Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pembalap sepeda putri, Ayu Triya Andriana, berhasil meraih peringkat ketiga Kejuaraan Dunia Sepeda Gunung 2022.
Ayu yang spesialis di nomor downhill mengaku ikut kompetisi secara dadakan.
Ia menargetkan medali emas di Kejuaraan Asia yang berlangsung di Korea Selatan, 19 Oktober mendatang.
PEMBALAP sepeda putri, Ayu Triya Andriana, melambaikan karangan bunga ketika berada di atas podium juara balap sepeda di Sirkuit Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Atlet kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 26 November 2000, ini berhasil menduduki peringkat ketiga dalam Kejuaraan Dunia Sepeda Gunung (MTB) Uni Sepeda Internasional (UCI) Seri Ke-7 alias UCI MTB Eliminator World Cup 2022 pada Ahad, 28 Agustus lalu.
Ayu Triya Andriana memperoleh medali perunggu pada nomor elite putri. Ia menyelesaikan balapan dengan catatan waktu 1 menit 58,05 detik atau 10,07 detik lebih lambat daripada Marion Fromberger asal Jerman yang meraih medali emas dengan catatan waktu tercepat 1 menit 47,98 detik. Sementara itu, posisi runner-up ditempati pembalap sepeda Thailand, Warinthorn Pretpraphan, dengan catatan waktu 1 menit 52,10 detik.
Ayu mengaku tidak menyangka bisa naik podium ketiga. Pasalnya, balapan ini adalah penampilan debutnya di UCI MTB Eliminator World Cup. “Sebenarnya ini dadakan aja ikutnya. Spesialisasi saya di downhill,” kata Ayu saat dihubungi, Kamis, 22 September lalu. “Jika bekerja sangat keras dan pintar mengatur strategi maka bisa naik podium,” tuturnya saat ditanyai ihwal kiatnya agar berhasil naik podium.
Menurut Ayu, dukungan dari masyarakat Palangkaraya yang datang ke lokasi perlombaan menjadi tambahan motivasi bagi dirinya. Ia pun berharap ke depan akan banyak atlet Indonesia yang tampil di ajang ini. “Tambahan motivasi juga dari tim dan pelatih yang memberikan semangat bahwa saya pasti bisa. Selain itu, juga antusiasme masyarakat Palangkaraya yang mirip dengan kejuaraan dunia di luar negeri,” tuturnya.
Ayu bercerita, perkenalan pertamanya dengan dunia balap sepeda dimulai dari nomor bicycle motor cross (BMX). Ketika itu, atlet 21 tahun ini masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kedungrejo, Banyuwangi. “Tepatnya pada 2012. Ketika itu berlatih bareng teman-teman ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia) Banyuwangi,” ujar Ayu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembalap Indonesia Ayu Tria Andriyana (kedua kanan) usai penganugerahan juara Seri ke-8 UCI MTB Eliminator World Cup 2022 kategori Women Elite di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, 28 Agustus 2022/ANTARA/Makna Zaezar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia pun langsung mengikuti kejuaraan terbuka di Banyuwangi pada tahun itu untuk kategori pelajar. Ayu bersaing dengan atlet junior dari berbagai provinsi di Indonesia. “Waktu itu bisa dapat nomor satu. Jadi orang tua pun ikut mendukung pilihan saya menjadi atlet,” ucap Ayu yang kuliah di Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Budi Utomo, Malang, Jawa Timur, ini.
Setelah mengukir berbagai prestasi di nomor BMX, Ayu pun mulai menjajal nomor downhill pada 2015. Ia kerap turun di dua nomor sekaligus, yakni MTB downhill dan BMX. “Sejak jadi juara nasional junior pada 2017, akhirnya berfokus pada nomor downhill,” kata Juara I Elite Downhill Kejuaraan Nasional Balap Sepeda 2021 di Garut, Jawa Barat, itu.
Meski Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) tidak mengadakan pemusatan latihan nasional, Ayu mengaku rutin berlatih untuk mempersiapkan diri di ajang internasional lain. Ajang balap sepeda internasional terdekat yang bakal diikutinya adalah Kejuaraan Asia di Suncheon, Korea Selatan, 19-23 Oktober mendatang. “Saya menargetkan (hasil) terbaik di Kejuaraan Asia,” tuturnya.
Untuk mewujudkan impian meraih medali emas di Kejuaraan Asia, Ayu rutin berlatih dari Senin sampai Sabtu. Latihan yang dilakukannya dimulai pada pagi hari pada pukul 07.00 sampai 10.30. Ia pun menambah porsi latihan sore mulai pukul 15.30 sampai 17.00. “Tetap berlatih meski lagi tidak ada pelatnas. Libur cuma pas Minggu,” katanya.
Ayu berharap nomor downhill yang menjadi spesialisasinya bisa dilombakan di turnamen multievent seperti SEA Games dan Asian Games. Nomor downhill, Ayu menambahkan, sempat ada di SEA Games 2019 Filipina dan SEA Games 2021 Vietnam, tapi di SEA Games 2023 Kamboja nanti tidak dipertandingkan. Begitu juga di Asian Games 2023 di Hangzhou, Cina, tidak ada nomor downhill. “Semoga di SEA Games 2025 Thailand sudah ada lagi,” ucapnya.
Pelatih tim nasional nomor downhill, Agus Suherlan, mengatakan tetap memantau perkembangan Ayu meski harus menjalani program latihan mandiri di Banyuwangi. Menurut dia, catatan waktu atlet andalannya yang memilih berlatih di Bukit Klemuk, Batu, Jawa Timur, itu terus meningkat. “Kami pasti bakal menargetkan emas untuk elite putra dan putri di Kejuaraan Asia,” kata Agus saat dihubungi, Jumat, 23 September lalu.
Menurut Agus, ia akan memberikan arahan langsung kepada para atlet yang bakal mengikuti Asian Continental Championships di Korea Selatan. Pengumpulan atlet di Jakarta itu rencananya dilakukan pada 13 Oktober mendatang. “Berangkat ke Korea Selatan pada 15 Oktober. Jadi masih ada kesempatan untuk memberikan masukan nantinya,” ujarnya.
Agus menjelaskan, sejak memasuki level elite putri, perkembangan Ayu terus meningkat hingga bisa membuktikan kemampuannya di kejuaraan dunia. Meski Ayu tidak ikut berpartisipasi di SEA Games 2021 Vietnam, menurut Agus, usia Ayu yang masih muda bakal menjadi andalan di masa depan untuk menggantikan seniornya di nomor downhill, yakni Tiara Prastika Andini. “Dia bisa menunjukkan prestasi di event lain karena latihan konsisten sehingga bisa masuk timnas,” tuturnya.
Ayu Triya Andriana/Tempo
Untuk mendongkrak prestasi Ayu, menurut Agus, federasi balap sepeda bakal banyak menerjunkannya di ajang internasional seperti piala dunia dan kejuaraan dunia. Salah satunya kejuaraan dunia yang serinya berlangsung di Australia pada 2023. “Nanti dipilih beberapa event. Kami sesuaikan dengan anggaran pemerintah,” tuturnya.
Sekretaris Jenderal PB ISSI Parama Nugroho mengaku puas dan senang melihat hasil wakil Indonesia yang berlaga di UCI MTB Eliminator World Cup 2022. Pasalnya, para atlet sepeda Tanah Air meraih hasil yang membanggakan di ajang tersebut. Selain Ayu yang menjadi juara ketiga, Indonesia berhasil menempatkan dua pembalapnya di babak small final pada nomor Elite Women, yakni Dara Latifah dan Riska Amelia Agustina, yang menempati posisi ke-7 dan ke-8.
Adapun di nomor Elite Men, Indonesia juga berhasil menempatkan tiga pembalapnya di babak small final. Mereka adalah Ihza Muhammad, Renoza Aldi Pratama, dan Zaenal Fanani. Ihza mampu membukukan catatan waktu 1 menit 43,69 detik, sementara Renoza lebih lambat 5,91 detik dan catatan waktu Zaenal 7,59 detik lebih lama.
Parama bahkan tidak menduga wakil dari Indonesia bisa mendapatkan podium balap sepeda dalam Kejuaraan Dunia Sepeda Gunung 2022. “Capaian Ayu cukup menggembirakan, tapi di luar dugaan karena ini kejuaraan dunia,” ujarnya saat dihubungi, Jumat, 23 September lalu. Selain itu, Parama merasa Ayu Triya Andriana sudah terbiasa dengan lintasan tersebut. “Dia sudah biasa dengan trek pas berlatih sehingga bisa memberi kejutan,” tuturnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo