ALI Sofyan Siregar, 24 tahun, memang paling hebat dibanding
500 pelari dalam lomba Jakarta Marathon III 21 Februari di
Jakarta. Tetapi dia nampaknya masih kecewa. Waktu tempuhnya 2
jam 30 menit 47 detik ternyata masih di bawah prestasi yang
diciptakannya di SEA Games Manila (2 jam 28 menit 53 detik).
Rencananya sendiri cukup besar. "Saya ingin memecahkan rekor 2
jam 27 menit yang pernah dibuat Gurnam Singh," kata pegawai
Kantor Direktorat Jenderal Pariwisata DKI itu sebelum terjun
berlomba.
Begitu lepas dari garis stat, Ali dari klub Indonesia Muda itu
ditempel ketat oleh Johny Abulangit dari klub UMS. Namun pelari
kaki ayam itu hanya bisa mengimbanginya sampai km 15, dekat
Bundaran Grogol. Masuk ke daerah perumahan mewah Pluit, hanya 3
pelari yang saling dahulu-mendahului, yaitu Ali Sofyan, Solikhin
(juara marathon PON X tahun 1981) dan Gatot Sudarsono, juga dari
klub Indonesia Muda.
Pada km 25 di pintu keluar dari Proyek Otorita Pluit, Ali
mencatat waktu 1 jam 30 menit dengan Solikhin membayangi dari
jarak sekitar 20 meter di belakang. "Naik Ali, " teriak Asro,
pelatih yang mengikuti perlombaan itu dari atas sepeda motor.
Persaingan ketat terjadi di daerah padat Bandengan. Di bawah
pekikan sirene motor yang mengawal, ampas pembakaran mesin
bermacam ragam kenderaan yang lalu lalang, debu dan bau busuk
dari buangan pabrik yang mengapung dari selokan, Solikhin maju
menempel di bahu Ali Sofyan. Di bawah terik matahari mereka
kelihatannya seperti saling mau "membunuh".
Usaha untuk saling meninggalkan lawan itu baru berakhir
menjelang km 40. Solikhin tertinggal 200 m dan hanya berusaha
untuk berhanyut-hanyut saja mencapai finish ini digunakan Ali
Soyan melepaskan kakinya dari sepatu yang rupanya mulai
menyengat. Tetapi pembebasan itu tidak menolong ayunan
langkahnya. Sisa jarak 2.195 meter menuju finish ditempuhnya
dalam 7 « menit.
Setelah Ali menjejakkan kaki di garis finish, 3 menit kemudian
menyusul Solikhin dengan catatan waktu 2 jam 33 menit 28 detik,
Suwandi dari Surabaya (2 jam 37 menit 22 detik), dan Ellen
Hutabarat dari Panjang (2 jam 39 menit 37 detik). Sementara
pelari-pelari lain masuk ke finish jauh lebih lama, terutama
para pelari gembira yang sudah puas kalau mereka bisa mencapai
finish dalam 5 jam (lihat box).
"Saya merasa latihan saya terlalu berat," kata Solikhin kepada
wartawan TEMPO Widi Yarmanto. Katanya, 2 hari menjelang
bertanding dia masih digenjot lari 10.000 meter dalam 34 menit.
Ali sendiri menganggap latihan 2 hari menjelang bertanding tidak
jadi soal. Yang menahan kakinya, menurut ceritanya, hanya perut.
"Rasanya naik sampai di sini," kata anak Batak yang sering
makan dulu sebelum marathon itu.
Dengan kemenangannya itu Ali Sofvan Siregar mencatatkan diri
sebagai juara Jakarta Marathon tiga kali berturut. Dia bersama
Starlet yang mencatat waktu terbaik untuk putri (3 jam 34 menit
51 detik) dan juga menang untuk ketiga kalinya secara
berturut-turut, menjadi pemilik tetap dari piala bergilir yang
diperebutkan sejak 2 tahun vang lalu.
Para pelari DKI, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung
dan Sulawesi Tenggara itu nampaknya banyak tertolong oleh
minuman mauun pos-pos penyiraman air yang disediakan oleh
hotel-hotel di Jalan Gatot Subroto dan Jalan Thamrin. Namun
perlombaan hari itu berlangsung dalam bayang-bayang kecelakaan
lalulintas.
Pelari DKI asal Malang, Sunardi yang menduduki tempat kelima
diserempet mobil hingga tangannya luka. Pelari muda Nuri yang
bertempat tinggal di daerah Tanah Abang, Jakarta, remuk mukanya
dan terpaksa masuk rumahsakit karena ditubruk sedan sekitar 100
meter menjelang finish. Sopir corolla biru itu hampir menjadi
korban pembalasan dari para pelari dau penonton yang marah.
Untung dia segera diselamatkan petugas.
Pelatih Indonesia Muda, Asro, memperingatkan panitia, kalau
keamanan takrjamin, lain kali dia tak mau mengikutsertakan anak
buahnya lagi.
Dalam Jakarta Marathon III ini 40 pelari asuhan Asro ikut serta.
"Marathon ini sebaiknya menutup jalan," ujar ketua
penyelenggara, Letkol Soejono Danoe Sajogo. "Tapi di Jakarta
jalan mana yang bisa ditutup. Kalau dipindahkan ke Cileduk,
bukan Jakarta Marathon lagi namanya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini