Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sekarang Ginjalnya 3

Pencangkokan ginjal pertama indonesia terhadap pasien freddy di rscm. operasi lancar. masih perlu waktu 3 bulan untuk meneliti kesempurnaan perawatan si donor dan si penerima ginjal.

15 Oktober 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJARAH pencangkokan ginjal sudah dimulai sejak 15 tahun yan lampau. Sudah 20.000 kali dilakukan di seantero dunia. Dan di Indonesia pekerjaan seperti itu telah dilaksanakan di RS Cipto Mangunkusumo tanggal 4 Oktober yang lalu, terhadap seorang pasien bernama Freddy dari Ternate. Dua hari kemudian pasien Harianto di RS Cikini mendapat ginjal baru pula. Pencangkokan itu dilakukan karena sepasang ginjal mereka gagal menjalankan fungsinya sebagai pencuci darah. Gagal menyalurkan kotoran-kotoran yang mengalir di darah dan membuangnya Iewat air seni. Tanpa pencangkokan, pencucian darah masih bisa dilakukan, yaitu dengan hemodialisa - sebuah mesin pencuci darah. Ginjal mereka yang sudah parah kerusakannya bisa sangat tergantung kepada mesin tadi. Kadangkadang seorang pasien harus dicuci darahnya dua kali seminggu. Satu kali cuci bisa mencapai 5 jam. Ongkosnya mahal pula. Bisa mencapai Rp 00.000 setiap bulan. Jika pencucian darah dengan mesin sudah begitu kerap waktunya, maka biasanya seorang ahli ginjal akan menempuh pencangkokan. Tentu saja kalau semua persyaratan sudah di tangan. Dan yang terpenting pasien bersedia dan ada donor yang siap berkorbam Freddy (31 tahun) sebenarnya sudah menderita penyakit kerusakan pada ginjalnya sejak 10 tahun yang lalu. Tetapi belum begitu parah. Sampailah kira-kira dua bulan yang lalu dia berada di Surabaya. Ketika dia akan bertolak ke Ternate dia jatuh sakit. Minta pertolongan ke rumahsakit di Surabaya, di sinilah dia mendapat keterangan bahwa penyakitnya sudah begitu parah, sampai-sampai dokter di sana tak kuasa lagi membantunya. Lantas dia dikirim ke Jakarta dan sampai ke tangan spesialisinjal, dr Sidabutar. Freddy yang sudah berkeluarga dengan seorang putera itu sudah sqak dua bulan yang lalu berada di Jakarta, dan selama sebulan terbaring di RS Cipto Mangunkusumo. Periksa-sana-periksa-sini akhirnya Sidabutar berkesimpulan bahwa dia sebaiknya menjalani operasi pencangkokan ginjal. Dia tak keberatan dan adik kandungnya yang perempuan bersedia jadi donor. Mereka seluruhnya 7 orang bersaudara. Tetapi rupanya adiknya yang perempuan ini lebih tepat. Ini diketahui setelah para dokter melakukan pemeriksan kecocokan jaringan antara si pasien dan si donor. Kecocokan jaringan ini merupakan faktor yang teramat penting dalam usaha pencangkokan, untuk mencegah jangan sampai sebuah ginjal yang datang dari donor itu ternyata ditolak organ tubuh si penerima, begitu dia dicangkokkan. Jangan Putus Menurut para ahli dalam 80.000 orang hanya dua orang yang cocok untuk menjadi donor atau si penerima. Donor yang terbaik adalah saudara kembar. KaIau bukan saudara kembar, bisa pula saudara seibu-sebapa. Kalau tidak, donor yang samasckali jauh dari garis keturunan si penerima boleh juga dicoba. Di luar negeri orang mati yang banyak dijadikan donor. Sedang Harianto orang kedua yang menjalani pencangkokan di RS Cikini mendapatkan sebuah ginjal bantuan dari ibu kandungnya. Persiapan untuk pencangkokan terhadap Freddy itu nampak sangat rapi. Dan kamar operasi yang dipilih adalah kamar yang sudah ratusan kali-menyaksikan bedahjantung di RS Cipto Mangunkusumo. PLN sengaja diberitahu supaya para petugas di sana jangan lengah. Jangan sampai aliran listrik putus. Karena operasi sekali ini lebih lama dari operasi jantung. Sampai lima setengah jam lamaIlya. Pemberitahuan ini amat penting, Inaklumlah pernah satu ketika para ahli bedah syaraf yang sudah siap bekerja, terpaksa menunda rencana mereka. Karena listrik mendadak padam. 25 orang dokter dan sebelas para medis ambil bagian dalam operasi pencangkokan tersebut. Kazuo Ota, seorang profesor dan ahli bedah pembuluh darah ginjal sengaja diundang dari Jepang. Menurut Sidabutar, kedatangannya ini "untuk memberikan dorongan moril bagi pasien dan masyarakat pada umumnya." Kata-katanya ini agaknya bermaksud untuk memberikan kepuasan bagi mereka yang kurang percaya terhadap kemampuan dokter Indonesia sendiri. Padahal ahli bedah ginjal seperti Djoko Rahardjo yang juga ikut dalam operasi itu, menurut banyak dokter adalah ahli bedah yang bisa diandalkan. Menurut Sidabutar pada operasi yang ketiga dan seterusnya dokter-dokter Indonesiaakan melakukan seluruh pencangkokan itu. Homogen Menurut literatur kedokteran, yang lebih dulu dibedan adalah donor. Dan dalam pencangkokan kemarin pengambilan sebuah ginjal dari wanita itu merupakan pekerjaan yang lebih lama dibandingkan dengan seluruh pekerjaan pencangkokannya ke tubuh si penerima. Selama delapan jam para dokter kita plus dokter Jepang menekuni meja operasi, untuk membuktikan apakah pekerjaan sudah benar-benar sip. Seluruh pembedahan, sebenarnya dalam lima setengah jam sudah selesai. Ginjal - Freddy yang sudah rongsok itu tidak dikeluarkan. Dia dibiarkan di tempatnya. Sedangkan sebuah ginjal dari adiknya itu ditempatkan di bagian bawah ginjal yang lama. Agak mendekat ke tulang pinggul. Pembuluh darah dan saluran air seni dari ginjal baru itu, disambungkan pada pembuluh darah dan saluran air seni yang terdapat di dekat ginjal si pasien. Pencangkokan gunjal yang pertama buat Indonesia itu, naunpaknya berjalan dengan baik dan hampir bisa dikatakan berhasil. Kalau memang ada yang tak beres, dalam 24 jam kemudian sudah bisa diketahui. Ketidakberesan ini terutama menyangkut pasal penolakan tubuh terhadap ginjal yang baru menempel itu. Tetapi nyatanya, tiga hari setelah operasi. Sidabutar sudah berani muncul memberikan keterangan panjang lebar kepada para wartawan yang tak sabar menanti hasil. Meskipun perawatan bagi si donor lebih memakan waktu dan perhatian, namun si pasien "tiga ginjal" dalam waktu Liga bulan masih harus ditilik terus-menerus. Sebab kabarnya masa tiga bulan ini kalau sudah lewat, maka boleh dikatakan operasi tadi sempurnalah sudah. Dan kalaupun ada kecelakaan di kemudian hari terhadap laki-laki keturunan Tionghoa ini - mudah-mudahan jangan - maka duka cita berasal dari gumpalan darah yang timbul pada samhungan pembuluh darah. Bisa juga karena tertekannya ginjal baru tadi, volume darah berkurang, air seni tersumbat atau luka yang terjadi pada ginjal pada waktu mencangkokkan. Operasi pencangkokan tersebut diperhitungkan akan mencapai biaya Rp 2 juta. Tapi masih lebih murah dibandingkan dengan terus-menerus menggunakan mesin cuci darah. Si penderita yang sudah dicangkok, selain lebih bebas dari beban biaya, juga bebas dari ketergantungan 5 jam atau lebih terhadap mesin darah itu. Menurut keterangan, usia yang terpanjang yang bisa dicapai seorang setelah dicangkok adalah 16 tahun. Itu menurut statistik luarnegeri. Secara pukul rata di Amerika Serikat mereka yang masih bisa bertahan sampai tiga tahun setelah pencangkokan adalah 42%. 297O bertahan sampai lima tahun. Tetapi di Australia yang masyarakatnya lebih homogen yang bertahan sampai 5 tahun 42% banyaknya. Sedang di Indonesia ini mudah-mudahan lebih menggembirakan lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus