Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mengincar Emas Juga

Usul pbvsi (persatuan bola volley seluruh indonesia) menyertakan cabang olah raga ini ke sea games kuala lumpur. koni pesimistis prestasi bola volley indonesia menurun, tapi pbvsi optimistis.

15 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JALAN menuju pekan olahraga South East Asia (SEA) Games di Kuala Lumpur, tanggal 19 s/d 26 Nopember depan ternyata bukan lintasan mulus untuk dilalui Persatuan Bola Volley Seluruh Indonesia. Usul PBVSI untuk mengikut-sertakan cabang olahraga tersebut dalam barisan kontingen Indonesia tampak tidak begitu saja diakuri KONI Pusat mengingat prestasi regu bola volley Indonesia sejak 12 tahun belakangan ini melorot turun. nari tim yang disegani di Asia berubah menjadi lawan yang tak diperhitungkan musuh. Dalam Asian Games VI di Bangkok, tahun 1970 mereka hanya mampu menempati urutan ketujuh. Bertolak dari kemalangan yang merundung PBVSI itulah maka KONI Pusat memerlukan semacam peyakinan dari induk organisasi tersebut bahwa keberangkatan mereka ke SEA Games tidak untuk sia-sia. Lalu diluncurkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh PBVSI terlebih dahulu. Misalnya, untuk tim puteri: KONI Pusat menuntut mereka memperlihatkan prestasi yang dapat dipertanggungjawabkan sebelum tiket menuju SEA Games diberikan. Ujiannya adalah menghadapi tim nasional puteri Singapura. Menurut Ketua PBVSI, drs. Tjuk Sugiarto pemilihan tim puteri Singapura itu sebagai takaran kebolehan didasari atas prestasi regu tamu tersebut. "Tim ini pernah mengalahkan regu Malaysia," kata Tjuk melandasi argumentasi pemilihan lawan. "Jadi tim puteri Singapura merupakan lawan yang cukup kuat." Tapi lupa kapan pertandingan antar negara itu terjadi. Tapi catatan prestasi yang diraih tim puteri Singapura telah memberikan harapan baru bagi PBVSI. Sebab KONI Pusat menjanjikan, jika regu wanita Indonesia berhasil mengalahkan lawan, peluang untuk ke Kuala Lumpur akan terbuka lebar. Di gelanggang olahraga Bulungan, Minggu 25 September regu Indonesia yang menghimpun 12 pemain -- Sri Wahyuni, Sri Murtini, Partinah, Mustika Ratnawati Wiguna, Aan Riswana, Susantin Fajariah, Pauline Noya, Retno Ambarwati, Olce Rumaropen, Ni Wayan Suci dan Nany Lasminy -- tampak menggebu-gebu untuk mengalahkan lawan. Tim Singapura yang sebelumnya berhasil mempecundangi regu Jakarta, juara PON IX dengan angka 3-2, dikunci habis oleh tim yang dipersiapkan untuk SEA Games dengan kedudukan 3-0. Ketua Bidang Organisasi KONI Pusat, Gatot Suwagio yang hadir menyaksikan pertandingan tersebut ternyata tidak segera memberi kata putus terhadap PBVSI. Baru setelah diadakan pertemuan lanjutan dengan PBVSI kesepakatan untuk memberikan tiket SEA Games tercapai. Akan nasib tim putera, peruntungan nereka tampak sedikit lebih baik. Merelia langsung masuk pelatnas tanpa melalui persyaratan dwi lomba sebagain-ana yang ditempuh regu puteri. Kesepakatan untuk mengikut-sertakan tim putera-puteri PBVSI ke SEA Games yang tercapai antara KONI Pusat dan induk organisasi itu tidak kurang disambut dengan rasa pesimis oleh sementara pengamat olahraga di Jakarta. Kepesimisan merka berlandas pada kemunduran prestasi akhir-akhir ini. Sampai-sampai seorang tokoh KONI Pusat mempunyai usul untuk membentuk tim bayangan (tentu saja di bawah PBVSI) untuk menjadi batu penguji yang lain. Karena menurut informasi yang diterima sang tokoh masih banyak pemain-pemain bermutu yang tidak terpanggil ke pelatnas. Keinginan itu kelihatan cukup baik-andaikata informasi yang masuk itu benar. Dan Tjuk bukan tak memahami kelemahan pemilihannya. "Sampai sekarang kita masih menyempurnakannya," ujar Tjuk sambil membeberkan beberapa penggantian pemain terpanggil. Roswita, karyawati Shell yang tak mungkin meninggalkan pekerjaannya diganti dengan Yus Darmawan. Tempat Metty Noya yang mundur karena alasan kesehatan dlisi oleh Rita Latupolan. Sementara Ni Wayan Suci yang waktu PON IX dilihat bermain menonjol terpaksa harus rela memberikan peluang kepada Nunung yang dianggap lebih baik. Sebaliknya di bagian putera yang terdiri atas Mirwan Supangkat, Gugi Gustaman, Rulianto, Urip Sucipto, Eddy Witoko, Liem Siouw Bok, Amin Kusnargo Thio Cia Seng, Wiwik, Liem Cun Bok, Firmansyah, dan Slamet Mulyanto, pergeseran tempat itu baru hanya terjadi pada seorang pemain. Thio Cia Seng yang mengundurkan diri digantikan oleh Pratomo. Betulkah nama-nama itu pemain yang terbaik PBVSI? "Menurut saya memang merekalah orangnya," ujar Tjuk. Karena, "mereka dipilih berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh komisi teknik PBVSI." Perbaikan yang dikerjakan Tjuk tidak hanya terbatas pada penggantian pemain saja. Ia juga menempatkan seorang asisten pelatih untuk masing-masing tim dan seorang wasit internasional untuk memimpin pertandingan-pertandingan di pelatnas. "Penempatan mereka itu adalah di luar tanggungan biaya KONI Pusat," kata Tjuk. Tenaga pembantu yang ditempatkan itu adalah drs Mahri yang bertugas mendampingi Subarjo sebagai pelatih tim puteri. Suharsono di bagian putera bersama penanggungjawabnya, Leo Maspaeitela. Dan. Sirun Supardi sebagai wasit. Tjuk menambah bahwa kehadiran ketiga pembantu yang dibiayai PBVSI itu adalah guna meningkatkan kekurangan-kekurangan pemain. "Meski di pelatnas sekalipun pemainpemain itu harus dibiasakan dengan pimpinan pertandingan yang baik," ucap Tjuk menyebut kehadiran Sirun Supardi di pelatnas. Adakah kekurangan yang dirasakan Tjuk, seperti masalah stamina, teknik, dan lain-lain, akan teratasi dalam tempo persiapan yang tinggal satu bulan? Mampukah pelatih dan pembantu tambahan tersebut menyempurnakan kelemahan para pemain terpilih itu? "Saya yakin bisa," kata Tjuk pasti. Sebagaimana yakinnya ia terhadap tim yang bakal dibawanya akan meraih medali emas dan perak dalam nomor pertandingan putera dan puteri di SEA Games nanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus