TIM pelatnas SEA Cames PSSI telah mengawali kegiatannya dengan
dua kali pertandingan percobaan di Cirebon. Tanggal 1 Oktober
menang lawan kesebelasan Suryanaga 3-1 dari Surabaya dan pada
tanggal 2 Oktober menang lawan kesebelasan PSSI se-Jabar 3-2.
Baik Ketua Bidang Kesebelasan Nasional, Acub Zainal, maupun
pelatihnya, Suwardi Arland, menganggap pertandingan di Stadion
Bima, Cirebon itu, tidak lebih dari pertandingan pemanasan.
"Jangan disebut semacam tV-out yang seolah-olah kita menilai
penampilan mereka dari kemenangan atau kekalahannya," kata Acub
sesaat pertandingan akan dimulai. Itulah sebabnya perlawatan
anak-anak PSSI ke Cirebon lebih ditekankan pada terpupuknya
suasana kesatuan dan kekeluargaan, setelah agak lama tidak
berkumpul bersama-sama. Begitu harapan para pengasuh.
Tapi harapan itu nampaknya tidak seluruhnya terpenuhi. Di
samping Ronny Patti masih meringkuk di rumahsakit, tiga pemain
dari Irian Jaya, Timo Kapisa, Henky Rumere, Albert Pahelerang,
masih belum bergabung. Sejak Yohannes Auri menjadi pemain inti
PSSI, Robby Binur memperkuat Indonesia Muda dan Timo Kapisa
masuk Warna Agung, nampaknya para pemain Irian Jaya tidak lagi
merupakan pemain yang eksklusif. Meskipun karena gaya permainan
dan pergaulan, mereka lebih kompak bermain dalam satu tim Irian
Jaya. Jadi, usaha PSSI untuk memasukkan lebih banyak unsur-unsur
Irian Jaya--seperti halnya dengan Yohanues Auri - belum dapat
dikatakan berhasil.
Bagi Acub sendiri, absennya ketiga pemain Irian Jaya itu berarti
"mengurangi alternatif lain kecuali kembali pada kesebelasan
yang berintikan para pemain Persija."
Konon kabarnya belum bergabungnya ketiga pemain Irja itu
disebabkan KONI Pusat belum mengirim tiket pesawat kepada
mereka. Pelatnas SEA Games memang tanggungan KONI Pusat. Tapi
mengapa sementara menunggu kesanggupan KONI mengirim tiket ke
Irja, PSSI tidak mau menalangi dulu? Nampaknya dari kasus
tersebut tercium pula bahwa kantung PSSI dewasa ini masih
kosong. Untung saja ketiga pemain Irja yang tadinya absen itu,
akhirnya bisa muncul juga di Jakarta 5 Oktober lalu.
Soal keuangan bukan hal yang sepele. Persiapan tim SEA Games
PSSI tidak dapat sepenuhnya diandalkan pada semangat dan mental
bertanding. Mereka kebanyakan terdiri dari pemain senior yang
sudah "karatan." Maka perlu pelumas. "Bagi kami dipanggil atau
tidak memperkuat kesebelasan nasional biasa-biasa saja," kata
seorang pemain senior yang berulang kali bermain untuk
kesebelasan nasional. Seorang pemain lain yang sebaya menimpali:
"Terus terang bagi kami di samping menjaga nama baik, juga kami
perhitungkan apa saja yang- kami bisa dapatkan dari turnamen SEA
Games ini."
Kwa teknik dan ketrampilan para pemain senior meman tak usah'
diragukan. Ini pun diakui dokter Suhantoro dokter tim PSSI.
"Yang penting bagaimana menanamkan motivasi agar mereka paling
kurang bisa pulih dan mencapai kondisi Pre World Cup di
Singapura." Motivasi itu, menurut sang Dokter, antara lain dalam
bentuk "vitamin D" alias duit.
Arti pelatnas tim SEA Games PSSI bagi angkatan Ronny Pasla tentu
lain dengan angkatan Ramang Paduai misalnya. Yang pertama masih
dengan semangat menyala-nyala mengikuti setiap jadwal kegiatan
yang kedua lebih cenderung memikirkan hari esok setelah mereka
mengundurkan diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini