Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kenapa Persebaya, Kurang Senang?

Dua pemain Indonesia Muda, Hadi Ismanto & Johny Fahamsyah yang mau pindah ke Jakarta dipersulit oleh Persebaya dengan alasan persoalan di Surabaya harus diselesaikan dulu. Padahal kedua pemain telah diberhentikan. (or)

12 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEPUTUSAN Komisi Hukum Persebaya terhadap penskorsan 13 pemain Indonesia Muda dalam kasus pemukulan wasit R. Hatta menimbulkan kecurigaan. Hadi Ismanto dan Johy Fahamsyah terutama mencurigai proses pengadilan itu ada hubungannya dengan kepindahan mereka ke Indonesia Muda Galatama, Jakarta. "Pak Joko (maksudnya, Joko Sutopo, Ketua Umum Persebaya) menginginkan saya dan Hadi tetap di Surabaya," kata Fahamsyah kepada pembantu TEMPO, Ibrahim Husni. "Pengurus Persebaya tampaknya kurang senang kami pindah." Kedua pemain itu mengajukan permohonan berhenti pada Indonesia Muda, Surabaya, 14 Maret lalu. Tiga hari kemudian jawabannya mereka terima. Ketua Umum Indonesia Muda, Didi Rudianto menyatakan tak berkeberatan. PSSI dalam suratnya kepada Indonesia Muda Galatama tertanggal 19 April mengesyahkan keanggotaan Ismanto dan Fahamsyah di klub itu, terhitung 27 Maret. Dalam lampiran yang memuat kedua nama pemain itu, dinyatakan bahwa sesuai dengan peraturan PSSI, 30 hari sesudah tanggal pengesyahan, yang bersangkutan berhak main. Tembusan surat dan lampirannya disampaikan kepada Komda PSSI yang bersangkutan. Tapi ketika Indonesia Muda Galatama siap-siap untuk menurunkan Ismanto dan Fahamsyah dalam pertandingan melawan Cahaya Kita, 1 Mei, datang surat PSSI sehari sebelumnya yang melarang mereka bermain. Alasannya, persoalan di Surabaya harus selesai dengan tuntas dulu. Kini hukuman telah dijatuhkan (lihat: Awas, Kartnya Bikin Celaka). Tuntas atau tidak, masih jadi pertanyaan. Di samping Indonesia Muda, Surabaya akan naik banding atas putusan tersebut, status kepindahan Ismanto dan Fahamsyah tampak belum dilepas Persebaya. Tak Digubris Kepada TEMPO, Sekretaris Persebaya, F.L. Manuputty menyodorkan peraturan PSSI hasil Sidang Paripurna II 1978, antara lain menegaskan pemain yang "pindah dari daerah harus mendapat pengesyahan dari Komda." Tapi tembusan surat pemberhentian kedua pemain itu yang disampaikan Indonesia Muda kepada Komda PSSI Jawa Timur tampaknya tak digubris. Atau barangkali 'macet' di tangan pengurus Persebaya. Karena secara pribadi Hadi Ismanto belum menemui Joko Sutopo untuk pamitan. Itulah barangkali sebabnya ketika PSSI memanggil Ismanto dan Fahamsyah untuk menggabungkan diri ke pelatnas PSSI Utama di Yogyakarta, suratnya (2 Mei) ditujukan kepada pengurus Persebaya, sedang kedua pemain itu menerima tembusannya lewat alamat Indonesia Muda Galatama di Jakarta. "Kenapa pemanggilan tidak langsung melalui Indonesia Muda Galatama saja," komentar seorang pengurus klub itu. "Apa hubungannya lagi antara kedua pemain itu dengan Persebaya." Kabarnya pengurus Indonesia Muda Galatama di Jakarta sangat berhati-hati melayani surat panggilan Ismanto dan Fahamsyah. Mereka bersikap pasif dan menunggu reaksi, tentu saja, untuk menghindarkan salah faham dengan pengurus Persebaya, meskipun tidak mustahil Indonesia Muda bisa dicap 'pembangkang' lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus