KEPUTUSAN Komisi Hukum Persebaya terhadap penskorsan 13 pemain
Indonesia Muda dalam kasus pemukulan wasit R. Hatta menimbulkan
kecurigaan. Hadi Ismanto dan Johy Fahamsyah terutama mencurigai
proses pengadilan itu ada hubungannya dengan kepindahan mereka
ke Indonesia Muda Galatama, Jakarta.
"Pak Joko (maksudnya, Joko Sutopo, Ketua Umum Persebaya)
menginginkan saya dan Hadi tetap di Surabaya," kata Fahamsyah
kepada pembantu TEMPO, Ibrahim Husni. "Pengurus Persebaya
tampaknya kurang senang kami pindah."
Kedua pemain itu mengajukan permohonan berhenti pada Indonesia
Muda, Surabaya, 14 Maret lalu. Tiga hari kemudian jawabannya
mereka terima. Ketua Umum Indonesia Muda, Didi Rudianto
menyatakan tak berkeberatan.
PSSI dalam suratnya kepada Indonesia Muda Galatama tertanggal 19
April mengesyahkan keanggotaan Ismanto dan Fahamsyah di klub
itu, terhitung 27 Maret. Dalam lampiran yang memuat kedua nama
pemain itu, dinyatakan bahwa sesuai dengan peraturan PSSI, 30
hari sesudah tanggal pengesyahan, yang bersangkutan berhak main.
Tembusan surat dan lampirannya disampaikan kepada Komda PSSI
yang bersangkutan.
Tapi ketika Indonesia Muda Galatama siap-siap untuk menurunkan
Ismanto dan Fahamsyah dalam pertandingan melawan Cahaya Kita, 1
Mei, datang surat PSSI sehari sebelumnya yang melarang mereka
bermain. Alasannya, persoalan di Surabaya harus selesai dengan
tuntas dulu.
Kini hukuman telah dijatuhkan (lihat: Awas, Kartnya Bikin
Celaka). Tuntas atau tidak, masih jadi pertanyaan. Di samping
Indonesia Muda, Surabaya akan naik banding atas putusan
tersebut, status kepindahan Ismanto dan Fahamsyah tampak belum
dilepas Persebaya.
Tak Digubris
Kepada TEMPO, Sekretaris Persebaya, F.L. Manuputty menyodorkan
peraturan PSSI hasil Sidang Paripurna II 1978, antara lain
menegaskan pemain yang "pindah dari daerah harus mendapat
pengesyahan dari Komda." Tapi tembusan surat pemberhentian
kedua pemain itu yang disampaikan Indonesia Muda kepada Komda
PSSI Jawa Timur tampaknya tak digubris. Atau barangkali 'macet'
di tangan pengurus Persebaya. Karena secara pribadi Hadi Ismanto
belum menemui Joko Sutopo untuk pamitan.
Itulah barangkali sebabnya ketika PSSI memanggil Ismanto dan
Fahamsyah untuk menggabungkan diri ke pelatnas PSSI Utama di
Yogyakarta, suratnya (2 Mei) ditujukan kepada pengurus
Persebaya, sedang kedua pemain itu menerima tembusannya lewat
alamat Indonesia Muda Galatama di Jakarta. "Kenapa pemanggilan
tidak langsung melalui Indonesia Muda Galatama saja," komentar
seorang pengurus klub itu. "Apa hubungannya lagi antara kedua
pemain itu dengan Persebaya."
Kabarnya pengurus Indonesia Muda Galatama di Jakarta sangat
berhati-hati melayani surat panggilan Ismanto dan Fahamsyah.
Mereka bersikap pasif dan menunggu reaksi, tentu saja, untuk
menghindarkan salah faham dengan pengurus Persebaya, meskipun
tidak mustahil Indonesia Muda bisa dicap 'pembangkang' lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini