Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Setahun Lagi Di Banda Aceh

Di banda aceh yang mau berenang harus krueng (sungai) aceh. akan dibangun kolam renang, dananya sudah tersedia. (or)

26 April 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAYANGAN orang luar, kini apalagi dulu, tentang atlet wanita di Aceh cenderung mencemooh. Mereka selalu digambarkan berlatih atau bertanding dengan aurat tertutup. Kalau memakai celana pendek, apalagi baju renang, mereka bisa jadi omongan orang sekampung. Benar begitu? "Orang di sini tidak lagi mendelik melihat paha telanjang," jawab Sri, pelajar SMA Negeri I Banda Aceh. Dalam beratletik, katanya lagi para olahragawati di Aceh sudah lama memakai celana pendek tanpa mengundang protes masyarakat. "Pakaian renang pun sudah dianggap biasa saja." Sri, selama ini, berlatih renang di laut. Lantaran Banda Aceh belum memiliki sarana untuk olahraga renang. Satu-satunya kolam pemandian di Mata Ie -- 3 km di luar kota -- tidak pula memenuhi syarat untuk mencetak atlet berprestasi. Sekitar 20 tahun silam Pemerintah Daerah Aceh pernah memancangkan tiang pembangunan buat sarana ini. Tapi gagal. "Rencananya tak seimbang dengan penyediaan dananya," kenang Hanafiah, bekas panitia pembangunan kolam renang Banda Aceh. Gagalnya pembangunan kolam renang di Banda Aceh, waktu itu, ternyata menyulitkan generasi muda. Seperti diungkapkan Kantor Berita Antara pekan lalu, banyak pemuda asal sana kehilangan kesempatan memasuki AKABRI, gara-gara jatuh dalam ujian renang. Ketika Menteri P&K Daoed Joesoef pergi ke Banda Aceh tahun silam, soal kolam renang termasuk topik pembicaraannya dengan pemerintah dan masyarakat setempat. Dan batu pertama pembangunan kolam renang itu, lokasinya di Jalan Kesehatan, diletakkan oleh Daoed Joesoef dua minggu lalu. Gubernur Aceh, Prof. A. Majid Ibrahim mengutarakan kerja ini diharapkan selesai sebelum Juni 1981. "Dana untuk itu sudah tersedia," kata Athailah U Lam, penanggungjawab proyek itu. Pembangunan kolam renang ini akan menelan biaya sebesar Rp 578 juta. Dipikul oleh Departemen P&K (Rp 100 juta), Pemda Aceh (Rp 65 juta) dan sisanya sumbangan PT Raja Garuda Mas, PT Overseas Lumber Indonesia serta PT Baybend Woyla. "Kami merasa terpanggil untuk menyumbang," kata Sukanto, Direktur PT Raja Garuda Mas. "Kami lihat sarana ini yang paling perlu mendapat bantuan." Infrastruktur Ketiga perusahaan penyumbang itu yang bergerak di bidang perkayuan di Aceh mengutarakan harapan agar kolam renang ini dibangun menurut standar Internasional. KONI Pusat juga menginginkan itu. Telah dikirim Ir. Purnomo Hadi, ahli infrastruktur dari Pusat Ilmu Olahraga untuk memberikan saran dan petunjuk ke sana. Karena selama ini banyak pembangunan sarana olahraga di daerah yang tidak memenuhi persyaratan. Kolam renang yang dibangun tahun 1972 di Karang Panjang, Arnbon, misalnya. Panjangnya cuma 25 m -- separuh dari standar Internasional. Pembangunan sarana olahraga di Indonesia, baik dari segi lingkungan maupun teknik pembuatannya, yang kurang memenuhi persyaratan prestasi itu, tak kurang dikritik Komite Olympiade Internasional (IOC). Sejak 1977 KONI Pusat mulai menyediakan penasihat teknis di bidang infrastruktur secara cuma-cuma. Di antara daerah yang telah memanfaatkan tenaga konsultan ini adalah Lampung sewaktu mereka membangun kolam renang di Pahoman, Tanjung Karang. Bagi Walikota Banda Aceh, Jakfar Ahmad, pembangunan kolam renang itu suatu rahmat. "Selama ini orang yang mau berenang terpaksa harus ke Krueng (Sungai) Aceh," katanya. Di antara perenang top Indonesia yang mengawali karir di Krueng Aceh ini adalah Kristiono Sumono. Walikota itu tak mempersoalkan mode baju renang yang dipakai asal sopan. Suatu tanda menggembirakan ialah Ketua Majelis Ulama Aceh, Abdullah Ujung Rimba, membacakan doa selamat pada upacara peletakkan batu pertamanya. "Semoga kolam renang ini kelak tidak menjadi tempat maksiat," demikian ulama itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus