TATKALA pukulan back hand lurus Suharyadi tidak dapat dijangkau You Wei dan masuk, bergemuruhlah tepuk tangan sekitar 5.000 penonton yang memenuhi Stadion Tenis Senayan, Jakarta, Minggu sian lalu. Menang. Regu Indonesia akhirnya mengalahkan Cina. Kemenangan Suharyadi tiga set langsung, 6-4, 6-2, dan 6-2, atas pemain nomor satu Cina ini memang menjadikan regu Indonesia unggul 3-1 atas regu Cina dalam babak semifinal Piala Davis Zone Asia/Oceania 1988 di Jakarta. Tintus dalam partai yang tidak menentukan lagi melengkapi keunggulan regu Indonesia atas Cina menjadi 4-1, dengan mengalahkan tunggal kedua Cina, Ma Keqin, 6-3 dan 6-3. Menurut Moerdiono, kunci keberhasilan untuk meraih kemenangan kali ini adalah kedisiplinan para pemain, baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam berlatih, maupun dalam pertandingan. Pengurus hanya memberikan dorongan serta motivasi dari luar lapangan. "Ketika di lapangan pertandingan, kepercayaan sepenuhnya diberikan kepada pemain," tutur Ketua Umum Pelti itu. Kemenangan ini merupakan pembalasan terhadap kekalahan 1-4 pada putaran pertama di Kunming, Cina, tahun lalu. Ini berarti tinggal selangkah lagi regu Piala Davis Indonesia mengulangi suksesnya masuk 16 besar dunia, seperti pada 1982. Di final, yang akan berlangsung di Jakarta tanggal 22-24 Juli nanti, Indonesia akan melawan regu tangguh lainnya, Korea Selatan, yang pekan lalu menyisihkan Fillpina 5-0. Tidak heran kalau semua pengurus dan pemain bertekad untuk mengulangi sukses 1982. "Sekarang inilah kesempatan terbesar untuk bisa masuk kembali ke babak 16 besar," ujar Hadiman, kapten tim Indonesia. Ia melihat, karena semua pertandingan akan diselenggarakan di Jakarta, peluang untuk menang melawan Korea cukup besar. Apalagi dalam Kejuaraan Asia Timur di Jakarta, Desember lalu, regu Indonesia keluar sebagai juara setelah di final mengalahkan Korea 2-1. Pertandingan melawan KOr rea nanti merupakan pertemuan keempat dalam penyisihan Piala Davis. Untuk sementara, Korea masih unggul 2-1. Apa strategi untuk melawan Korea nanti? "Biarlah para pemain menikmati kemenangan dulu, setelah itu baru dipikirkan bagaimana menghadapi Korea," ujar Moerdiono. Memang masih ada waktu tiga bulan untuk mempersiapkan mereka. Kemungkinannya, mereka akan dikirimkan untuk mengikuti pertandingan di Eropa atau di Amerika, minimal selama satu bulan. "Semakin banyak mereka mengikuti pertandingan di luar negeri, semakin matang kemampuan pemain itu dan semakin percaya diri," kata Kevin Mullins, pelatih yang menangam regu Indonesia sejak menghadapi Cina di Kunming tahun lalu. Menurut Kevin, setelah menjalani masa istirahat, para pemain akan dilatih untuk memulihkan kondisi fisiknya, termasuk penguatan otot-otot - terutama kekuatan otot bagian pinggang ke atas - sehingga mereka bisa lebih banyak melakukan variasi pukulan, termasuk dalam servis. Regu Cina mengakui kekalahan mereka sembari mengomel. "Pemain kami banyak dirugikan oleh keputusan wasit dan penjaga garis," ujar Oto Merunka, pelatih asal Cekoslovakia yang menangani pemain-pemain Cina sejak 1,5 tahun silam. Namun, menurut Oto, ada hal yang lebih penting. Faktor udara Jakarta yang sangat panas membuat para pemain Cina cepat menurun kondisi fisiknya. Apalagi mereka sebagian sedang tidak pada kondisi puncak, sepertl Liu Shuhua yang sedang sakit punggung. Toh diakuinya, "Memang pemain-pemain Anda lebih baik dibandingkan penampilan mereka di Kunming, terutama Suharyadi," kata Oto. Budiono Darsono dan Rudy Novrianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini