Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komite Olimpiade Internasional atau IOC membuat ketentuan baru dalam jumlah pembawa bendera nasional negara peserta Olimpiade 2020. Jika sebelumnya pembawa bendera hanya satu orang, dalam peraturan baru setiap kontingen bisa menurunkan dua orang: laki-laki dan perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketentuan baru itu seiring dengan tekat IOC meninggalkan tradisi lama untuk mengirimkan pesan kesetaraan gender.
Presiden IOC Thomas Bach, Rabu, 4 Februari 2020, mengatakan bahwa organisasinya sudah mengamandemen protokol yang memungkinkan kedua gender terwakili dalam momen yang paling banyak ditonton dalam Olimpiade itu.
Pada upacara pembukaan semua tim masuk stadion dengan masing-masing pembawa bendera yang biasanya adalah atlet peraih medali terbanyak atau atlet yang berhasil pada event besar.
IOC juga menyatakan paling sedikit satu atlet putri dan satu atlet putra harus dimasukkan ke setiap dari 206 delegasi yang akan berlomba di Tokyo.
Arab Saudi, contohnya, baru melibatkan perempuan dalam tim Olimpiade-nya pada Olimpiade London 2012.
"Kami mendorong semua komite Olimpiade nasional memanfaatkan opsi ini (dua pembawa bendera)," kata Bach seperti dikutip Reuters.
"Bersama dengan prakarsa dua ini, IOC mengirimkan pesan yang sangat kuat lainnya kepada dunia bahwa keseimbangan gender adalah realitas Olimpiade," kata Bach.
Sekitar 51,2 persen dari 11 ribu atlet yang turun di Olimpiade Tokyo 2020 adalah laki-laki dan 48,8 persen lainnya perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini