HIMALAYA memang mengundang selera para pendaki gunung. Kawasan pegunungan yang panjangnya membentang sejauh 2.500 km dan lebar berkisar 100 km hingga 300 km itu mempunyai ratusan puncak berselimut es dan salju. Puncak tertinggi, bahkan di dunia, adalah Everest (8.848 m). Buat seorang petualang sejati, Himalaya adalah impian, adalah cita-cita. Adalah suatu kehormatan yang tak terhingga buat seorang pendaki jika mampu menggerayangi kawasan pegunungan yang memiliki medan dan cuaca yang tak bersahabat itu. Apalagi berhasil menaklukkan salah satu puncaknya - nyawa pun dipertaruhkan. Upaya pertama putra Indonesia menjajal Himalaya dilakukan oleh kelompok Mapala UI. Itu terjadi pada 1976, ketika Don Hasman meraih Puncak Kala Pathar (5.545 m) melewati jalan setapak yang sudah ada. Dua tahun kemudian, Don bersama rekanny djojo Nitimihardjo, kembali ke sana dalam upaya menjajaki kemungkinan melakukan ekspedisi di pegunungan itu. Mereka menyusuri punggung barat ke arah Puncak Nuptse (7.855 m) yang letaknya di bagian selatan Puncak Everest. Usaha mereka terhenti pada ketinggian 6.150 meter. Belakangan, rekor itu dipatahkan oleh kelompok Wanadri yang berupaya mendaki Vasuki Parbat (6.792 m) Walau gagal mencapai puncak, ketinggian yang dicapai delapan pemuda Wanadri itu - hingga 6.450 m merupakan rekor baru pendaki Indonesia. Tahun 1985, kelompok Mapala UI pernah mencoba memanjat Puncak Pumori Himal (7.145 m). Sayang, ekspedisi Himalaya ini gagal total. Tak selamanya citra pendaki Indonesia diwarnai kegagalan. Sejumlah sukses pernah juga dicatat di arena internasional. Di tahun 1985 Don Hasman berhasil sampai di Puncak Uhuru (5.850 m) di Gunung Kilimanjaro, Tanzania - tertinggi di Benua Afrika. Puncak tertinggi di kawasan Eropa juga pernah ditundukkan kelompok Wanadri. Mereka sempat menancapkan Merah Putih di Puncak Mont Blanc (4.807 m), tahun 1982 -- puncak tertingi di Pegunungan Alpen. Mereka menjarah dua puncak lainnya di kawasan pegunungan yang bersalju itu: Matterhorn (4.447,5 m) dan Monte Rosa (4.634 m). Prestasi paling spektakuler dicatat kelompok Skygers dari Bandung. Tahun lalu, lima pemuda yang mewakili kelompok itu, menundukkan "gunung maut" yang bersalju: Puncak Eiger (3.970 m) di Swiss. Mereka merayap lewat dinding utara, sekaligus membuat rute pendakian baru yang mencatat nama Indonesia dalam khazanah pendakian internasional. Ahmed K. Soeriawidjaja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini