Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Pelajaran dari tiga cecak prancis

3 pemanjat prancis: corinne labrune, patrick berhault & jean baptiste tribout, mendemonstrasikan kehebatannya di citatah, ja-bar. memanjat tebing terjal, yang kemiringannya hampir 90 derajat.

16 April 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RAMBUTNYA yang pirang dan pendek cepak dibiarkan acak-acakan seperti mode remaja masa kini, punk rock. Wanita bule asal Prancis itu mengenakan kaus pendek berwarna hitam. Celananya pendek ketat berwarna abu-abu. Ia mengenakan sepatu merah jambu yang dikombinasikan dengan warna hitam. Minggu pagi lalu itu, Corinne Labrune, 22 tahun, mendemostrasikan kehebatannya memanjat tebing terjal di Citatah, sekitar 15 km sebelah timur Bandung, yang kemiringannya hampir sembilan puluh derajat di depan pengunjung yang jumlahnya sekitar 5.000 orang. "Wow . . . banyak sekali penontonnya. Ini baru pertama kali saya mengalaminya," teriak Corinne terheran-heran. Maklum, dalam kejuaraan tingkat internasional pemanjatan tebing yang pernah diikutinya, biasanya penontonnya cuma ratusan orang. Corrine bersama dua rekan prianya, Patrick Berhault, 30 tahun, dan Jean Baptiste Tribout, 25 tahun, semuanya berasal dari Prancis, dengan enak melalap dinding batuan kapur yang puncak tertingginya sekitar 125 meter itu. Jlur Poster, misalnya, cuma dijadikan ajang pemanasan buat mereka. Cukup dengan mengamati situasi dinding dari bawah, mereka kemudian langsung merayap dan berhasil menundukkannya. Jalur Bor 7, yang tingginya sekitar 30 meter yang merupakan salah satu jalur tersulit di Citatah, juga bisa disusuri Patrick. Patrick, yang pagi itu mengenakan singlet hitam dan celana ketat warna merah, sempat tiga kali gagal dan menggantung pada tali pengaman. Akhirnya, setelah hampir setengah jam, jalur itu disikatnya. Kontan ia disambut tepuk tangan peonton. Sebagai perbandingan, pemanjat tebing asal Indonesia, Sandy Febyanto, 28 tahun, untuk bisa mendaki jalur yang sama memerlukan latihan dua bulan. Sedangkan Patrick cukup dua hari. Sabtu sore, sehari sebelum demonstrasi, ia sudah berlatih mengenal medan. "Mereka memang mempunyai daya adaptasi membaca medan yang tinggi," tutur Harry Sulitiarto, pemanjat ulung Indonesia yang pernah merayap di Montblanc tahun 1986. Sedangkan Jean Baptiste Tribout, yang kini menduduki peringkat ke.5 pemanjat tebing terbaik di dunia, sempat pula memperlihatkan reputasinya. JB (dibaca Jibei), begitu panggilannya sehari-hari, menyusuri jalur Kuntng dengan merayap hanya bertumpu pada kedua tangannya, sedangkan kakinya hanya digunakan sebagai alat bantu. Sandy mencoba ambil bagian di jalur ini. Tak sampai ketinggian 5 meter ia sudah gagal karena tali pengamannya melintir, dan ia terjatuh. Dengan penasaran, ia mencoba mengulangi. Dan berhasil. "Saya mendapatkan sesuatu yang baru dalam sistem pemanjatan dari mereka," kata Sandy berterus terang. Ia tak mau merinci teknik apa yang didapatnya. "Belum saya olah," katanya. Para manusia cecak dari Prancis itu memang memperlihatkan teknik memanjat yang tinggi. Tubuh mereka yang lentur dan ditopang oleh kekuatan tangan dan kaki serta perhitungan yang jeli membuat penggemar olah raga petualangan yang hadir di Citatah berdecak kagum. Kegiatan panjat-memanjat memang sudah menjadi hidup mereka. JB, misalnya, yang memiliki tinggi sekitar 1,72 m dan bobot 63 kg, mulai memanjat sejak usia 10 tahun. "Orangtua saya yang membimbing pertama kali," tuturnya. Ia kini bekerja sebagai penasihat teknik pada berbagai produsen perlengkapan panjat tebing di Prancis. Teknologi tampaknya juga berbicara dalam menopang prestasi pemanjat Prancis itu. Perlengkapan sepatu khusus panjat tebing mereka siapkan dua buah. Masing-masing diperuntukkan menghadapi medan batuan yang lunak dan batuan yang keras. Terlebih lagi, "Mereka juga menggunakan bor listrik dalam pemanjatan. Dan ini mengagetkan buat kita," ujar Harry, yang menjadi komentator pada demonstrasi pemanjatan itu. A.K.S. dan Ida Farida (Bandung)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus