Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Hukuman Dari Pak Ketua

Ketua klub galatama Pardedetex, td. Pardede menskors 4 pemainnya: Hamzah Arfah, Effendy Marico, Chaerulsan Siregar & Ismail Ruslan. Dianggap tak memenuhi instruksi ketika melawan Buana Putra.(or)

4 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GOL balasan Buana Putra ternyata sangat mengecewakan boss T.D. Pardede. Empat pemain Pardedetex langsung diskorsnya untuk jangka waktu tak ditentukan. "Mereka bermain tak serius. Dan tak mengikuti instruksi," kata Pardede. Keempat pemain itu -- Hamzah Arfah, Effendy Marico, Chaerul San Siregar, dan Ismail Ruslan -- dianggap bersalah ketika Pardedetex melawan Buana Putra. Pertandingan itu (di Medan, 14 Juni) berakhir seri, setelah Pardedetex unggul 1-0 waktu istirahat. Itu merupakan pertarungan kedua mereka. Dalam kompetisi Galatama 1980-81 Pardedetex semula mengalahkan Buana Putra 6-0 di Jakarta. Tapi apakah instruksi Pardede? Mereka diharuskan bermain all out dengan sistem 4-24. Jika itu dipatuhi, Pardede memperkirakan timnya akan menang sedikitnya dua gol. Buana Putra, suatu klub papan bawah, memang sering dianggap enteng. Kepada penyerang tengah Hamzah bahkan diberikannya instruksi khusus. "Tunjukkan permainan terbaikmu. Sebab ada isu kau disuap dalam pertandingan ini," ujar Pardede yang membakar semangat pemainnya. Ternyata instruksi itu malah menjadi bumerang. Hamzah, pemain andalan itu, jadi merosot. Dua kali ia gagal memanfaatkan peluang emas. Sementara Ismail dan Chaerul yang menempati posisi palang pintu juga bermain buruk. "Lapangan seperti jadi keriting. Bola yang saya sepak tak jalan," kata Ismail. Gol balasan Buana Putra memang terjadi akibat kesalahan tendangannya yang dimanfaatkan dengan baik oleh lawan. Ketika Pardedetex menghadapi Makasar Utama di Medan pekan lalu, keempat pemain itu belum dipasang. Dan Pardedetex kembali bermain seri 0-0. Sejak skorsing itu hanya Chaerul yang masih tampak hadir berlatih bersama pemain lain di kompleks pertekstilan Pardede -- 12 kilometer dari Medan. Hamzah, Ismail, dan Effendy sama sekali tak datang. "Kami diizinkan latihan. Tapi, menurut Pak Ketua (Pardede), kami tak boleh berteman dengan yang lain," kata Hamzah. "Bagaimana mungkin bisa main bola." Hukuman ini bagi Hamzah, Ismail, dan Chaerul bukan yang pertama. Semula mereka dihukum ketika Pardedetex dikalahkan Perkesa 5-0 di Surabaya -- juga dalam kompetisi Galatama 1980-81. Tuduhannya sama tak loyal pada instruksi. Mereka setelah dua bulan direhabilitasi lagi. Kasus pemain yang tak mengikuti instruksi juga pernah terjadi ketika (akhir Mei) tim PSSI Utama melawan Fiji. Pada pertandingan Pra Piala Dunia di Suva itu, Kapten Zulham Effendy "membangkang" terhadap instruksi pelatih Harry Tjong. Ia menerapkan pola lain (4-3-3) di lapangan, menyimpang dari instruksi pola 4-4-2. Tapi tak seorang pun pemain yang dijatuhi hukuman oleh PSSI atas "pembangkangan" tersebut. Hamzah dan Ismail juga merasa tak bersalah atas kegagalan Pardedetex mengalahkan Buana Putra. Mereka bermaksud akan mengadukan kasus ini pada PSSI. Tak disebutkan kapan. Akibat empat pemain itu non-aktif, Pardedetex makin dilanda krisis pemain. Dari 19 pemainnya yang terdaftar di Galatama tinggal 12 yang bisa dipakai. Itu pun tak bisa dimanfaatkan semua. Tapi Pardede tampak pasrah. Kalau Galatama tak dapat menerima daftar pemain tambahan yang disusulkannya maka ia cenderung memberikan kemenangan WO (walk-over) pada lawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus