Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Panas debu dan bayangan maut panas, debu dan bayangan maut

Ali sofyan siregar dan starlet pelari putri, juara untuk ketiga kalinya dalam lomba jakarta marathon iii. ada pendapat jakarta marathon agar dipindah, karena tidak aman.

27 Februari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ALI Sofyan Siregar, 24 tahun, memang paling hebat dibanding 500 pelari dalam lomba Jakarta Marathon III 21 Februari di Jakarta. Tetapi dia nampaknya masih kecewa. Waktu tempuhnya 2 jam 30 menit 47 detik ternyata masih di bawah prestasi yang diciptakannya di SEA Games Manila (2 jam 28 menit 53 detik). Rencananya sendiri cukup besar. "Saya ingin memecahkan rekor 2 jam 27 menit yang pernah dibuat Gurnam Singh," kata pegawai Kantor Direktorat Jenderal Pariwisata DKI itu sebelum terjun berlomba. Begitu lepas dari garis stat, Ali dari klub Indonesia Muda itu ditempel ketat oleh Johny Abulangit dari klub UMS. Namun pelari kaki ayam itu hanya bisa mengimbanginya sampai km 15, dekat Bundaran Grogol. Masuk ke daerah perumahan mewah Pluit, hanya 3 pelari yang saling dahulu-mendahului, yaitu Ali Sofyan, Solikhin (juara marathon PON X tahun 1981) dan Gatot Sudarsono, juga dari klub Indonesia Muda. Pada km 25 di pintu keluar dari Proyek Otorita Pluit, Ali mencatat waktu 1 jam 30 menit dengan Solikhin membayangi dari jarak sekitar 20 meter di belakang. "Naik Ali, " teriak Asro, pelatih yang mengikuti perlombaan itu dari atas sepeda motor. Persaingan ketat terjadi di daerah padat Bandengan. Di bawah pekikan sirene motor yang mengawal, ampas pembakaran mesin bermacam ragam kenderaan yang lalu lalang, debu dan bau busuk dari buangan pabrik yang mengapung dari selokan, Solikhin maju menempel di bahu Ali Sofyan. Di bawah terik matahari mereka kelihatannya seperti saling mau "membunuh". Usaha untuk saling meninggalkan lawan itu baru berakhir menjelang km 40. Solikhin tertinggal 200 m dan hanya berusaha untuk berhanyut-hanyut saja mencapai finish ini digunakan Ali Soyan melepaskan kakinya dari sepatu yang rupanya mulai menyengat. Tetapi pembebasan itu tidak menolong ayunan langkahnya. Sisa jarak 2.195 meter menuju finish ditempuhnya dalam 7 « menit. Setelah Ali menjejakkan kaki di garis finish, 3 menit kemudian menyusul Solikhin dengan catatan waktu 2 jam 33 menit 28 detik, Suwandi dari Surabaya (2 jam 37 menit 22 detik), dan Ellen Hutabarat dari Panjang (2 jam 39 menit 37 detik). Sementara pelari-pelari lain masuk ke finish jauh lebih lama, terutama para pelari gembira yang sudah puas kalau mereka bisa mencapai finish dalam 5 jam (lihat box). "Saya merasa latihan saya terlalu berat," kata Solikhin kepada wartawan TEMPO Widi Yarmanto. Katanya, 2 hari menjelang bertanding dia masih digenjot lari 10.000 meter dalam 34 menit. Ali sendiri menganggap latihan 2 hari menjelang bertanding tidak jadi soal. Yang menahan kakinya, menurut ceritanya, hanya perut. "Rasanya naik sampai di sini," kata anak Batak yang sering makan dulu sebelum marathon itu. Dengan kemenangannya itu Ali Sofvan Siregar mencatatkan diri sebagai juara Jakarta Marathon tiga kali berturut. Dia bersama Starlet yang mencatat waktu terbaik untuk putri (3 jam 34 menit 51 detik) dan juga menang untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, menjadi pemilik tetap dari piala bergilir yang diperebutkan sejak 2 tahun vang lalu. Para pelari DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Sulawesi Tenggara itu nampaknya banyak tertolong oleh minuman mauun pos-pos penyiraman air yang disediakan oleh hotel-hotel di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Thamrin. Namun perlombaan hari itu berlangsung dalam bayang-bayang kecelakaan lalulintas. Pelari DKI asal Malang, Sunardi yang menduduki tempat kelima diserempet mobil hingga tangannya luka. Pelari muda Nuri yang bertempat tinggal di daerah Tanah Abang, Jakarta, remuk mukanya dan terpaksa masuk rumahsakit karena ditubruk sedan sekitar 100 meter menjelang finish. Sopir corolla biru itu hampir menjadi korban pembalasan dari para pelari dau penonton yang marah. Untung dia segera diselamatkan petugas. Pelatih Indonesia Muda, Asro, memperingatkan panitia, kalau keamanan takrjamin, lain kali dia tak mau mengikutsertakan anak buahnya lagi. Dalam Jakarta Marathon III ini 40 pelari asuhan Asro ikut serta. "Marathon ini sebaiknya menutup jalan," ujar ketua penyelenggara, Letkol Soejono Danoe Sajogo. "Tapi di Jakarta jalan mana yang bisa ditutup. Kalau dipindahkan ke Cileduk, bukan Jakarta Marathon lagi namanya."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus