Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

King Jadi Raja

Kontingen Indonesia berhasil menambah dua medali emas melalui tangan Liem Swie King. King, menang di final tunggal dan ganda dari pemain rrc, tanpa kehilangan satu set pun. (or)

30 Desember 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI-hari terakhir di Asian Games VIII dikuasai Liem Swie King. Menyumbang 2 kemenangan dalam nomor beregu putera -- tunggal dan ganda, ia mengulangi sukses di partai perorangan. Di final beregu putera, ia mengalahkan Han Tsien. Kemudian dia bersama Christian menundukkan pasangan RRC, Tan Hsien Hu/Lin Shih Chuan. Dua kemenangan King itu mengantar tim bulutangkis Indonesia ke urutan pertama, dan meraih medali emas. Dalam final perorangan, King sekali lagi menjatuhkan juara RRC, Han Tsien. Penampilannya mantap. Sejak ronde pertama, ia tak pernah kehilangan satu set pun. Juga dalam menghadapi Luan Chin, juara dunia versi Federasi Bulu tangkis Dunia (WBF) di semi final, King menang bersih. Pertarungan antara kedua finalis yang berbeda kiblat ini tampak berjalan alot. (Indonesia adalah anggota Federasi Bulutangkis Internasional -- IBF). Tak ada bola dari King yang dilepas begitu saja oleh Han Tsien. Set pertama dimenangkan King, 15-7, dengan 18 menit. Dalam set lanjutan, Han Tsien sempat memburu King 5-6, setelah ketinggalan 1-6. Tapi Han Tsien tak lama bertahan. Setelah bola berpindah tangan, ia kelihatan tak kuasa menahan tekanan. Dan King melaju dengan 7 angka tambahan. Sampai di situ, Han Tsien memperkecil ketinggalan lagi menjadi 11-13. "Agak gugup juga saya dibuat Han Tsien," ujar King kemudian. Set ini diakhiri King 15-11 dalam 13 menit. Melihat penampilan yang memukau itu, koran Bangkok Post, 20 Desember, tak ayal menurunkan judul menyolok: "Liem Swie King is shuttle king. " Betulkah King raja bulutankis? Juara All England 1959, Hendra Kertanegara pernah memuji King, juara All England 1978. "Ia punya pukulan tak terlihat yang menyesatkan ala Finn Kobero dan Svend Pri," kata Kertanegara. "Tipe permainan yang kurang kita punyai di sini." Kobero dan Pri adalah pemain andalan Denmark. Hou Chia Chang, bintang RRC yang kini bermain ganda bersama Yu Yao Tung berpendapat lain. "King pemain baik," kata Chang kepada Lukman Setiawan dari TEMPO. Tapi, "dalam soal pukulan (dia) masih kurang." Pukulan King kurang keras? "Tidak. Bukan itu," lanjutnya. "Fisiknya kuat, kakinya kuat, pukulannya keras. Cuma bila diajak bermain rally, pukulannya itu-itu saja. Tak banyak variasi." King, lahir di Kudus, 28 Pebruari 1956, memang agak kurang memberikan variasi pukulan bila diajak rally. Ia beberapa kali keteter sewaktu dibawa Han Tsien atau Luan Chin dalam beradu ulet. Ketika King pertama kali mengorbit di tahun 1974, pelatihnya, Agus Susanto, tampak sudah menyadari kekurangan anak asuhannya. "Lawan main jelek, ia juga jelek," kata Susanto. Di AG VIII, King beruntung berkat pengalaman. Keteter dalam rally, diimbanginya dengan permainan cepat. "King memang unggul dalam kecepatan," komentar pelatih RRC, Wang Wen Chiao. "Itu dimungkinkan karena staminanya bagus." Penampilan bulutangkis Indonesia, umumnya tidak mengecewakan. Di AG VII, Teheran 1974, mereka cuma membawa pulang 2 medali emas atas nama pasangan Tjuntjun/Johan Wahyudi dan ganda campuran Christian/Regina Masli. Sekarang mereka memboyong 4 dari 7 medali emas yang diperebutkan - 1 dari beregu putera dan 3 melalui nomor perorangan. Pemenang 3 nomor yang disebut terakhir ini adalah Liem Swie King (tunggal), Christian/Ade Chandra (ganda putera), dan Verawaty/Imelda Wiguna (ganda puteri).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus