Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Petenis Polandia, Iga Swiatek, menorehkan prestadi ganda di ajang WTA Finals di Cancun, Meksiko. Ia menjadi juara sekaligus merebut kembali posisi petenis nomor satu dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Swiatek memenangi laga puncak WTA Finals atas Jessica Pegula dengan skor 6-1, 6-0, Selasa WIB, 7 November. Kemenangan Swiatek di pertandingan berdurasi 59 menit itu sekaligus menjadikan kemenangan ke-17 baginya di sepanjang karier.
Kemenangan tersebut juga mengantarnya menduduki di puncak peringkat dunia untuk tahun kedua berturut-turut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Swiatek, petenis berusia 22 tahun, mengalahkan Aryna Sabalenka yang sebelumnya mengklaim gelar sebagai petenis putri nomor satu dunia, di babak semifinal pada Minggu (5 November). Sabalenka sebelumnya merebut peringkat nomor satu dari Swiatek setelah US Open pada September.
"Terima kasih untuk tim yang telah bersama saya sepanjang musim, kami mengalami banyak pasang surut. Tapi, saya yakin, kami pasti akan mendapatkan lebih banyak lagi kemenangan jika kami terus bekerja seperti itu," kata Swiatek, dikutip dari AFP.
Pegula mengungkapkan ia tidak bisa tampil dengan maksimal karena tidak fokus dan terlalu terbebani, sehingga membuatnya banyak melakukan kesalahan.
"Itu hanya salah satu hari di mana saya merasa saya memikirkan terlalu banyak hal. Terlebih, dia (Swiatek) bermain sangat solid," kata Pegula.
Pegula mengalahkan Swiatek dalam pertemuan mereka sebelumnya di Montreal, Agustus, dan tampil mengesankan. Namun, petenis asal New York, Amerika Serikat, yang kini berusia 29 tahun itu tampaknya tidak pernah mampu mengulangi kemenangannya tersebut, dimana Swiatek dinilai lebih tajam dalam setiap aspek permainannya.
Bintang Polandia itu mendominasi servisnya, dan menarik Pegula ke seluruh lapangan dengan pukulan groundstroke yang membuat lawannya gagal.
Pegula juga kesulitan dalam melakukan servis, dipatahkan sebanyak lima kali dan melakukan 23 kesalahan sendiri dibandingkan dengan enam kesalahan yang dilakukan Swiatek.
Swiatek mengambil kendali permainan dan mematahkan servis Pegula pada game keempat untuk kedudukan 3-1 sebelum menahan dan mematahkan servis lagi untuk memimpin 5-1.
Meski Pegula beberapa kali sempat bangkit, Swiatek dengan cepat mengembalikannya ke deuce dan kemudian beralih ke match point hingga akhirnya meraih kemenangan dan gelar juara.
Pilihan Editor: Jadwal Liga Bola Voli Korea Selatan: Megawati Jalani Laga Ketujuh di Red Sparks, Kamis, 9 November