PARA pembunuh Abu Jihad, orang kedua PLO yang tinggal di Tunis, April tahun lalu, diduga menggunakan dynamic trick atau gantole bermesin. Layang gantung dengan mesin ini bisa dimodifikasl bermacam-macam. Yang sudah dikenal di sini dan dipakai oleh FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) adalah dynamic trick (DT) yang menggunakan 3 roda. Tak begitu jelas DT model apa yang dipakai oleh pembunuh Abu Jihad, namun Ahad pekan lalu di Pantai Ancol, Jakarta, didemonstrasikan DT yang dilengkapi dengan perahu karet, khusus dipakai di laut, atau paling tidak di danau. "Terus terang, saya belum pernah melihatnya sebelum ini," kata Frank Reuneker, wakil ketua FASI Jaya yang ikut menyaksikan kebolehan layang gantung bermotor ini beraksi. Selama ini jenis olahraga kedirgantaraan yang tergabung dalam-FASI barulah layang gantung (kebanyakan tak bermotor), pesawat bermotor, terjun payung, aeromodelling, dan ultralight. Dua lagi yang akan menyusul adalah balon udara dan microlight. Akan halnya DT dengan perahu ini, "Melihat beratnya, bisa dimasukkan dalam kategori microlight. Tapi kalau dilihat kecepatan terbangnya, kemungkinan masuk ultralight," tambah Reuneker, yang juga Ketua Pesawat Bermotor di FASI Pusat. Namun, menurut Kolonel Suparno, Kepala Dinas Penerangan TNI-AU yang juga Humas FASI Pusat, semua jenis DT konstruksinya tidak berbeda dengan layang gantung. "Perbedaannya, hanya karena diberi mesin," katanya. Dan tentu saja alat tambahan disesuaikan dengan di mana DT itu dipergunakan. Lain dengan ultralight, yang mempunyai bentuk dan cara mengemudi yang mirip dengan pesawat. Mengemudikan DT sama dengan layang gantung, hanya perlu belajar beberapa jam saja. Hal yang sama juga dikemukakan Ir. Achmad Kalla, Ketua Gantole di FASI Pusat. "Prinsip pengendali yang digunakan dynamic trick sama dalam berbagai jenis, yaitu dengan control bar," katanya. Dengan menggeser control bar berarti menggeser inti titik berat dari layang gantung. Gantole mesin yang sudah dipunyai FASI ada 7 buah (2 di FASI Ja-Bar dan 5 di FASI Jaya), semuanya memakai roda tiga. Gantole-gantole ini -- termasuk yang didemonstrasikan di Ancol itu -- bila dikehendaki bisa terbang tinggi sampai 3 km dari permukaan laut. Jika sudah sampai pada ketinggian yang diinginkan, mesin bisa dimatikan. Pesawat akan meluncur, seperti layang gantung biasa. Bahan bakar yang digunakan pun bervariasi, bisa premium, super 98, atau avgas. Bagaimana kemungkinan peminat DT model perahu terbang itu di Indonesia? Menurut Reuneker, masalahnya adalah harga. DT yang dirakit perusahaan LomacTrick Italia ini harga jualnya di Indonesia sekitar Rp 30 juta. Belum tentu peminatnya banyak, sehingga berdiri satu klub. Namun, Reuneker berpendapat, "barang baru" ini bisa untuk kegiatan di luar olahraga. Bukan untuk membunuh tapi rekreasi, misalnya dari Jakarta ke Pulau Seribu.YHE
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini