Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Olahraga Ekstrem Slackline, Bukan Sirkus Berjalan di Atas Tali pada Ketinggian

Kenali olahraga ekstrem slackline, berjalan kaki di atas tapi di atas ketinggian. Bukan sirkus, perlu latihan ekstra.

15 September 2022 | 10.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pegiat olahraga ekstrem berjalan di atas tali webbing pada kegiatan Bandung Highlines Festival di Tebing Hawu, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu, 18 Desember 2021. Selain berolahraga, kegiatan ini juga bertujuan menjaga serta melestarikan Tebing Hawu yang termasuk kawasan konservasi Karst Citatah. ANTARA/Novrian Arbi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Slackline dalam laman sportnhobbies, tampaknya mulai berlaku di California pada 1980-an, saat pemanjat memulai bermain dengan jaring panjang untuk mengembangkan versi berjalan di atas tali. Olahraga ini membantu pemanjat untuk meningkatkan refleks yang baik dan keseimbangan yang membantu mereka. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Slackline termasuk olahraga ekstrem yang melibatkan berjalan kaki di atas seutas anyaman, digantung longgar di antara dua titik. Tidak hanya berjalan di atas tali, olahraga ini menggunakan garis yang kendur. 

Keterampilan Slackline

Karena itu, dibutuhkan keterampilan dan kemampuan yang berbeda, dan mendorong pemainnya untuk mengembangkan keseimbangan. Begitu orang menguasai dasar-dasar slackline, mereka dapat menjelajah ke dunia slackline.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga ini menjadi dinamis, karena anyamannya berkembang dengan setiap gerakan, dan sebagai respon terhadap angin. Penggunaan anyaman sangat penting, karena sifat anyaman yang rata menciptakan permukaan lebih mudah untuk digenggam dan diseimbangkan. 

Saat seseorang berjalan melintasi tali slackline, pusat keseimbangan terus berubah ketika garis menurun, bergoyang, dan melengkung; biasanya dibutuhkan beberapa kali percobaan untuk berjalan di jalur slackline dari ujung ke ujung, setidaknya untuk pemula. Slackline dilakukan dekat dengan tanah atau dikenal sebagai lowline.

Banyak orang mempelajari berbagai trik saat melakukan lowline, dan mereka menggunakan keamanan relatif dari ketinggian rendah. Di sisi lain, highline dilakukan pada ketinggian yang jauh lebih tinggi, dan penggunaan safety harness direkomendasikan, sehingga apabila seseorang jatuh, ia tidak akan terluka parah.

Melansir dari verywellfit, keseimbangan menjadi salah satu komponen kebugaran terpenting yang berhubungan dengan kesehatan, terutama seiring bertambahnya usia. Menurut Journal of Science and Medicine in Sport menemukan, penggunaan slackline dalam rehabilitasi meningkatkan aktivasi kualitas otot paha depan. 

Hal ini menjadi keuntungan bagi orang-orang yang menggunakan kaki mereka untuk meningkatkan pemulihan, tetapi yang berjuang dengan program terasa sulit atau menyakitkan. Slackline juga menekan sirkuit refleks tulang belakang, yang telah mengurangi osilasi sendi tidak terkendali, otak akan memahami membantu mencegah refleks yang terjadi pada pergelangan kaki, lutut, dan pinggul.

BALQIS PRIMASARI 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus