Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kok Belum Muncul?

Dengan instrukturnya rudy hartono, indomilk mengadakan coaching clinic untuk 10 pemain dari 5 kota. namun hasilnya belum nampak.

26 April 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BOCAH dengan raket di tangan itu hampir tiap malam memberikan harapan yang sedap bersama Indomilk. "Saya ingin jadi juara," teriaknya pada pirsawan siaran niaga TVRI. Ketika tim bulutangkis Indonesia gagal beruntun mempertahankan supremasi dalam dwilomba Indonesia-RRC (Februari) di Singapura serta turnamen All England (Maret di London, masyarakat teringat kembali pada usaha Indomilk. Tahun 1977, perusahaan susu ini mensponsori coaching clinic di Jakarta bagi 10 pemain dari 5 kota. Instrukturnya adalah Rudy Hartono, juara All England 8 kali. Syahrial Djalil, direktur AdForce, biro iklan yang menangani promosi Indomilk pernah menyebut 10 pemain terpilih tersebut sebagai kandidat pengganti Rudy. Mereka adalah Oei Hoei Kiat, Irham Thung (Ujungpandang), Lim Yu Tjong, Pang Kwang Ming (Surabaya), Jimmy Gunawan, Adang Suherman (Bandung), Arusan Aswi, Kemas Irianto Agus (Palembang), Sugeng Handoyo, St'rian Wiyatno (Medan). Menikah Ternyata setelah 2 tahun mereka masih belum muncul. Arusan mengutarakan bahwa sistem latihan yang diberikan Rudy sukar untuk diterapkannya kemudian di Palembang. Alasannya antara lain kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan dirinya mendapatkan makanan bergizi tinggi. Kesulitan lain ialah di Palembang tiada kawan berlatih yang seimbang. Sugeng Handoyo mengatakan ia tak punya peluang untuk mengikuti turnamen bulutangkis bermutu. Hingga ia tak meningkatkan frekuensi latihannya. "Capek-capek latihan kalau tak ada pertandingan, ya, buat apa?" katanya. Walau demikian Sugeng, kini karyawan Adpel Belawan, masih memanfaatkan petunjuk yang pernah diberikan Rudy. Kini bergabung dengan Klub Pusri ia tetap berlatih 5 kali seminggu. Untuk latihan fisik, ia minta bantuan pelatih atletik, Martin Torek. Ia awal minggu ini berkesempatan melawan tim karyawan pelabuhan se-ASEAN di Bangkok. Jimmy Gunawan pernah mencoba menerapkan petunjuk yang diperolehnya dari coaching clinic selama beberapa bulan. Akibatnya, ia tinggal kelas. Usianya kini 20 tahun. "Dalam kelompok junior saja, ia belum bisa bicara banyak. Sekarang ia sudah harus pindah ke kelompok senior," komentar Tatat Budiman, pelatihnya di Bandung. Jimmy bergabung dengan Klub Mutiara -- perkumpulan yang melahirkan pemain nasional Christian Hadinata. "Cita-cita saya untuk menjadi pemain top selalu terbentur dengan soal sekolah," ucap Jimmy yang masih duduk di kelas II SMA. Lim Yu Tjong sedikit beruntung. Sekembali dari Jakarta, ia diasuh oleh antara lain Zulkarnaen Kurniawan, ayah Rudy. Ini dimungkinkan lantaran Lim bergabung dengan Klub Suryanaga, Surabaya. Namun ia tak punya kawan berlatih yang seimbang. Pang Kwang Ming, rekannya sekota yang juga pernah dibimbing Rudy, selepas mengikuti kejuaraan daerah tahun 1978 tak terdengar lagi beritanya. Beberapa nama lain, seperti Adang Suherman, misalnya, sudah menikah. Sedang Kemas Irianto sejak kepindahannya ke Jakarta (1978) tak pula terdengar aktif. Ketua Bidang Pembinaan PBSI, P. Sumarsono, mengutarakan program yang disponsori Indomilk baru bisa memberikan hasil positif jika diselenggarakan dalam tempo yang panjang. Sedang di tahun 1977 dana yang mereka peroleh cuma untuk kebutuhan sepekan. "Tak mungkin untuk melahirkan juara dalam tempo seminggu," kata Rudy. Sesudah itu, Indomilk menggoda calon juara lewat layar teve saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus