Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pembalap Indonesia, Galang Hendra Pratama, akan turun di kelas Supersport (WSSP) 600 cc di World Superbike yang berlangsung di Sirkuit Mandalika, 19-21 November 2021.
Galang menargetkan finis 10 besar agar bisa memperbaiki posisinya di klasemen akhir pembalap WSSP.
Galang yang pernah menjuarai balap WSSP 300 di Sirkut Jarez, Spanyol, pada 2017, kini berada di posisi ke-21 klasemen sementara pembalap dengan poin 24.
GALANG Hendra Pratama, 22 tahun, menyiapkan mental untuk menghadapi Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) 2021 di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada 19-21 November mendatang. Berstatus pembalap tuan rumah, Galang, yang tergabung dalam tim Ten Kate Racing Yamaha, membawa misi memperbaiki posisi di klasemen pembalap. “Lebih ke psikologi dan persiapan mental. Mengembalikan feeling saya karena sebelumnya di Eropa,” kata Galang pada Rabu, 10 November lalu.
Pria kelahiran Yogyakarta, 10 Maret 1999, itu saat ini berada di peringkat ke-21 klasemen sementara kategori sepeda motor Supersport yang berkapasitas mesin 600 cc dengan poin 24. Ia berharap dapat mencapai finis di posisi 10 besar pada balapan seri pamungkas musim 2021 ini. Jika harapan itu tercapai, ia bisa memperbaiki posisinya di klasemen akhir Kejuaraan Dunia Supersport (WSSP) 2021. "Kesempatan ini saya tunggu-tunggu tiga tahun terakhir. Semoga bisa masuk 10 besar di rumah sendiri," ujarnya.
Untuk mencapai target itu, Galang mempersiapkan fisiknya melalui latihan adaptasi dengan karakter Sirkuit Mandalika, yang berada di kawasan pantai. Ia pun belajar menaklukkan lintasan di Mandalika dengan memainkan game simulasi balap. "Semua bakal dimulai dari nol. Biasanya dengan memainkan salah satu game di Sirkuit Mandalika," ucap Galang, yang mengisi kekosongan posisi pembalap Indonesia selama 11 tahun dalam WSBK yang ditinggalkan Doni Tata Pradita pada 2009.
Galang mewarisi rasa cinta kepada sepeda motor dari kedua orang tuanya. Ia mendapat ilmu langsung dari bapaknya, Dicky Hestu Prahendra, dan ibunya, Dessy Prasanti. Keduanya pembalap nasional 1990-an. “Sampai 2010, saya masih sering menonton ayah saya balapan, tapi ibu saya berhenti ketika saya berusia 3 tahun," ujar Galang menceritakan pengalamannya mengenal olahraga balap sepeda motor.
Galang tak langsung turun di kompetisi superbike. Ia berkompetisi di arena motocross dulu sebelum beralih ke kancah balap sepeda motor underbone yang populer di Asia Tenggara. Setelah itu, ia bergabung dengan Yamaha Racing Indonesia dalam ASEAN Cup Race 2013. Ia keluar sebagai runner-up dalam kejuaraan tersebut. "Saya berkompetisi di kejuaraan-kejuaraan motocross saat berusia 5-9 tahun, kemudian memulai karier di road race," katanya.
Pada 2016, Galang masih sempat berkompetisi di level lokal. Namun ia lalu bergabung dengan Yamaha Racing Indonesia untuk mengikuti Asia Road Racing Championship (ARRC) pada 2017. "Saya bagian dari Yamaha Racing Indonesia dan turun di kelas 250 cc di Asia Road Racing Championship dengan motor YZF-R25," ujar peraih medali emas di nomor beregu underbone A 125 cc dalam Pekan Olahraga Nasional 2016 mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta itu.
Kiprah Galang sebagai pembalap potensial mulai terlihat pada 2016. Ia mulai bersaing di kawasan Eropa. Galang menjadi satu dari beberapa pembalap Asia yang dipanggil Yamaha Motor Europe untuk menjalani Yamaha Master Camp VR46, yakni pelatihan bersama akademi balap Valentino Rossi di Tavullia, Italia. Performanya di Motor Ranch—trek pribadi milik Rossi—itu membuatnya mendapat wildcard dalam WSSP 300 Sirkuit Portimao, Portugal, pada 2017.
Klasemen Pembalap WSBK
|
Nama |
Negara |
Tim |
Poin |
1 |
Toprak Razgatlıoğlu |
Turki |
Yamaha |
531 |
2 |
Jonathan Rea |
Inggris |
Kawasaki |
501 |
3 |
Scott Redding |
Inggris |
Ducati |
465 |
4 |
Michael Ruben Rinaldi |
Italia |
Ducati |
278 |
5 |
Andrea Locatelli |
Italia |
Yamaha |
270 |
Klasemen Pembalap WSSP
|
Nama |
Negara |
Tim |
Poin |
1 |
Dominique Aegerter |
Swiss |
Yamaha |
381 |
2 |
Steven Odendaal |
Afrika Selatan |
Yamaha |
313 |
3 |
Manuel Gonzalez |
Spanyol |
Yamaha |
275 |
4 |
Jules Cluzel |
Prancis |
Yamaha |
241 |
5 |
Philipp Oetil |
Jerman |
Kawasaki |
241 |
21 |
Galang Hendra Pratama |
Indonesia |
Yamaha |
24 |
Meski Galang gagal mencapai finis, pengalaman itu bagaikan impian yang menjadi kenyataan baginya. "Saat tiba di balapan WSSP 300 di Portugal, berada di sana saja rasanya seperti mimpi,” tuturnya. Menurut Galang, melompat dari kelas 250 cc ke 300 cc tidak terlalu sulit. Perbedaan ada pada regulasi. "Tapi di Supersport saya butuh waktu untuk mempelajarinya dari FP1 dan FP2,” ucapnya. Sayangnya, Galang menambahkan, di Portimao ia mengalami masalah teknis.
Beruntung Galang masih diberi kesempatan di Sirkuit Jerez, Spanyol. Ia masih membela tim MotoXRacing, kembali turun sebagai wildcard rider. Ia pun sukses menggoreskan sejarah dengan menjadi pembalap Indonesia pertama yang menjuarai balapan di kejuaraan level dunia. "Dalam wildcard kedua di Jerez, saya percaya diri karena kala itu saya baru menjuarai kelas AP250 ARRC di Madras, India,” kata Galang.
Berkat penampilan yang gemilang ini, Galang mendapat kepercayaan dari MotoXRacing. Sekali lagi ia mengendarai sepeda motor Yamaha untuk turun semusim penuh di WSSP 300 pada 2018. Setelah dua tahun berjibaku, Galang naik ke kelas WSSP. Ia dinaungi tim Blu Cru WorldSSP by MS Racing. Tim ini adalah hasil ekspansi sekaligus lanjutan program pengembangan pembalap muda Yamaha menuju WSBK.
Menurut Galang, adanya kejuaraan dunia di Indonesia bakal meningkatkan peluang pembalap nasional untuk berkiprah lebih jauh. Ia pun berharap Indonesia bisa mendidik pembalap seperti Malaysia. "Malaysia ada Sepang, pembalap-pembalapnya lebih performed di sana, juga lebih gampang buat membina pembalap untuk dikirim ke Eropa,” ujarnya. “Ke depan Indonesia bakal seperti itu juga.”
Setelah bisa mewujudkan impiannya berlaga di Sirkuit Mandalika, Galang masih menyimpan satu asa, yakni tampil di MotoGP dalam empat tahun ke depan. Ia masih menyesuaikan diri dengan kondisi sepeda motor di kelas 600 cc sehingga bisa lebih kompetitif dan dapat naik ke kelas lebih tinggi. "Setelah 600 cc nanti naik ke 1.000 cc atau langsung MotoGP. Entah (bagaimana), tergantung manajemen Yamaha," ucapnya.
Sirkuit Mandalika juga bakal menjadi ajang adu cepat para pembalap elite yang berlaga di kelas 1000 cc. Penyelenggara WSBK 2021 telah merilis 23 nama pembalap yang akan tampil di seri ini. Ke-23 pembalap tersebut terbagi ke dalam 16 tim yang didukung lima pabrik sepeda motor super, yakni BMW, Ducati, Honda, Kawasaki, dan Yamaha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo