Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Liga Bola Basket Indonesia (IBL) memasuki musim ke-22 pada tahun 2025. Kompetisi ini akan dimulai pada 11 Januari 2025 dengan mempertemukan pertandingan antara RANS Simba dan West Bandits Solo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Edisi IBL 2025 menjadi musim keenam kompetisi di bawah era Junas Miradiarsyah. Berikut kilas balik penyelenggaraan kompetisi kasta tertinggi bola basket di Indonesia tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Liga Nasional pada Masa Pandemi Covid-19
IBL lolos dari jurang kehancuran masa Covid-19. IBL menjadi liga yang sempat pertama menghentikan kompetisi kala itu sekaligus menjadi kompetisi nasional pertama yang menghadirkan kembali kompetisi dengan dokumen protokol kesehatan ajang olahraga. Ini menjadi panduan bagi banyak cabang olahraga di Indonesia dengan konsep penyelenggaraan bubble system atau sistem gelembung pada 2021).
2. IBL dengan Jumlah Peserta Tertinggi
IBL mengalami masa kemunduran dengan berkurangnya jumlah peserta pada 2019, yaitu dari 12 peserta menjadi sembilan peserta. Jumlah peserta bertambah dan IBL mencapai angka peserta tertinggi dari 10 menjadi 16 peserta setelah era pandemi Covid-19. Jumlah 16 peserta pada edisi 2022 ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah.
3. IBL dengan Periode Kompetisi dan Jumlah Pertandingan Tertinggi
Periode kompetisi IBL berubah lebih panjang. Dari sebelumnya berdurasi 3,5 bulan, saat ini kompetisi telah menjadi 6,5 bulan. Jumlah pertandingan dari 97 pertandingan di babak reguler menjadi 240 di babak reguler merupakan kompetisi dengan periode terpanjang sekaligus jumlah pertandingan terbanyak sepanjang sejarah (2023).
4. Perubahan Konsep Home and Away
Setelah 20 tahun lebih kompetisi IBL berjalan dengan konsep series, IBL mengubah format dengan sistem home and away. Konsep kali ini membuktikan bola basket bukan hanya sekedar kompetisi, tetapi juga berupaya membangun industri secara konkret pada 2024.
5. Hadirnya Kategori Pemain Baru
Penggunaan pemain asing sebanyak tiga pemain dan adanya kategori pemain naturalisasi kemudian pemain keturunan membuat IBL naik kelas. Semakin banyaknya pemain dengan kualitas yang sangat tinggi membuat persaingan makin ketat.
Pemain basket Pelita Jaya, Andakara Prastawa, mengatakan bahwa kompetisi IBL lebih baik dari tahun ke tahun. Level persaingan pun semakin ketat. “Menurut saya ini akan memunculkan banyak bakat baru dan tentu saja bagus untuk perkembangan olahraga bola basket Indonesia. Atlet basket kini bisa dibilang sudah bisa menjadi profesi menjanjikan dengan masa depan yang sangat baik,” kata dia.
Adapun Junas Miradiarsyah, CEO Indonesian Basketball League (IBL), mengakui bahwa perjalanan membangun industri olahraga basket masih panjang. Namun, ia menilai, dengan dukungan PP Perbasi dan juga kehadiran FIBA di Indonesia, IBL bisa lebih populer di tengah masyarakat.
“Dengan menggelar IBL secara profesional, me-manage sport event, kita meyakinkan industri untuk melihat potensi besar yang ada dan turut terlibat dan berpartisipasi dalam menghidupkan lebih besar olahraga bola basket ini. Kompetitif, begitu menghibur sekaligus menggagas standar baru penyelenggaraan kompetisi,” tutur Junas.