339 kali upaya tembakan tiga angkanya.

Si Tembok Cina Berjalan

Wang Zhizhi, pemuda Cina itu, sudah mencuri ”hati” Amerika ketika tampil bersama tim nasional Cina di Olimpiade Atlanta 1996. Ia, satu dari tiga pemain superjangkung yang dijuluki The Walking Great Wall, tampil hebat. Di Atlanta, pemain center 2,16 meter itu mencatat rata-rata 11,1 poin dan 5,6 rebound. Di Olimpiade 2000 Australia, meski Cina kalah dari The Dream Team AS, pemain The Rockets Cina itu mencetak rata-rata 13,5 poin dan 5 rebound. Di Cina, ia berhasil mengantar klubnya enam kali juara sampai tahun 1999, juga mengantar tim nasional Cina meraih trofi Kejuaraan Basket Asia. Wang direkrut klub Dallas Maverick dalam putaran kedua NBA tahun 1999 dan menggunakan nomor punggung 16. Meski belum semenonjol pemain Amerika lainnya, ia layak ditonton jika sekali waktu timnya melesat ke babak-babak penting NBA.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus