Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Melatih Mental ala Turnamen Virtual

Penembak putri Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba melatih mental untuk bersiap tampil dalam Olimpiade Tokyo. Mematok target skor yang sama dengan yang ia raih dalam Kejuaraan Dunia di India, Maret lalu.

 

29 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Atlet menembak Indonesia Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba (tengah) di Philippine Marine Shooting Range Total, Manila, Filipina, Desember 2019./ANTARA/Sigid Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba menjadi satu-satunya atlet menembak Indonesia yang lolos ke Olimpiade Tokyo 2021.

  • Vidya Rafika digembleng khusus oleh pelatih asal Iran, Ebrahim Inanloushaviklo, dengan metode latihan imagery--latihan mental dengan melatih kemampuan pikiran untuk memunculkan gambaran sebuah teknik dari pengalaman yang telah terjadi.

  • Untuk target di Olimpiade yang akan berlangsung pada 23 Juli-8 Agustus mendatang, Vidya Rafika mematok untuk menyamai pencapaian skor di Kejuaraan Dunia di India, Maret lalu. Skor yang dibuat Vidya Rafika saat itu untuk nomor Air Rifle Women 10 meter adal

SUARA letusan senjata api bersahutan di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, pada Selasa siang, 25 Mei lalu. Enam atlet pemusatan latihan nasional (pelatnas) Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) silih berganti berlatih membidik sasaran berjarak 50 meter. Salah satunya Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba, yang berada di line nomor 05. Ia satu-satunya penembak putri yang mengantongi tiket ke Olimpiade Tokyo 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah menarik pelatuk, atlet 20 tahun ini langsung melihat monitor di hadapannya. Alat yang bernama Electronic Scoring Systems buatan SIUS dari Swiss yang mirip monitor komputer itu berfungsi memantau skor target secara elektronik. Tepat pada pukul 12.30, dara kelahiran Depok, Jawa Barat, 27 Mei 2001, ini mengakhiri latihan. "Tadi latihan nomor 50 meter. Ada tiga posisi, berlutut, berdiri dan tengkurap," kata atlet yang akrab disapa Fika itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peraih medali emas SEA Games 2019 di Filipina ini bakal berlaga di nomor Air Rifle Women 10 meter dan Rifle 3 Positions Women 50 meter dalam turnamen olahraga multievent terbesar dunia. Guna mematangkan persiapan, Fika akan mengikuti Kejuaraan Dunia Menembak yang digelar Federasi Olahraga Menembak Internasional (ISSF) pada 22 Juni-3 Juli 2021 di Osijek, Kroasia. “Aku tidak mematok target medali untuk penampilan di Kroasia. Ingin menambah jam terbang agar lebih siap saat tampil di Olimpiade,” ujarnya.


"Harga senapan itu bermacam-macam, ada yang Rp 45-50 juta, ada yang Rp 60-70 juta, ada juga yang 80 juta.”




Selain menjalani persiapan teknik, Fika menyiapkan peralatan yang bakal digunakan dalam Olimpiade. Salah satunya kostum khusus untuk olahraga menembak. Menurut Fika, harga satu set kostum itu berkisar Rp 20-30 juta. "Kalau punyaku harganya sekitar Rp 26 juta," ucapnya menjelaskan harga kostum putih bercorak kuning itu. Fika mengatakan kostum tersebut berfungsi menjaga tubuh tetap seimbang. Menurut dia, berat keseluruhan kostum sekitar 4,5 kilogram. "Tapi bila sudah terbiasa ya enteng-enteng saja," tuturnya.

Untuk senjata, Fika bakal membawa senapan KK500 buatan Walther Arms Inc, Jerman. Dia mengatakan senjata laras panjang tersebut hadiah dari Pengurus Besar Perbakin baginya. "Hadiah sewaktu meraih medali emas di SEA Games 2019 kemarin," katanya. Senjata itu, Fika menjelaskan, masih berstatus pinjaman dari Perbakin selama tiga tahun. Setelah itu, dia bisa memiliki senapan tersebut sepenuhnya. "Kalau beli sendiri harganya sekitar Rp 250 juta.”

Di nomor 10 meter, Fika bakal mengandalkan senapan Walther LG400 berkaliber 4,5 militer. Dia menyebutkan senapan tersebut miliknya sendiri. "Harga senapan itu bermacam-macam, ada yang Rp 45-50 juta, ada yang Rp 60-70 juta, ada juga yang 80 juta,” ujar Fika, yang mengenal olahraga menembak sejak berusia 9 tahun. Fika mengatakan kala itu ibunya, yang dulu juga atlet menembak nasional, kerap membawanya ke lapangan tembak. Saat itu dia duduk di kelas III sekolah dasar.

Menurut Fika, persiapan paling utama untuk bisa tampil maksimal adalah pelatihan mental. Sebagai atlet, Fika melanjutkan, dia harus punya banyak motivasi dan inspirasi. "Sebaiknya sih banyak baca dari novel dan buku fiksi. Tapi aku lebih banyak baca dari media sosial ketimbang buku," ucapnya. Fika mengatakan konten yang paling sering ia baca adalah yang berbau psikologi. Hal itu bertujuan melatih mentalnya agar tetap berfokus selama pertandingan. "Namanya olahraga, harus melawan mental. Kalau tidak berani dengan lawan tertentu, ya sudah, kalah telak," tuturnya.

Chef de Mission Kontingen Indonesia dalam Olimpiade Tokyo, Rosan P. Roeslani, dalam kunjungannya ke lokasi pelatnas menembak di Senayan mengaku terkesan oleh Fika, yang bisa lolos kualifikasi Olimpiade. “Fika ini atlet muda Indonesia yang luar biasa. Dia lolos kualifikasi Olimpiade pada usia 18 tahun. Semoga ia bisa memberikan penampilan terbaik di Olimpiade Tokyo nanti,” kata Rosan seusai kunjungan, Rabu, 26 Mei lalu.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Perbakin Firtian Judiswandarta mengatakan kini Fika menjalani latihan intensif. Menurut dia, Fika digembleng khusus oleh pelatih asal Iran, Ebrahim Inanloushaviklo, dengan metode latihan imagery. Latihan imagery adalah latihan mental dengan melatih kemampuan pikiran untuk memunculkan gambaran sebuah teknik dari pengalaman yang telah terjadi. "Ini sebagai solusi mendongkrak prestasi Fika karena kurangnya jam terbang akibat pandemi Covid-19," ujar Firtian, Sabtu, 22 Mei lalu.

Firtian menyebutkan program latihan imagery itu membuat Fika serasa berada dalam suasana turnamen meskipun pertandingan diikuti secara online. Sejauh ini, kata dia, program latihan imagery membawa dampak positif terhadap perkembangan prestasi Fika dan peserta pelatnas lain. Hal itu dibuktikan dalam Asian Shooting Championships yang digelar secara virtual, Januari lalu, ketika Fika mampu menembus peringkat empat besar di nomor spesialisnya.

Fika juga meraih medali perunggu dalam kejuaraan dunia menembak ISSF World Cup 2021 di New Delhi, India, pada 15-26 Maret lalu. Dia menempati posisi ketiga di nomor Rifle 3 Positions Team Women 50 meter bersama Audrey Zahra dan Monica Daryanti. Fika menyebutkan medali perunggu itu ia peroleh berkat evaluasi hasil pelatnas selama masa pandemi. "Aku senang banget karena ini adalah offline pertama di masa pandemi yang secara resmi diselenggarakan ISSF," ucapnya.


Nama: Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba 

Lahir: Depok, Jawa Barat, 27 Mei 2001

Tinggi badan: 161 sentimeter

Bobot: 59 kilogram

Menggunakan tangan: kanan

Skor Kejuaraan Dunia 2021: 627,8 (Air Rifle Women 10 meter)

Skor Kualifikasi Olimpiade: 625,4 (Air Rifle Women 10 meter)

Prestasi:

  • International Shooting Sport Federation World Cup 2021, India (1 medali perunggu Rifle 3 Position Team Women 50 meter)
  • SEA Games 2019, Filipina (1 medali emas Air Rifle Women 10 meter, 1 medali emas Air Rifle Team Mixed 10 meter)
  • Asian Shooting Championships 2019, Qatar (peringkat ke-14, lolos ke Olimpiade Tokyo)
  • Asian Games 2018, Indonesia (peringkat ke-24 Rifle 3 Positions Women 50 meter)
  • South East Asia Shooting Association Championship 2017, Malaysia (1 medali perak Rifle 3 Positions Women Junior 50 meter, 1 medali perunggu Rifle Prone Women Junior 50 meter)
  • South East Asia Shooting Association Championship 2016, Vietnam (1 medali perak Air Rifle Women Junior 10 meter, 1 medali perunggu Rifle Prone Women 50 meter, 1 perunggu Air Rifle Women Team 10 meter). 


Sulung dari tiga bersaudara dari pasangan M. Toyip dan I Gusti Putu Ayu Indra Dewi ini menyebutkan metode latihan imagery yang diberikan pelatihnya membantunya meningkatkan performa saat berlomba. "Berpengaruh sekali pada kami di pelatnas, terutama mentalitas. Berpengaruh pada fokus dan konsentrasi," tuturnya. Fika, kata Firtian Judiswandarta, seharusnya tampil dalam tiga turnamen internasional sebelum turun di Olimpiade 2021, tapi semuanya batal karena pandemi. “Begitu juga training camp di Jerman yang sudah direncanakan, harus dibatalkan.”

Dalam Olimpiade yang akan berlangsung pada 23 Juli-8 Agustus mendatang, Fika mematok target menyamai capaian dalam Kejuaraan Dunia di India. Ia pun berharap kondisi mental tetap terjaga ketika berada di Tokyo. "Skor harus sama, mental aku harus sama dengan di latihan, tidak boleh kurang. Untuk detailnya enggak usah disebutkan karena takutnya menjadi beban," ucap Fika, yang lolos setelah skornya melampaui limit kualifikasi Olimpiade saat tampil dalam Asian Shooting Championships 2019 di Doha, Qatar, pada November 2019. Fika mengumpulkan skor 625,4 dari batas minimum skor di Asia, 625.

IRSYAN HASYIM
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus