MAJALAH Sport Illustrated meramal begini: Ardy B. Wiranata akan menggondol emas di Barcelona dan Susi Susanti tidak. "Tahu apa mereka?" kata TitusKurniadi, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PBSI. Soalnya, ramalan itu terbalik dengan rekaan PBSI. PBSI hanya menargetkan medali perunggu untuk tunggal putra, yang terdiri dari Alan Budikusuma, Ardy, dan Hermawan Susanto. Ardy malah tak dibebani target. Permainannya terlalu hati-hati, seakan mandek. Menghadapi pemain Cina Zhao Jianhua, yang berada di peringkat utama, ia akan kerepotan. Dari sembilan kali pertemuan dengan Jianhua, Ardy kalah enam kali. "Ardy tak mungkin menang kalau bermain reli terus. Ubahlah permainan dengan lebihmenyerang," saran Han Jian, bekas pemain top Cina yang kini khusus melatih Foo Kok Keong dari Malaysia. Menghadapi Rashid Sidek dari Malaysia, Ardy punkalah 53. Tempat Ardy di unggulan ketiga, di belakang Rashid. Tapi, sebelum ketemu Rashid, Ardy harus melewati jago Eropa seperti Ollson dan Paul Erik HoyerLarsen, yang punya stroke bagus. Ollson, pemain Swedia itu, sulit ditaklukkan Ardy. Kalau toh mampu melewati rintangan ini, Ardy ketemu Foo Kok Keong. Dansetelah itu, di perempat final sudah ditunggu Larsen, 27 tahun, pemain Denmark yang juara Eropa. Persaingan di tunggal putra memang berat. "Undian yang terlalu buruk buat kita," kata Rudy Hartono. "Jadi, ya, lebih baik mengusahakan di tunggal putri," ujar Titus, yang duduk sebagai anggota Komisi Chairman IBF. Susi Susanti memang menjadi unggulan utama menggondol emas. Permainannya paling stabil belaangan ini. Di bawah Susi ada Tan Jiuhong asal Cina. Dari duabelas kali pertemuan Susi dengan Jiuhong, kedudukan masih 6 : 6. Tapi, dibanding ketemu Jiuhong, Susi menyukai melawan Huang Hua. "Saya nggak perlupontang-panting," katanya. Huang Hua memang segrup dengan Susi. Rekor pertemuannya 6 : 3 untuk Susi. Dengan peta ini, diramalkan partai final adalah Susi vs Jiuhong. Peluang ganda putra Indonesia untuk emas juga berat. Sebab, ada ganda Korea Park Joo Bong/Kim Moon So, yang menjadi hadangan. Dari empatkali pertemuan, Eddy/Gunawan selalu kalah. Park dinilai sebagai pemain ganda paling sempurna, setingkat Christian ketika ia masih sebagai pemain. "Diabisa mengkover sampai y3/4y lapangan," kata Titus. Park bisa menutup kekurangan Kim Moon So. Sementara itu, ganda Ricky Subagja/Rexy Mainaky, yang satu grup dengan Park/Kim, tak bisa diharap banyak. Dari utakatik ini, tampaknya ganda kita paling tinggi hanya meraih perak. Itu pun jika mampu menyingkirkan pemenangdari pertarungan antara ganda Malaysia Chean Soon Ki/So Beng Kiat dan ganda Cina Li Yong Bo/Tian Bingyi. "Kunci juara adalah siapa yang paling siap sekarang ini," kata pelatih ganda Indonesia, Christian Hadinata. Siapkah ganda Eddy/Gunawan? Yang jelas, keduanya punya kelebihan lain, yaitu semangat mempersembahkan emas di akhir karier mereka di bulu tangkis. Kalau iasiap dan bisa memenangkan pertandingan final 4 Agustus nanti, itulah saatnya Indonesia Raya berkumandang di Barcelona. Sebuah sejarah baru setelah 40 tahunmengikuti olimpiade. Widi Yarmanto dan LPS (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini