Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sosok yang dikenal tak banyak bicara itu tiba-tiba menyedot per-hatian. Li Yongbo,- pelatih kepala sekaligus ma-najer tim Cina, menebar ancaman kepada semua kontingen yang tampil di Piala Thomas dan Uber Cup Jepang 2006 yang berlangsung mulai 28 April hingga 7 Mei. ”Cina akan juara. Kami akan berja-ya hingga sepuluh tahun ke depan,” kata Li dalam jumpa- pers sehari menjelang pembuka-an turnamen di Sendai, Jepang.
Bekas pemain ganda putra- yang berpasangan dengan Ti-an Bingyi di era 1980-an itu tak asal sesumbar. Domina-si Cina di sektor putri da-lam- delapan tahun terak-hir, dan kebangkitan tim pu-tra me-reka sejak merebut- Piala- Thomas dua tahun lalu, menja-di bukti kekuatan Negeri Tirai Bambu. Hingga mela-ju ke babak final, baik tim Thomas maupun Uber Cina tidak kehilangan satu partai pun.
Di turnamen Piala Thomas dan Uber terakhir, ter-utama di sektor tunggal, Ci-na selalu menyertakan pemain lapis dua yang kualitasnya tak beda jauh dengan pemain utama. ”Pembinaan mereka tidak- terputus,” kata mantan juara dunia Icuk Sugiarto.
Di sektor putri, setelah me-rebut Piala- Uber dari ta-ngan Indonesia di Hong Kong 1998, ketangguhan Cina tak- ter-geser- negara mana pun. Cina memang masih dimotori peraih emas Olimpiade- Athena- 2004, Zhang Ning, 31 tahun. Tapi lapis- di bawahnya, Xie Xingfang, sudah mem-bun-tuti Zhang di peringkat dua dunia yang dikeluarkan Federasi Bulu Tangkis Internasional (IBF).
Xie memang diproyeksikan menggantikan Zhang Ning. Xie adalah juara All England 2005 dan 2006. Ia juga menyabet- juara dunia di Amerika Serikat tahun lalu setelah mengalahkan Zhang. Di bawah Xie, masih ada tiga pemain la-in yang siap menyodok, yaitu Jiang Yanjio, Zhu Lin, dan Wang Lin, juara Cina Master 2006. Ketiga pemain yang belum berusia 25 tahun ini sudah berada di peringkat 20 besar IBF.
Pada ganda putri, Li Yongbo bisa menepuk dada lebih keras. Dua pasangan yang menembus final Olimpiade, Gao Ling/Huang Sui dan Yang Wei/-Zhang Jiewen tak te-go-yah-kan di puncak pe-r-ing-kat IBF. Kedua pasangan yang rata-rata berusia 25 tahun ini juga mela-ju ke babak final kejuaraan dunia 2005. Di ba-wah mereka, dua pa-sangan Du Jing/Yu Yang dan Zhang Dan/Zhang Yawen juga sudah masuk 10 besar IBF.
Pada kelompok putra, Chen Hong, Lin Dan, dan Bao Chunlai yang rata-ra-ta berusia 23 tahun, menjadi kunci sukses Cina di Piala Thomas 2004. Dan, kini, sudah ada pemain pelapis yang siap melesat. Mere-ka adalah Chen Jin, jua-ra- Cina Master 2006, dan Chen Yu. ”Ini adalah hasil kerja ke-ras mereka setelah 12 tahun berada di bawah bayangba-yang prestasi Indonesia,” kata Icuk.
Hanya saja, kekuatan di nomor tunggal belum diim-bangi munculnya pasang-an ganda yang kuat. Inilah yang bisa menjadi celah bagi nega-ra lain untuk men-curi gelar juara dari Cina. Sayang-nya, ganda utama Indonesia, Luluk Hadiyanto/Alven Yu-lian-to, yang diturunkan di semifinal menghadapi Fu Hai-feng/Cai Yun, tak mampu merebut celah itu. Mereka takluk dua set langsung. Sebelumnya, dua pemain tunggal, Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro, juga bertekuk lutut menghadapi Lin Dan dan Bao Cunlai.
Di mata Icuk Sugiarto,- da-ri tiga ne-gara terkuat lainnya, yaitu Denmark, Malaysia-, dan Indonesia, hanya Ma-lay-sia yang berpeluang besar menyamakan atau mengejar ke-digdayaan Cina. -Me-nurut Icuk, Indonesia masih berkutat pada masalah pembinaan pemain, sedang Denmark ti-dak- mempunyai jumlah- stok- pemain berbakat yang cu-kup.
Malaysia? Mereka telah me-masukkan bulu tangkis- da-lam delapan cabang yang mendapat perhatian khusus- karena akan dikirim ke Olim-piade London 2012. ”Malaysia jorjoran mengirim atlet- ber-tanding ke luar negeri,” katanya. Pada kejuaraan All England dua bulan lalu, misalnya, Malaysia mengi-rim sekitar 50 pemain dari berbagai usia.
Setelah kegagalan di Jepang, Indonesia tak punya pilihan kecuali mulai bersiap untuk kejuaraan Piala- Thomas dan Uber dua tahun- mendatang di Jakarta. Be-kas Juara Dunia Ganda Cam-puran Rosiana Tendean- mengatakan, dua tahun ada-lah waktu yang singkat. ”Proyeksi harus dilakukan dari sekarang dan pelatih harus diberi wewenang penuh memilih pemain,” ujarnya.
Adek Media Roza
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo