Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mencari posisi untuk fandi

Pemain sepak bola dari singapura yang dikontrak oleh niac mitra. (or)

2 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENYERANG Fandi Achmad dan penjaga gawang David Lee sewaktu pertama kali memasuki kompleks NIAC Mitra, merasa bagaikan "masuk suatu kompleks dan lingkungan istana". Di situ ada tempat tinggal para pemain, ada pelayan dan petugas medis. Di klub ini setahun Fandi menerima gaji US$ 75.000 dan US$ 60.000 untuk David Lee. Namun penampilan mereka sebagai pemain bayaran mahal belum meyakinkan, baik bagi pimpinan klub juara Liga Utama 1981-1982 itu, maupun di mata pengamat sepakbola di luar klub. Pclatih kepala PSSI, A.E. Mangindaan misalnya, belum melihat mereka melebihi pemain-pemain Indonesia. "Andaikata PSSI hendak membentuk tim Liga Utama Selection belum tentu Fandi dan David bisa dipilih," kata Mangindaan. Boss NIAC Mitra, A. Wenas pun sudah gemas. Sebab sewaktu NIAC bertanding melawan Arseto di Surabaya 4 September gawang yang dijaga Lee lebih dulu bobol. Sedangkan Fandi dalam pertandingan itu tiga kali menyia-nyiakan peluang menciptakan gol. Hanya karena NIAC Mitra mendapat kesempatan tendangan penalti, maka pertandingan itu berakhir 1-1. Mungkin masih terlena dalam "suasana istana", Fandi dan Lee merasa kagok. I'adahal pemain-pemain NIAC Mitra lainnya tampak terlalu.berharap pada Fandi, sehingga bola amat sering dio rkan kepadanya. Namun manajer tim merangkap coach, M. Basri, masih mencoba juga dengan memasang Fandi sebagai penyerang tengah kemudian sebagai penguman. Hasilnya pun tak menolong. Mungkin karena belum puas dengan hasil kedua pemain itu, Wenas kemudian memanggil Jita Singh, bekas coach nasional Singapura sebagai konsultan. "Kebetulan kami tahu Jita mau ke Ajax Amsterdam (Belanda) dan Jerman Barat, maka karni minta dia tinggal pada karni untuk sementara," kata Wenas. NIAC sendiri hendak memakai coach dari Belanda mulai Oktober ini. Tapi sebenarnya tujuan utama Wenas memanggil Jita, sebagaimana dikutip koran Singapura Straits Times, "membuat kedua pemain Singapura terutama Fandi, agar baik dan cocok di NIAC." Jita yang pernah menangani Fandi dan David Lee selama 3 tahun memang cukup mengenal watak pemain-pemain itu. Berada di Surabaya kurang lebih seminggu, Jita memandang sistem latihan yang diberikan NIAC sudah baik. Ia sempat mengikuti pertandingan NIAC lawan Perkesa yang berakhir dengan kemenangan 1-0 (19 September). Melihat pertandingan itu dan rekaman pertandingan sebelumnya, Jita mengakui Fandi belum mengeluarkan kelebihannya yang sebenarnya: gerak - tipu waktu membawa bola. "Fandi masih perlu waktu penyesuaian dulu," katanya. Di lapangan, Jita tampak banyak bicara dengan Wenas dan pelatih M. Basri. Beberapa kali juga ia berdiskusi ter tutup, baik dengan Fandi dan Lee, maupun dengan pimpinan NIAC. Ditemui TEMPO di tempat penginapannya, Hotel Mirama di Surabaya, Jita mengaku antara lain telah menasihatkan agar Fandi dipasang sebagai midfielder (gelandang). Dalam posisi itu, Jita yakin .Fandi bisa lebih bebas menampilkan ke ahliannya, sekaligus membantu pertahanan dan menunjang serangan. "Fandi sekarang ini mirip Maradona yang jadi bulan-bulanan lawan di pertandingan Piala Dunia di Spanyol," kata Jita. Dua hari setelah Jita meninggalka NIAC (akhir September), Fandi belu juga menampilkan kemampuannya. Beti tanding melawan Makasar Utama di Ujungpandang Sabtu lalu, Fandi cuma diturunkan 30 menit menjelang usai perundingan. Publik Ujungpandang toh sempat memberi tepuk tangan keti gawang klub tuan rumah kemasukan bola dari sundulan kepala Fandi. Tap gol itu dibatalkan wasit karena diangga off side. Tapi penampilan penjaga ga wang David Lee telah menyelamatkan NIC dari serbuan pemain Makasar Utama. Pertandingan itu berakhir dengan untuk NIAC, dari kaki Syamsul Arifin. Kehadiran Fandi di NIAC sementara sudah mulai diutik-utik Federasi Seakbola Singapura (FAS). Tanggal 5-17 ktober mendatang FAS hendak mengsungkan turnarnen internasional berhadiah uang pertama kali. Untuk itu usuf Ismail, coacb dan manajer FAS an baru saja menggantikan Jita Singh, lah mengirim surat kepada NIAC untuk melepaskan Fandi dan David. Tapi enas tampaknya tak bersedia. Sebab alam bulan ini juga NIAC mendatangan pelatih dari Belanda untuk mengokohkan kekompakan pemain-pemain kesebelasan itu. Kini giliran FAS yang mungkin dirundung kemalangan karena tak hadirnya Fandi dan David. Memang ada perjanjian bahwa NIAC akan melepaskan Fandi dan David bila kedua pemain itu dibutuhkan untuk "tugas nasional" tim FAS. Tapi surat tagihan FAS pada NIAC sampai akhir pekan lalu tak dibalas A. Wenas. Straits Times mengutip alasan Wenas, "Fandi dan David dibutuhkan untuk pertandingan kompetisi Liga Utama." Kabarnya FAS telah mengirim surat ke PSSI supaya kompetisi Liga ditunda untuk NIAC, karena PSSI juga akan mengirimkan tim nasional ke turnamen di Singapura itu. Tapi PSSI yang akan mengirimkan tim nasional Pratama, dengan pemain-pemain amatir yang diasuh Bernd Fischer, kabarnya tak akan mengabulkan permintaan FAS. Lebih-lebih karena Fandi dan Lee seperti mereka katakan kepada TEMPO di Ujungpandang, "tidak akan pulang ke Singapura."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus