Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bumbu Dapur Penurun Hujan

8 Mei 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LELAKI 43 tahun itu duduk bersila di sebuah aula ”peng-inapannya” di bilangan Cawang, Jakarta Timur. Di ha-laman aula, seikat sapu lidi berdiri, di ujungnya ditusuk bawang putih, bawang merah, dan cabai. Lelaki itu kemudian mulai komat-kamit. Matanya menatap ke arah langit. ”Ada yang minta bantuan agar demo tidak anarkis,” kata lelaki itu, paranormal Ki Joko Bodo, Jumat pekan lalu.

Joko tak sendirian. Paranormal lainnya adalah Sun-arto, Teguh Hudiono, Nyoman Sukadana, dan Nurul. Mereka men-dapat tugas mendatangkan hujan ke wilayah Jakarta ketika berlangsung aksi demo ribuan buruh pada 1 Mei lalu. Dengan adanya hujan, demo bisa berhenti dan tidak anarkis. Yang memberi tugas aparat keamanan. Siapa nama-nya? ”Itu rahasia,” ujar Ki Joko sambil tertawa.

Permintaan dari seorang petugas pengaman unjuk rasa, menurut Joko, datang melalui telepon pada 20 April lalu. Petugas itu mengaku diperintah atasannya. Dan benar, aksi demo menyambut May Day itu dihadiri lebih dari 50 ribu buruh. Dan benar pula, kebetulan atau berkat kelima paranormal itu, hujan lebat mengguyur Jakarta.

Bagi Joko dan kawan-kawannya, menurunkan h-ujan ada-lah cara paling efektif ”mengamankan” aksi massa, seperti permintaan petugas tadi. Hujan bisa menetralkan suasana panas selama aksi. Apalagi, menurut Sunarto, massa dalam jumlah besar mudah terpicu emosinya. ”Kalau s-ebanyak itu, kan tidak cukup disemprot dengan water cannon,” kata-nya.

Joko lantas mengajak keempat temannya bergabung. Maklum, kawasan yang mesti diguyur hujan begitu luas, dan hujan pun harus deras. Soal bayaran, baik Joko maupun Sunarto dan Nurul tak mau menyebut jumlahnya. ”Itu ikhlas. Ada rekan yang menerima bayaran, tapi jumlahnya terserah yang meminta tolong,” kata Joko.

Ritual mendatangkan hujan tak bisa sekejap pada hari ”H”. Sunarto merinci, ritual yang mereka lakukan sudah di-mulai seminggu sebelum demo buruh berlangsung. Selasa pekan sebelumnya, mereka berpuasa. Waktu pelaksanaan puasa ini dipilih berdasarkan pandangan orang Jawa. Su-narto, yang berasal dari Jawa Tengah, meyakini Selasa se-bagai hari selo (bahasa Jawa untuk ”longgar”).

Menjelang demonstrasi berlangsung, para pawang memulai ritual bersama. Mereka menyiapkan sesajen yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, beras, dan garam sejak pukul 9 pagi. Sunarto menjelaskan, bumbu dapur ini menjadi simbol kelembapan yang menjadi dasar terjadi-nya hujan.

Sesajen tersebut dikubur di empat penjuru lokasi demonstrasi, yaitu Jakarta Barat, Timur, Selatan, dan Utara. Sebagian lagi ditabur di lokasi yang diharapkan turun hujan. Dua jam sebelum aksi berlangsung, mereka melakukan ri-tual di kediaman masing-masing. Doa yang diucapkan beragam, sesuai dengan daerah asal mereka masing-masing.

Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah pemerintah meminta pertolongan pawang hujan dalam sebuah keterang-an pers. Dua jam sebelum turun hujan, Kalla sempat berkelakar bahwa cuaca Jakarta yang mendung membuat u-njuk rasa bergairah. Seorang wartawan bertanya, apakah pe-me-rintah mendatangkan pawang hujan. Kalla menjawab, ”Saya belum pernah mendengar ada pawang minta hujan, karena pawang tugasnya mengusir hujan.”

Bantahan juga disampaikan Kepala Polres Bandara, Komisaris Besar Guntur Setianto. ”Ya, kalau hujan, hujan saja,” Guntur mengatakan. ”Tak ada perintah mendatangkan pawang.”

Purwanto, Bagja Hidayat, Yuliawati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus