Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEJAK Juli lalu, Hendriyadi Bahtiar Daeng Sila merampungkan kuliah magister di Program Woman, Society and Development Hamad Bin Khalifa University di Doha, Qatar. Namun Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Qatar periode 2021-2022 itu masih mendapat kesempatan dari Qatar Foundation yang memberikan beasiswa untuk menetap selama setahun. “Kesempatan untuk mencari peluang kerja, apalagi ada Piala Dunia 2022, bisa jadi freelance,” katanya melalui konferensi virtual, Sabtu, 19 November lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang mengidolakan pemain sepak bola yang sekampung dengannya di Makassar, Asnawi Mangkualam, itu pun diterima sebagai petugas pelayanan suporter di area stadion. Tugas yang sama ia lakoni ketika berlangsung pergelaran Arab Cup 2021, akhir tahun lalu. Sebagai pekerja lepas untuk Piala Dunia Qatar, Hendri—sapaan Hendriyadi Bahtiar—bertugas di beberapa stadion yang berada di Doha, seperti Stadion 974, Stadion Al Thumama, dan Stadion Internasional Khalifa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain dia, menurut Hendri, sebagian besar dari 25 anggota PPI Qatar bakal ikut menjadi relawan di Piala Dunia 2022. “Sisanya ada yang bantu KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) karena sudah musim libur juga,” ujar Hendri, yang menjagokan Argentina sebagai kandidat juara di Piala Dunia Qatar.
Menurut Hendri, Qatar sudah siap untuk menggelar hajatan sepak bola empat tahunan ini. Infrastruktur jalan, transportasi publik seperti kereta cepat massal, dan penambahan bus untuk suporter yang datang telah disiapkan oleh negara yang dipimpin Tamim bin Hamad Al-Thani ini. “Sejak 10 November lalu jam operasi bus telah ditambah dari sebelumnya sampai pukul 11 malam menjadi pukul 3 dinihari,” ucap penasihat PPI Qatar sejak September 2022 ini.
Stadion Al Thumama, kata Hendri, juga bakal mengurangi kapasitasnya dari 40 ribu menjadi 20 ribu setelah Piala Dunia 2022. Kursi-kursinya akan disumbangkan ke negara lain untuk membantu mempromosikan olahraga paling populer di sejagat ini. Selain itu, Hendri melanjutkan, stadion di Qatar telah dirancang dengan konsep aksesibilitas, sehingga ramah bagi penyandang semua jenis disabilitas yang ingin menikmati pertandingan. “Untuk pengguna kursi roda ada bus khusus, untuk disabilitas netra disediakan audio komentar di area tribun,” tuturnya.
Mengenai kritik pelanggaran hak asasi manusia dan ketenagakerjaan, Hendri bercerita, pemerintah Qatar telah membuka diri melakukan pembenahan. Ia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir telah ditetapkan standar upah minimum bagi pekerja migran dari Nepal dan negara Asia Selatan lain. Regulasi itu pun telah mencakup konsumsi dan akomodasi bagi pekerja migran yang terlibat pembangunan infrastruktur Piala Dunia 2022. “Jadi kita tidak bisa menyangkal kondisi itu, tapi juga harus melihat pemerintah Qatar melakukan pembenahan,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo