"CATUR adalah satu-satunya permainan yang dirancang tanpa
disertai peranan nasib," tulis Russel Baker, kolumnis New York
Times Seruice. "Bila kedua pemain tak melangkah salah, keduanya
tak bisa menang."
Victor Korchnoi (51 tahun) melangkah salah. Datang ke tempat
pertandingan di Merano, Italia, ia mencoba membuyarkan
konsentrasi juara bertahan Anatoly Karpov (31 tahun) dengan
memakai kacamata reflektor. Hitam seperti momok yang memantulkan
bayangan dari luar. Bila Karpov ingin membaca isi hati lawan
dengan menatap mata Korchnoi, terlihat di situ justru dua
bayangan dirinya.
Adu nasib Korchnoi dengan reflektor momoknya tak berhasil. Tiga
tahun silam di Baguio, Filipina, kepintarannya masih seimbang,
padahal Karpov dibantu ahli hipnotis. Ia bisa bermain 21 kali
remis dan kalah tipis 5-6. Tahun ini, keduanya bertanding lagi
sejak awal Oktober. Sesudah 19 kali main remis, Korchnoi takluk
telak 2-6 Jumat lalu.
Sang penantang tua itu umpaknya tak punya keistimewaan baru
lagi. Ia cuma bisa menggali khasanah pengeuhuan lama tanpa
pengembangan kejutan ia gemar Pembukaan Inggris, yang memperoleh
perhatian khusus ketika muncul catur hypermodern menjelang
Perang Dunia 11.
Ide pembukaan c2-c4 ini-mirip Pembukaan Reti -- bermaksud lebih
menguasai lapangan tengah dari arah pinggir ketimbang
mendudukinya. "Pemain harus menguasai banyak ragam pembukaan,
penguasaan posisi secara tangguh dan mampu melakukan transposisi
ke pembukaan lainnya," kata analis catur untuk TEMPO, Boesoni
Sondakh. Ironinya, Korchnoi di ronde pertama di Merano
mengembangkan Pembukaan Inggris itu ke Gambit Menteri yang
paling dikuasainya, dan dihancurkan Karpov melalui pendobrakan
sentrum.
Anatoly Karpov, pahlawan muda partai komunis Soviet, adalah
pemain modern. Kalau di sepakbola ada total football yang
menggerakkan semua pemain ke segala arah, di catur modern Karpov
menyerang lawan baik dari sayap Raja, sayap Meneri maupun
sentrum. Lawan dibuatnya mencurahkan perhatian ke segala
penjuru.
Permainannya terakhir, partai ke-18, adalah contoh yang
membawanya kepada kemenangan. Ia memainkan Pembukaan
(konvensional) Ruy Lopez, sama seperti di partai ke-14 dan
ke-16. Tapi di langkah ke-13 ia mengeluarkan langkah penemuan
baru bidak a2-a4. Korchnoi kehabisan banyak waktu memikirkan
segala kemungkinan akibat langkah misterius itu yang memang
berbuntut penyapuan,semua bidaknya di sayap Menteri. Blunder-nya
dengan pertukaran Menteri mengakibatkan jalur tengah dikuasai
Benteng Karpov. Akhirnya bidak bebas Karpov di sayap raja
menekan Raja Hitam keluar dari persembunyiannya dengan langkah
kehilangan arah, dan menyerah.
Lain di papan catur yang tak bisa mengharapkan nasib, lain pula
di kehidupan keluarga Korchnoi. Sia-sia segala usahanya selama
ini untuk membebaskan istri dan anaknya dari Rusia. Ia sudah
pasrah. Tapi dalam kekalahannya merebut gelar juara dunia catur,
majalah Illustre di negeri pelariannya, Swiss, memberitakan:
"Pemerintah Soviet sudah menjamin pembebasan istri dan anak
Korchnoi dalam Mei 1982." Itu nasib,l dan mungkin juga
kemenangan (hibuan) untuk Korchnoi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini