Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Muka Baru di Podium

Muka baru bermunculan mengancam posisi Michael Schumacher. Simaklah keandalan mereka.

13 April 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GIANCARLO Fisichella serasa tengah berada di bulan. Hatinya berbunga-bunga. Peristiwa yang terjadi di Sao Paulo, Ahad pekan silam, itu memang merupakan yang terindah dalam hidupnya. Inilah untuk pertama kalinya pembalap dari tim Jordan yang sudah 200 kali turun di sirkuit ini tampil sebagai runner-up. Ganjarannya, dia berhak berada di atas podium dan menyemprotkan isi sampanye sambil dikelilingi gadis-gadis cantik dan seksi pula.

Berada di atas podium merupakan tujuan dari setiap pembalap Formula 1. Soalnya, hanya tiga pembalap terbaik yang boleh nampang di sana. Berbeda dengan kejuaraan sebelumnya, tahun ini muncul muka-muka baru. Lihat saja, di samping kiri Fisichella ada Kimi Raikkonen (McLaren), anak muda dari Finlandia yang juga beruntung. Kali ini dia tampil sebagai jawara.

Dengan kemenangannya itu, untuk sementara Raikkonen nangkring di peringkat atas dengan menggembol 26 poin. Posisi kedua masih ditempati oleh seniornya, David Coulthard, yang mengumpulkan 15 poin. Lalu, peringkat ketiga diisi oleh Fernando Alonso dari tim Renault.

Tampilnya Raikkonen, Fisichella, dan juga Alonso seolah mengubur para pembalap muka lama seperti Michael Schumacher, yang telah tiga kali berturut-turut menjadi juara. Arena Formula 1 (F1) kini lebih bergairah karena diperkirakan Raikkonen dan kawan-kawan tak berhenti meletupkan kejutan. Simak saja keandalan mereka.

Kimi Raikkonen (McLaren)

Finlandia seperti tak pernah kehilangan bibit unggul. Setelah Mika Hakkinen, kini muncul jagoan baru: Kimi Raikkonen. Banyak pengamat menunjuk pria 24 tahun ini sebagai juara dunia masa depan. Ini bukan sekadar pujian kosong. Memulai debutnya dua tahun silam, di grand prix Australia, namanya langsung masuk daftar pembalap yang membuat kejutan. Eh, betul saja, dalam musim tahun lalu dia berhasil menclok di posisi enam—prestasi yang tidaklah mudah diraih pembalap muda macam Raikkonen.

Boleh jadi, ia sudah ditakdirkan menjadi seorang pembalap. Menekuni olahraga gokart sejak usia delapan tahun, Raikkonen segera menunjukkan bakatnya. Beberapa gelar gokart domestik direbutnya berturut-turut selama lima tahun. Dengan modal ini, dia masuk kelas formula pada 1998, dan dua tahun kemudian berhasil merebut gelar juara formula Renault, Inggris.

Prestasi itu membuka peluang besar. Pada 2001, dia berhasil masuk Formula 1 dengan bergabung ke tim Sauber-Petronas. Tapi belakangan dia pindah ke tim McLaren Mercedes. Dan keandalannya segera dibuktikannya. Tahun lalu, dia semestinya bisa meraih gelar di sirkuit Prancis. Hanya kesialan yang menghalanginya. Mobilnya tergelincir setelah melindas minyak, lalu kemenangan pun beralih pada Michael Schumacher.

Biarpun dianggap kemampuannya sudah menyerupai Mika Hakkinen, pendahulunya di McLaren, dia masih perlu berjuang keras membuktikan keajekan prestasinya. Apalagi, di timnya, dia masih berada di bawah bayang-bayang seniornya, David Coulthard. Dalam beberapa kualifikasi, dia memang selalu berada di bawah pembalap asal Skotlandia ini. Tapi, dua gelar yang diraih Raikkonen pada tiga seri awal tahun ini menunjukkan: pemuda ini tidak bisa dianggap enteng lagi.

Fernando Alonso (Mild Seven-Renault)

Tak perlu waktu panjang untuk membuktikan ramalan bahwa Fernando Alonso, 22 tahun, akan menjadi salah satu bintang Formula 1. Di seri grand prix Malaysia, Maret lalu, dia telah memberikan jawaban. Dalam babak kualifikasi, ia tidak hanya merebut posisi terdepan alias pole position, tapi juga mencatat rekor sebagai pembalap termuda yang berhasil merebut posisi itu dalam sejarah balap mobil Formula 1. Catatan waktunya fantastis. Lintasan sepanjang 5,543 kilometer sirkuit Sepang dilahapnya dalam satu menit dan 37,044 detik. "Saya seperti sedang bermimpi," katanya.

Alonso mengenal dunia balap sejak berusia tiga tahun. Saat itu, dia sudah mahir menggenjot pedal gas dan mengemudikan gokartnya. Empat tahun kemudian, dia merebut gelar juara karting di daerah asalnya di Asturias, Spanyol. Pada usia 19 tahun, dia tampil di ajang Formula 3. Cukup sukses. Terbukti setahun kemudian Alonso bisa masuk F1 bergabung di tim Minardi. Sayang, di tim ini dia gagal merebut gelar. Belakangan dia membalap untuk Benetton-Renault.

Di Benetton, kelihaian Alonso segera terbukti. Dia menjadi pembalap yang diandalkan menggantikan posisi Jenson Button, seorang pembalap dari Inggris yang berprestasi buruk di tahun silam. Kini orang mulai berkomentar, bukan cuma lebih baik dari Button, kemampuan pemuda Spanyol ini juga cukup menjanjikan.

Giancarlo Fisichella (Jordan)

Pembalap yang satu ini memang tidak muda lagi. Usianya sudah masuk kepala tiga. Debutnya di Formula 1 dilakukan tujuh tahun lalu. Namun, baru di awal putaran tahun ini prestasi Fisichella mengkilap. Untuk pertama kalinya dalam kariernya, dia berhasil merebut tempat runner-up dalam sirkuit di Sao Paulo, Brasil.

Fisichella memang terlambat dalam memulai kariernya. Perkenalannya dengan gokart dilakukannya pada saat dia berusia 10 tahun. Delapan tahun kemudian dia mulai masuk Formula 3. Dia masuk ke Formula 1 saat berusia 22 tahun, bergabung dengan tim Minardi.

Sejatinya, Fisichella merupakan pembalap Formula 1 yang memiliki bakat yang besar. Kelebihan Fisichella terletak pada kemampuannya saat menyalip dengan cepat tapi tetap halus. Inilah yang kemudian dia perlihatkan setelah berpindah ke tim Jordan. Musim lalu, dia berhasil mencapai posisi kelima di sirkuit Kanada.

Memasuki musim balap tahun ini, dia hanya bisa berharap dirinya akan dilengkapi dengan mesin Cosworth dan sebuah mobil baru. Jordan memberikan satu kesempatan lagi. Terbukti, saat turun di sirkuit di Sao Paulo, dia berhasil mencatat prestasi terbaik sepanjang kariernya.

Irfan Budiman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus