Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak secepat reaksinya ketika menerima bola di lapangan, Ronaldinho tampak terpaku saat menerima trofi di podium Opera House, Zurich, Swiss. Sesaat kemudian, pelan-pelan barulah ia berbicara dengan penuh emosi. "Penghargaan ini untuk keluarga saya dan masyarakat Brasil. Saya berharap ini adalah yang pertama dari sederet yang akan datang," katanya pada Senin malam, pekan lalu.
Itulah hari bersejarah bagi Ronaldinho, 24 tahun. Pemain asal Brasil yang kini membela Barcelona ini dinobatkan menjadi pemain terbaik dunia oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Ia mengikuti jejak tiga pemain Brasil lain yang lebih dulu meraih gelar ini, yakni Romario Faria (1994), Ronaldo (1996, 1997, dan 2002), serta Rivaldo (1999). Ketiganya juga sama-sama pernah "merumput" di Barcelona, Spanyol.
Dia dipilih oleh para juri yang terdiri 157 pelatih dan 145 kapten tim nasional. Nilai yang dikumpulkan Ronaldinho mengungguli kandidat lain, yakni Thierry Henry (Arsenal/Prancis), Andriy Shevchenko (AC Milan/Ukraina), pemain terbaik tahun lalu Zinedine Zidane (Real Madrid/Prancis), dan Pavel Nedved (Juventus/Rep. Cek).
Sebuah kemenangan yang luar biasa karena dalam setahun terakhir Ronaldinho tak membawa negaranya atau klubnya merengkuh gelar juara. Dua pesaing terdekatnya lebih jelas prestasinya. Henry mampu membawa Arsenal menjuarai Liga Inggris, Shevchenko berhasil mengantarkan AC Milan menjuarai Seri A Italia.
Ronaldinho alias Ronnie memiliki kelebihan lain. Dia sanggup mengangkat moral Barcelona yang carut-marut setelah empat tahun didera salah manajemen dan pertikaian internal. Kehadirannya pada Juli 2003 mampu mengangkat klub yang terpuruk di papan tengah ini menjadi runner-up La Liga musim lalu. Masuknya Ronnie juga memungkinkan sederet pemain bintang seperti Deco, Henrik Larsson, Samuel Eto'o, dan Edmilson tak ragu-ragu untuk datang. Kini mereka memastikan Barca menjadi juara paruh musim, terpaut 12 poin dari pesaing terdekatnya, Espanyol.
Bagi rekan-rekannya Ronaldinho adalah pembangkit antusiasme. Di lapangan, senyumnya jarang hilang, bahkan saat timnya kalah atau ketika dirinya mendapat kartu kuning. "Tak hanya piawai memenangkan permainan, dia juga mampu menjaga semangat juang kami tetap bagus," kata Charles Puyol, kapten tim Barcelona.
Puyol menyimpan cerita. Suatu hari pada Mei lalu, hampir semua pemain Barca tertunduk murung di ruang ganti setelah mereka dikalahkan Celta Vigo dan gagal menjadi juara liga. Tapi Ronaldinho tetap saja tersenyum dan berusaha menghibur rekan-rekannya. "Ayolah kawan-kawan, bergembiralah, kita memang kalah, namun Real Madrid juga kalah oleh Mallorca, dan Valencia yang jadi juara," katanya. Puyol dan kawan-kawan pun terbujuk, mereka mulai tertawa sehingga suasana berganti ceria.
Saat berlaga di lapangan, Ronaldinho bak tukang sulap. Umpannya cerdik dan akurat, bahkan mampu mengoper dengan arah yang berlawanan dengan pandangan matanya. Dia mampu mengembalikan keindahan sepak bola yang makin pudar. Ronaldinho juga tak egois, selalu jadi kreator bola matang bagi rekan-rekannya. Meski sempat diganggu cedera lutut, musim ini ia tetap brilian. Gol indahnya menjadi penentu kemenangan 2-1 Barcelona atas AC Milan di Liga Champions sebulan yang lalu. Tiga pekan kemudian, bersama-sama rekannya, Ronaldinho membawa Barcelona menaklukkan musuh abadinya, Real Madrid, 3-0.
Memiliki nama lengkap Ronaldo De Assis Moreira, ia lahir di Porto Alegre, Brasil, pada 21 Maret 1980. Belakangan ia lebih senang dipanggil Ronaldinho (berarti Ronaldo kecil), untuk membedakan dengan Ronaldo yang populer lebih dulu. Sejak kecil Ronaldinho dihadapkan pada keterbatasan ekonomi. Bungsu dari tiga bersaudara ini harus tinggal di rumah kayu berkamar satu. Ayahnya, Joao, adalah tukang las yang menyambi sebagai staf keamanan parkir di klub Gremio. Ibunya, Miguelina, seorang perawat. Kehidupan mereka baru membaik ketika Roberto, kakaknya, seorang pemain bola yang kini jadi manajer Ronnie, mendapat fasilitas vila dari klubnya, Gremio. Tapi di kolam vila itu Joao justru menemui ajalnya karena tenggelam akibat serangan jantung.
Ronaldinho yang drop-out dari sekolah dasar sudah mengakrabi sepak bola sejak dini. Dia sering bermain bola di gang-gang kecil dan jalanan sekitar rumahnya. Bakatnya mengantarnya ke jalur mulus menuju puncak. Dia pernah menjadi pencetak gol terbanyak dan mengantar tim Brasil menjadi juara di kejuaraan dunia di bawah usia 17 tahun di Mesir pada 1997. Setahun kemudian, Ronaldinho mengikuti jejak kakaknya, bergabung dengan klub Gremio. Pada usia 19 tahun dia sudah mencetak gol indah bagi tim nasional Brasil ke gawang Venezuela di ajang Copa Amerika 1999. Dua tahun berselang, ia diboyong oleh klub Prancis, Paris St. Germain.
Meski agak melempem bersama PSG, kecemerlangannya kembali menonjol di Piala Dunia 2002, saat Brasil menjadi juara. Gol tendangan bebasnya yang menyingkirkan Inggris jadi perbincangan. Bahkan legenda sepak bola, Pele, menyebutnya pemain terbaik di ajang ini. Berkat penampilannya itu dia pun banyak dilirik klub-klub raksasa Eropa, termasuk Manchester United dan Barcelona. Ronnie akhirnya memilih berlabuh di Barcelona, Juli tahun lalu, dengan transfer senilai 30 juta euro.
Setelah berhasil membangkitkan klub Barcelona, Ronaldinho terus diincar banyak klub, termasuk Chelsea, klub kaya di Inggris. Apalagi ia baru saja terpilih menjadi pemain terbaik dunia. Chelsea malah telah mengiming-iming duit US$ 100 juta (sekitar Rp 900 miliar) untuk menggaetnya. Namun Ronaldinho sejauh ini belum tergoda. Dia tetap ingin bersama Barcelona. "Saya dan Barcelona saling membutuhkan. Saya ingin mencetak sejarah dengan merebut gelar bersamanya," ujarnya.
Nurdin Saleh
Ronaldo De Assis Moreira Nama Panggilan: Ronaldinho (Ronaldinho Gaucho) Tempat/Lahir: Porto Alegre, Brasil, 21 Maret 1980 Tinggi: 1,80 meter Berat : 76 kg Posisi: Gelandang atau striker Klub: Barcelona
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo