FEDERASI Bulutangkis Internasional (IBF) sempat guncang. RRC,
sctelah gagal memperoleh pengakuan sebagai satu-satunya wakil
Cina dalam organisasi tersebut, mensponsori pembentukan badan
tandingan yang didukung oleh sekutunya di Asia dan Afrika.
Organisasi itu yang dilahirkan di Hongkong, Februari 1978,
bernama Federasi Bulutangkis Dunia (WBF). Sejak itu dunia
bulutangkis terpecah dalam dua kiblat.
Ketua Persatuan Bulutangkis. RRC, Zhu Ze, mengakui adanya dua
badan ini lebih banyak merugikan daripada bermanfaat. Maka
pertemuan Bandung diselenggarakan (Mei 1979) atas prakarsa
Indonesia untuk menghimpun tokoh IBF dan WBF. Sebagai
kelanjutannya, sidang WBF di Hongkong, 5 April, menyatakan
bersedia meleburkan diri ke dalam IBF.
Syaratnya? "Seperti yang sudah disepakati oleh grup kerja IBF
dan WBF dalam pertemuan di Kopenhagen, 6 Oktober 1980," kau
jurubicara WBF.
Penyatuan ini akan dilakukan secara resmi di Tokyo. Tanggalnya,
26 Mei, bersamaan dengan turnamen Piala Uber -- lambang
supremasi bulutangkis wanita.
Grup kerja itu -- beranggotakan Stellan Mohlin, Craig Reddie,
Drs. Sudirman, Suharso Suhandinata, dan Herman Valken dari IBF,
serta Zhu Ze, Henry Fok, Timothy Fok, Phiensak Sosothikul, dan
Lu Sheng Rong dari WBF -- dibentuk berdasarkan hasil pertemuan
di Bandung. Dalam pertemuan di Kopenhagen mereka, antara lain,
menyepakati hak satu negara satu suara dipakai hanya untuk
mengeluarkan dan menerima anggota. Nama organisasi bulutangkis
Taiwan menjadi Chinese Taipeh Badminton Association. Sedang di
kepengurusan IBF nanti unsur WBF akan mendapat jatah satu kursi
Wakil Presiden (diisi oleh Zhu Ze) dan dua kursi anggota dewan
(ditempati oleh Tsui Tsin Tong dari Hongkong, dan Kente dari
Afrika).
Kalangan IBF mengukuhkan hasil pertemuan Kopenhagen itu di
London, 23 Maret. "Inggris dan Kanada semula keberatan terhadap
perumusan grup kerja gabungan, terutama yang menyangkut masalah
voting," kata Suharso. Taiwan yang memakai pengacara London,
Justice Goff, juga keberatan terhadap pasal ini, yang mungkin
nanti dipakai RRC untuk mengeluarkan Taiwan. "Rasanya RRC tidak
akan melakukan itu," lanjut Suharso.
Hak Suara
Menurut peraturan IBF, jumlah suara tiap negara anggota
berdasarkan perimbangan jumlah pemainnya (aktif) dan partisipasi
mereka dalam turnamen seperti Piala Thomas, Piala Uber, dan
Kejuaraan Bulutangkis Dunia. Indonesia saat ini mempunyai hak
tiga suara dalam sidang IBF. Juga Inggris punya sebanyak itu.
Jadi, bukan satu negara satu suara.
Sidang IBF mengukuhkan hasil pertemuan Kopenhagen itu dengan
pemungutan suara. Hasilnya: 54 suara setuju penyatuan kembali
berdasarkan kesepakatan yang dicapai grup kerja IBF dan WBF,
sedang empat suara lainnya menolak. Sedang dalam sidang WBF di
Hongkong, yang dipimpin Marsekal Dawee Chullasapya dari
Muangthai, segalanya disetujui secara aklamasi.
Dalam penyatuan IBF dan WBF, kata Suharso, tidak ada pihak yang
diuntungkan atau dirugikan. Para pemain dari kedua kubu "setelah
penyatuan ini bisa bertanding melawan siapa saja dan mengikuti
turnamen apa saja. Tanpa perlu minta izin IBF." Ketika
diselenggarakan pertandingan Indonesia melawan RRC di Singapura,
Februari 1980, PBSI masih memerlukan iin IBF.
Suharso mengatakan ia menduga, setelah penggabungan IBF dan WBF,
lawan yang bakal dihadapi Indonesia di gelanggang apa saja makin
berat. Dalam perebutan Piala Thomas 1982 jelas tim ERC akan
turut, dan boleh turut.
IBF akan melakukan sidang tahunan di Tokyo -- dua hari setelah
penandatanganan "sertifikat" penyatuan. Sidang itu akan diikuti
oleh kelompok bekas WBF. Maka penyatuan itu sebenarnya berarti
leburnya WBF, dan makin kukuhnya IBF.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini