PEMILIHAN pengurus baru Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) tak sampai mengalami rubber set. Sekali keplok saja, Munas XV PBSI yang berlangsung sejak Sabtu hingga Senin pekan ini di Gedung DPRD Manado sepakat mengangkat kembali Jenderal Try Sutrisno sebagai ketua umum. Sebelum Munas, seluruh pengurus daerah menghendaki Panglima ABRI ini tetap memegang pucuk pimpinan PBSI periode 1989-1993. Alasannya, prestasi pemain-pemain Indonesia yang terus meningkat akhir-akhir ini. "Untuk itu, perlu kesinambunan karena tugas pengurus kali ini cukup berat," ujar R. Abdul Azis, pimpinan sidang yang juga menjabat Ketua Pengda PBSI Jawa Timur. Di awal kepengurusan Try Sutrisno, prestasi bulu tangkis Indonesia di arena internasional sempat anjlok. Di turnamen bergengsi macam All England, Indonesia tak pernah meraih gelar juara di nomor tunggal. Piala Thomas lepas ke tangan Cina. Piala Uber tak bisa direbut dari Cina. Di SEA Games Kuala Lumpur, medali emas hilang di nomor beregu. Namun, di bawah kepemimpinan Pak Try, terbentuk dasar-dasar yang kuat di bidang pembinaan. Pelatda (Pemusatan Latihan Daerah) ditingkatkan dari 4 menjadi 31 buah. Sponsor dilibatkan. Hasilnya adalah munculnya bibit-bibit baru yang belakangan ini terasa bagai angin segar. Amanat Munas untuk pengurus kali ini adalah berprestasi di Olimpiade Barcelona, Spanyol, 1992. Untuk tugas berat itu, Try memperkuat jajaran kepengurusannya dengan melakukan perubahan-perubahan yang tidak prinsipiil tapi menyangkut masalah teknis dan efisiensi. Misalnya menghilangkan bidang organisasi dan bidang daerah. Lalu mengaktifkan bidang pendidikan dan latihan (Diklat), bidang pengawasan, dan bidang perlengkapan. Di samping itu, untuk mempermudah tugas sehari-hari, Try juga mengangkat dua wakil ketua umum, yaitu Aburizal Bakrie dan Justian Suhandinata. Ketua harian dijabat oleh muka baru yang cukup dekat dengan Pak Try, yaitu Brigjen. (Pur.) Suprayitno, bekas ketua Induk Koperasi Angkatan Darat (Inkopad). Suprayitno, yang juga menjabat salah satu ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), menggantikan posisi P. Soemarsono. Tokoh terakhir ini duduk sebagai ketua dewan pengawas. Bidang pembinaan diisi tokoh baru dalam dunia bulu tangkis, M.F. Siregar, sekaligus menjabat Pimpinan Proyek Olimpiade Barcelona. Bidang ini tadinya dipimpin Tahir Djide. "Jalan yang ditempuh oleh pengurus sebelumnya sudah benar, sayangnya potensi yang tergali baru 60%," kata M.F. Siregar, yang juga bekas Asisten II Menpora ini. Rupanya, tokoh ini sudah punya konsep (lihat Resep Ginseng Siregar). Sedangkan Tahir Djide diserahi tugas yang cukup berat pula, yaitu sebagai ketua bidang Diklat. Bidang ini akan menangani masalah pendidikan bagi pelatih-pelatih serta membuat kurikulum bagi pelatda-pelatda di seluruh Indonesia. "Jadi, tugasnya menyuplai materi pemain yang dibutuhkan oleh bidang pembinaan," ujar Try Sutrisno. Menurut Try, perubahan-perubahan ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan PBSI selama periode 4 tahun mendatang. Rudy Novrianto (Manado)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini