Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SEKIAN detik itu mata keduanya baku pandang. Fatahillah Abdullah, pembalap pemakai kaus hijau, yang artinya ia pengumpul poin tertinggi, duduk gelisah di atas sadel sepedanya. ”Waduh, apa bisa saya kalahkan dia?” begitu kata Fatahillah kepada dirinya sendiri. Sergey Kudentsov, pembalap berkaus nomor 81 yang dipandangi tadi, seakan bisa menangkap gelisah itu. Pembalap Rusia ini ganti menatap lekat, laksana ingin memberi peringatan: ini hari milik saya, jangan coba-coba menghadang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo