SENAYAN ternyata tak selamanya membawakan berita kekalahan. Sebuah berita menyenangkan kali ini datang dari sana: atlet bola voli Indonesia secara tak diduga mampu meraih prestasi lumayan di arena kejuaraan tingkat yunior Asia IV yang berlangsung sejak 12 Agustus lalu dan berakhir Senin pekan ini. Tim putra dan putri tuan rumah berhasil menerobos sampai ke peringkat 4. "Ini merupakan hasil yang menggembirakan," tutur Jenderal Moh. Sanoesi, Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI). Yang paling membanggakan adalah prestasi yang dicetak tim putra -- yang harus bersaing dengan 16 negara peserta lainnya. Mereka merebut tiket ke kejuaraan dunia yang akan berlangsung di Athena, Yunani, tahun depan. Tim Indonesia yang dimotori Loudry Maspaitella, 18 tahun, secara berturut-turut membabat Sri Lanka, Australia, Hong Kong, dan Bahrain, sebelum "ketemu batunya": ditaklukkan Jepang, Kor-Sel, dan Cina. Hasil ini juga memperbaiki peringkat regu putra, yang dalam kejuaraan yunior Asia III di Bangkok, 1987, hanya menduduki tempat ke-6. Adalah Loudry -- bertindak sebagai kapten -- yang sempat menjadi pujaan penonton. Sebagai pengatur serangan, ia berkali-kali memberikan umpan-umpan manis yang memudahkan rekannya melakukan smes-smes keras. Ia juga tangguh dalam memblok smes lawan. Pemuda tampan kelahiran Surabaya yang memiliki tinggi badan 182 cm ini disebut-sebut dalam waktu dekat bakal menjadi tumpuan tim senior -- yang prestasinya paling maksimal cuma menjadi jago di kawasan Asia Tenggara. Di semifinal, Loudry dkk. bahkan sempat memberikan perlawanan keras terhadap juara dunia yunior, Kor-Sel. Di set pertama mereka hanya kalah tipis dengan skor 21-19. Sayang, dua set berikutnya perlawanan mereka mengendur dan Kor-Sel akhirnya menang mudah. Ketika menghadapi Cina dalam memperebutkan peringkat ketiga, tim Indonesia tak berkutik dan kalah dalam tiga set tanpa balas. Tim putri Indonesia juga mencatat prestasi hebat. Mereka mampu mengalahkan Muangthai, India, Selandia Baru, dan hanya kandas di tangan negara raksasa bola voli: Kor-Sel dan Cina. "Padahal, target utama cuma menang dari negara Asean, seperti Muangthai. Ternyata, hasilnya di luar dugaan," tutur pelatih kepala, Suharsono. Dalam kejuaraan yunior Asia III di Bangkok, tim putri Indonesia tak diutus karena prestasinya diragukan. Kini keraguan itu pupus. Para Srikandi kita ternyata mampu mencapai peringkat ke-4 dari 10 negara peserta. Berita gembira dari Senayan itu lumayan lah sebagai hiburan. Soalnya, belakangan ini dalam olah raga permainan beregu prestasi Indonesia hampir tidak pernah bisa dibanggakan, untuk tingkat Asia Tenggara sekalipun. AKS dan Agung Firmasyah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini