DI Swedia, skate board telah lama tak diperkenankan meluncur.
Banyak korban berjatuhan, malah ada yang meninggal, lantaran
permainan itu. Di Singapura, larangan serupa berlaku sejak
1977.
Tapi, di Indonesia, permainan yang terbuat dari sebilah papan
berukuran 50 cm x 15 cm yang diberi 4 roda itu, sedang getolnya
meluncur. Dalam tempo 1 bulan saja sudah diadakan kali
perlombaan. Pertama, di Parkir Timur Senayan, 5 Nopember. Lalu
10 Desember, di Taman Suropati. Keduanya di Jakarta. Pesertanya
para remaja yang juga datang dari Bandung. "Daripada mereka
nongkrong di pinggir jalan,'kan mending dikasih kegiatan," kata
Atje Saleh, Wakil Ketua Panitia Lomba Skate Board Prambors.
Saleh bukan tak tahu bahwa di beberapa negara, permainan ini
telah diharamkan. "Di Swedia, sering jatuh korban karena mereka
bermain di arena yang mirip tong setan," cerita Saleh. "Di sini
lain. Dan saya fikir belum begitu berbahaya."
Di Senayan maupun di Taman Suropati, gelanggang pertadingan
dibuat begitu sederhana. Tempat luncuran, buat mengambil
ancang-ancang dibikin dari papan dengan kemiringan sekitar 45
derajat. Dari situ, kemudian baru pemain memperlihatkan
ketrampilan dalam melewati patok-patok yang ditentukan
berkelok-kelok seperti ujian mengambil rebowes motor. Tapi ada
juga yang ancang-ancangnya cukup dilakukan di tempat datar. Di
nomor ini, kelihayan diuji, misalnya, dengan melompati rintangan
3 orang remaja yang berbaring. Dan banyak lagi gaya yang bisa
dilakukan.
Tidak begitu berbahaya? Belum tentu. Buktinya, setiap peserta
harus menyertakan surat izin dari orang tua serta surat
keterangan dokter yang menyatakan mereka sehat, dan tidak patah
kaki. Mereka pun diwajibkan memakai helm, pelindung siku dan
lutut, sarung tangan, dan sepatu. "Saya izinkan Bobby ikut,
karena percaya pada dia," kata nyonya Sukamto, ibu dari peserta
Bobby Iman Satrio, 14 tahun. "Kalau nasib di mana pun bisa
celaka."
Bobby mengenal permainan ini sejak 1« tahun lalu, mendapat
peralatan yang dibeli di Amerika. Di sana harganya $ 120.
Menurut pengakuannya, lutut dan sikunya pernah dijahit akibat
terjatuh dari papan itu. Tapi tampak tali jera. ' Habis, hobby
sih, ' komentar Nella Parmiati, 13 tahun, yang sudah 2 tahun
berkenalan dengan olahraga ini.
Keranjingan skate board ini pertama kali diperkenalkan oleh
remaja Amerika Serikat, di tahun go-an, sebagai pengganti surf
meluncur tegak di atas sebilah papan di laut. Sebab mereka tak
mungkin main di laut sepanjang musim. Sudah ada arena tersendiri
di AS untuk olahraga ini -- di jalan raya sudah dilarang Tak
heran, kalau juara dunia skate board 1978, Hendry Hestor berasal
dari sana.
Meski demamnya baru berjangkit di Indonesia tahun lalu, olahraga
serupa sudah lama dikenal remaja negeri ini Awal 1973, ada
permainan yang disebut laher, dengan sebilah papan berukuran 40
cm x 25 cm. Kedua sisinya diberi kolelaher. Permainan ini
biasanya di jalan yang menurun. Sayang, itu tidak dikembangkan.
Di Jakarta telah berdiri 3 klub skate board. Di Bandung, ada 4
klub. Dalam lomba terakhir ini dominasi remaja Jakarta bertahan.
Untuk nomor slalom dan down-hill putera senior (14 tahun ke
atas), juaranya adalah Bobby Iman Satrio. Di bagian junior, Arie
Subiakto. Di nomor free style tercatat Mark Mckee.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini