Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pelatih pemusatan latihan nasional bulu tangkis, Herry Iman Pierngadi, dipindahkan dari pelatih ganda putra ke ganda campuran.
Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta mengatakan pergeseran pelatih sektor ganda campuran ini bertujuan mendongkrak prestasi pemain.
Herry bertekad menjawab tantangan PBSI dengan meloloskan dua pasangan ganda campuran ke Olimpiade 2024 Paris.
PESAN pamit tersirat dalam foto yang diunggah Herry Iman Pierngadi di akun Instagram-nya pada Rabu, 30 Agustus lalu. “Terima kasih untuk semuanya,” tulis pelatih berjulukan Naga Api itu, yang menyiratkan dia bakal meninggalkan pos sebagai kepala pelatih ganda putra pemusatan latihan nasional. Kepastian pun datang sehari kemudian melalui keterangan pers Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Herry mendapat tugas sebagai pelatih kepala ganda campuran untuk mendongkrak prestasi dan performa pemain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perpindahan Herry ini memunculkan kontroversi. Pasalnya, selama ini namanya melekat dengan ganda putra. Selain itu, tiga bulan terakhir prestasi dan performa ganda putra menurun. Bahkan di Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia 2023 di Denmark. yang berakhir tiga hari sebelum Herry pamit, tak satu pun dari empat ganda putra yang ikut mencapai semifinal. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana terhenti di perempat final, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin hanya sampai babak ketiga, sedangkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tertahan di babak kedua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Herry belum mau menanggapi pertanyaan mengenai perpindahannya ke ganda campuran di pelatnas bulu tangkis itu. Saat Tempo menghubunginya di sela-sela mendampingi para pemain bertanding di turnamen Hong Kong Terbuka, yang berlangsung pada 12-17 September 2023, Herry meminta waktu. “Besok ya, maaf, lagi kurang fit,” katanya melalui WhatsApp, Selasa, 12 September lalu. Di hari ketiga Hong Kong Terbuka, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati gagal, sedangkan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari lolos ke perempat final.
Herry mengatakan ia ditugasi melatih sektor ganda campuran atas permintaan PP PBSI. "Ketika itu Pak Alex sebagai ketua harian meminta bantuan dan mengatakan ini sebagai tantangan. Jadi saya ambil," ucap Herry melalui sambungan telepon, Kamis, 14 September lalu. Dia mengatakan belum membuat program untuk para atlet. "Nanti program setiap pemain beda-beda," ujarnya. Menurut dia, sehabis Asian Games, perlu ada evaluasi penampilan para pemain untuk bisa melihat kelemahan yang mesti dibenahi.
Herry bertekad menjawab tantangan PBSI dengan meloloskan dua pasangan ganda campuran ke Olimpiade Paris 2024. Dia mengatakan peluang mendapatkan tiket Olimpiade pun terbuka bagi atlet di luar pelatnas, seperti Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. "Sebaiknya atlet di luar pelatnas itu bergabung saja untuk bisa berlatih tanding bersama. Perlu komunikasi untuk mengurus teknisnya ke pelatnas," Herry mengungkapkan.
Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta mengatakan pergeseran pelatih sektor ganda campuran ini dilakukan untuk mendongkrak prestasi Rehan Naufal Kusharjanto dan kawan-kawan. Bermodal pengalaman segudang yang dimiliki Herry, Alex berharap segala kemampuan, pengalaman, sentuhan, dan prestasinya ketika menangani ganda putra itu bisa ditransfer ke ganda campuran. "Sebagai pelatih kawakan dan bertangan dingin, saya yakin Herry mampu melaksanakan tugas baru ini," tutur Alex melalui pesan tertulis, Rabu, 13 September lalu.
Alex membenarkan kabar bahwa Herry ditunjuk untuk berburu tiket Olimpiade. Sejauh ini belum ada atlet Indonesia yang masuk posisi 10 besar dunia di sektor ganda campuran. Prestasi tertinggi atlet Indonesia hanya peringkat ke-15, yakni pasangan Rehan/Lisa. "Herry diharapkan bisa mendongkrak kinerja dan performa pemain ganda campuran, sekaligus meloloskan pemain tampil ke Olimpiade Paris 2024," ujar Alex.
Pasangan Ganda Campuran Rinov Rivaldy dan Pitha Haningtyas Mentari saat berlaga dalam Hong Kong Terbuka, di Hong Kong, Cina, 12 September 2023/Dok PBSI
Atlet ganda campuran, Rehan Naufal Kusharjanto, mengatakan pemain perlu secepatnya beradaptasi dengan gaya melatih Herry untuk meraih prestasi lebih tinggi. Ia mengatakan pergantian pelatih empat kali dalam dua tahun ini ikut berpengaruh terhadap kondisi atlet di pelatnas. "Pasti ada pengaruh dengan adanya pergantian pelatih. Secara teori, Koh Herry lebih berpengalaman. Semoga aja bisa membantu ganda campuran ke depannya," ucap Rehan melalui pesan suara, Rabu, 13 September lalu.
Ihwal prestasinya yang menurun dalam turnamen besar, seperti Kejuaraan Dunia dan Cina Terbuka, Rehan mengatakan tengah berupaya mengembalikan performanya selepas pemulihan cedera. Ia pun berjanji meraih prestasi di sisa turnamen sepanjang 2023. "Jadi saat latihan masih sempat nahan, sekarang baru hilang rasa sakitnya. Jadi nanti bakal berjuang berprestasi lagi," kata peraih medali emas ganda campuran SEA Games Kamboja itu.
Alex Tirta melihat atlet Indonesia gagal meraih gelar di turnamen bergengsi, seperti Kejuaraan Dunia dan Cina Terbuka, karena faktor mental. Dia menerangkan, mental ini tak hanya berhubungan dengan semangat bertanding, tapi juga berdampak pada segi lain. Mental yang tak kuat akan berpengaruh pada berbagai segi saat pemain bertanding di lapangan. "Bisa berimbas hilangnya teknik yang dimiliki. Keterampilannya tidak muncul. Juga kelincahan dan pergerakan terasa lambat," tuturnya.
Ia mengatakan jajaran pelatih telah berupaya terus meningkatkan rasa percaya diri atlet. Contohnya, Alex mengimbuhkan, pasangan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia yang pernah jatuh kini bisa bangkit juga berkat rasa percaya diri yang naik. "Saya akan terus memberi support kepada para pemain agar bisa tampil percaya diri, biar kembali berprestasi,” ujarnya. Ia yakin dengan perbaikan itu Indonesia bakal menunjukkan tajinya kembali di Asian Games. "Kami berusaha mempertahankan raihan dua medali emas seperti di Asian Games 2018."
Pelatih tunggal putra, Irwansyah, mengatakan penampilan anak asuhannya, terutama Jonatan Christie, sepanjang 2023 melempem. Namun Irwansyah bercerita, perbaikan telah terjadi di Cina Terbuka 2023. "Jonatan dalam Kejuaraan Dunia merasa terbebani karena menjadi ujung tombak lantaran Ginting sedang berduka. Tapi saat China Open sudah membaik. Gugur pun karena kalah oleh Viktor Axelsen yang memang tengah dominan," ucap Irwansyah melalui sambungan telepon, Rabu, 13 September lalu.
Ia mengatakan anak asuhannya itu sudah punya cara mengalahkan Axelsen. Walaupun demikian, dia menambahkan, penerapan strategi itu masih harus disesuaikan dengan kondisi angin dan berat shuttlecock. "Saya sama pemain sudah rutin mempelajari kelemahan Axelsen melalui video. Juga mempelajari gaya atlet lain, seperti Kunlavut Vitidsarn," katanya.
Pelatih ganda putri, Eng Hian, mengatakan pemain masih harus meningkatkan fokus dan daya tahan fisik berdasarkan evaluasi dua turnamen besar terakhir. Hal itu diperlukan agar mereka lebih punya keyakinan diri dalam menghadapi pasangan elite dunia. "Tentu saja kemampuan teknik dan fisik harus lebih ditingkatkan. Tapi yang tak kalah pentingnya adalah faktor jam terbang bertanding dan kemauan untuk maju dari pemain sendiri," tutur Eng Hian melalui jawaban tertulis, Selasa, 12 September lalu.
Untuk ke depannya, Eng Hian ingin mengorbitkan pasangan lain yang bisa mendampingi Apriyani/Fadia ke Olimpiade Paris. "Target PBSI tentunya dapat meloloskan dua pasangan di Olimpiade 2024. Mohon doa dan dukungannya dari masyarakat Indonesia agar ganda putri dapat memberikan yang terbaik sesuai dengan target PBSI," ujarnya.
Adapun Herry Iman Pierngadi optimistis pelatih kepala ganda putra yang menggantikannya, Aryono Miranat, bisa mengambil estafet untuk menjaga konsistensi prestasi Fajar Alfian dan kawan-kawan. “Ganda putra juga ditargetkan PP PBSI meloloskan dua pasangan ke Olimpiade Paris 2024,” katanya. Hingga pekan ke-37 (12 September 2023), pasangan Fajar/Rian masih menduduki peringkat pertama dunia. Adapun Ahsan/Hendra menempati posisi ke-10, Leo/Daniel ke-11, dan Bagas/Fikri ke-12 dunia dalam daftar ranking yang dirilis Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Performa Menurun Pelatih Berganti"