Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Lumayan, Nomor Dua

Turnamen sepak bola pelajar Asia X di Jakarta, keluar sebagai juara pertama tim Thailand. Tim pelajar Indonesia bukan juara, tapi dianggap lebih baik. (or)

4 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI sayap kiri, Nusyirwan membawa bola yang kemudian diumpankannya ke depan gawang Thailand. Penyerang tengah kesebelasan pelajar Indonesia, Budi Tanoto menendang, dan "gerr" menggema dari 30.000 penonton di Stadion Utama Senayan. Sayang bola melejit ke samping atas kiper Kitti Suwanmad. Peluang Indonesia yang gagal di menit pertama final Turnamen Sepakbola Pelajar Asia X itu (29 Juni) membuat juara bertahan dari Kerajaan Siam itu bangkit. Limabelas menit kemudian bobollah gawang Indonesia yang dijaga Tan Tio Ping, disusul gol kedua 6 menit kemudian. Pertandingan 2 x 40 menit Senin malam itu akhirnya dimenangkan Thailand dengan 4 gol tanpa balas. "Thailand unggul segala-galanya. Ya teknik, ya stamina, ya semangat juangnya, ya pertahanannya, ya penyerangnya," komentar pelatih Omo Suratma (46 tahun. Penampilan anak-anak Indonesia yang telah diasuhnya selama 2 tahun itu tampaknya memang telah mencapai puncaknya pada pertandingan sehari sebelumnya di semi final -- melawan Malaysia. "Pemerintah tidak mengizinkan pelajar-pelajar itu masuk training centre lebih dari 2 minggu," kata Nordin bin A. Wahab, manajer tim Malaysia. Toh kesebelasannya cukup ulet mengakibatkan tim pelajar dari sekolah Ragunan dan Salatiga itu berjuang mati-matian, khususnya Otang Aling, untuk bisa menang 3-2-. Kesebelasan Thailand sendiri, menurut coach Wiwit Thisopha (34 tahun), baru mulai dibina sebagai tim 6 bulan sebelum ke Jakarta. "Pemain-pemain tahun lalu sudah masuk ke tim nasional. Saya terpaksa mencari bibit baru," kata bekas pemain nasional Thailand itu. Bibit baru itu dicari mereka lewar berbagai kompetisi sepakbola pelajar di Thailand. Kesebelasan Thailand ini semula dibentuk dari 500 pelajar yang dicalonkan berbagai provinsi. Lewat tes fisik di laboratorium Departemen Pendidikan Jasmani, dipilih 200 pelajar. Setelah digembleng 3 bulan, diseleksi lagi 50 pemain yang menonjol. Akhirnya sebulan sebelum ke Jakarta terbentuk tim yang terdiri dari 20 pemain terbaik. "Umumnya mereka murid sekolah pendidikan jasmani," kata Manajer Prida Rodphothong, pejabat tinggi Departemen Pendidikan Jasmani Thailand. Kesebelasan ini sempat diuji melawan tim nasional A Thailand (cuma kalah 0-1). Bahkan kesebelasan Angkatan Bersenjata Thailand yang pernah dikirim ke Turnamen Marah Halim (Medan, April 1981) ditahan seri 0-0 oleh pelajar-pelajar ini. Kesebelasan Indonesia dibentuk dari hasil tim pencari bakat PSSI pada Kejuaraan Pelajar Nasional (POPSI 1979. Anggotanya juga telah menempuh macam-macam tes, antara lain fisik dan psikotes. Indonesia baru 2 kali mengikuti kejuaraan semacam ini. Hasilnya sebagai finalis sudah cukup memuaskan bagi project officer M.F. Siregar MSc, Direktur Keolahragaan Ditjen PLSPO. "Target kita hanya lolos ke semi final," katanya. Pertama kali ikut tahun lalu di Bangkok, Indonesia gugur di babak penyisihan. Ada pendapat bahwa Indonesia tahun ini lolos ke semi final karena kebetulan ditempatkan pada pool yang relatif lemah bersama India dan Brunai, sedang Jepang batal datang. Sedangkan di pool kedua ditempatkan Thailand dan Korea (dua finalis 1980), bersama Malaysia dan Singapura. Manajer Malaysia menilai turnamen ini bermutu baik meskipun hanya 7 negara (tahun lalu 9 negara) pesertanya. "Indonesia cukup maju. Hanya India yang buruk," kata Nordin bin A. Wahab. Seorang pemain India mengaku ia dan rekan-rekannya baru dipelatnaskan 5 hari sebelum berangkat, bahkan ada pemain yang dua hari terlambat ke pelatnas. Thailand, yang tahun ini jadi juara ke-6 kalinya, akan menyelenggarakan kejuaraan berikut (April 1982), di sekitar hari-hari HUT ke-200 kota Bangkok. Tuan rumah itu berniat mengundang 16 negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus